PART 1

1K 72 3
                                    

Pernah mendengar kalimat 'Takdir tidak pernah salah dalam mempertemukan?'. Kali ini saya mempercayai bahwa semesta selalu mempunyai cara tersendiri untuk menjalankan takdir yang telah ditentukan-NYA. - Salma Shalsabil

-Dering telpon-

"Astaga siapa si sepagi ini sudah menelpon".

"Halo"

"....."

"Salma sudah bangun nih mah".

"...."

"Iyaaaaaaaa".

"...."

Tut..tut..

"Semangat sal, Paul bisa marah kalo kamu ga bangun pagi apalagi sampai terlambat dihari pertama sekolah apalagi ini sekolah baru buat kamu. ayo sal bangun". Monolog Salma menyemangati dirinya sendiri

Dengan sangat terpaksa Salma bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah sekitar 15 menit akhirnya Salma keluar dari kamar mandi dan mencari seragam yang harus dikenakannya.

"Bi liat sepatu salma yang hitam?". Ucap Salma ke salah satu asisten rumah tangganya

"Sebentar non bibi cari dulu". Jawabnya

"Non sepertinya sepatu yang kemarin non beli masih ada di bagasi mobil tuan". Lanjut asisten rumah tangga Salma

"Hah? Serius bi trs aku pakai apa sekarang, duh mana sudah jam setengah tujuh pula yauda deh aku pakai yang putih saja". Ucap Salma panik

"Biar bibi ambilkan non, non silahkan sarapan dulu. Tuan sudah berangkat sejak subuh tadi bersama nyonya". Ucap asisten rumah tangga Salma yang bernama Narsih

"Salma tau bi. Tadi mamah sudah menelpon Salma". Ucap Salma sambil memakan roti dengan selai coklat dan meminum susu yang telah disiapkan oleh bi Narsih. Bi Narsih adalah satu satunya asisten rumah tangga tertua di rumah ini.
Dia bekerja sebelum Salma lahir.

Setelah itu terjadi hening, ini memang sudah sering terjadi mungkin dulu saat Paul masih ada di Jakarta saat sarapan begini dia sudah datang dan ikut sarapan walau hanya berdua tapi rumah Salma terasa ramai. Andai Paul-nya tidak pergi bersama Ayahnya mungkin saat ini Salma masih mempunyai seorang teman walau hanya satu.

"Hmm.. non salma?". Ucap bi Narsih membuyarkan lamunan Salma

"Eh iya bi apa?". Ucap Salma yang terkejut

"Ini sepatunya". Ucap bi Narsih memberikan sepatu ke Salma

"Bibi ke belakang bentar ya non, pa Diman sudah menunggu di depan sejak tadi non. Hati hati ya non kalo mau pergi". Lanjutnya dan berlalu pergi

Setelah memakai sepatunya Salma bergegas pergi berangkat ke Sekolahnya.

"Pa ayuk berangkat". Ucap Salma masuk ke dalam mobil

"Iya non". Ucap pa Diman dan berlalu

Seperti biasa Jakarta selalu Identik dengan Kemacetan.

"Masih macet ya pa, padahal masih pagi banget". Tanya Salma yang sudah gelisah karena takut telat apalagi ini hari pertamanya mengenal lingkungan sekolah barunya.

SHALSABILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang