15. PERNYATAAN

493 34 4
                                        

"Neng Nabilaaa". Suara berat tapi cukup memekikan telinga itu membuat Nabila yang sedang menatap layar ponselnya menjadi berbalik arah.

"Apa?!". Ketus Nabila

Aji menghampiri tempat duduk Nabila memperhatikan dalam diam apa yang sedang di lakukan oleh Nabila. "Billl!". Teriak Aji

Nabila yang merasa namanya di panggil kembali menatap Aji. "Apasih Ji, gajelas lo!".

Nabila berdiri hendak meninggalkan Aji yang hanya senyum-senyum tidak jelas. Keadaan di kelas saat ini cukup sepi, karena yang lain sedang berada di lapangan mengikuti pelajaran olahraga sedangkan Nabila dan Aji terlambat datang dan tidak diperkenankan untuk mengikuti pelajaran.

"Ini lama-lama bisa suka beneran gue ke si Nabila". Gumam Aji mengusap kasar wajahnya.

Aji berdiri mencari keberadaan Nabila, dilihatnya gadis itu sedang berada di teras depan kelas. Aji berjalan lalu duduk di samping Nabila, memperhatikan setiap inci wajah dari wanita itu.

"Pernahkah kau bertanya seperti apa bentuk air tanpa wadah". Aji bernyanyi sembari menatap Nabila.

Nabila menatap balik Aji lalu tersenyum jahil. "Gini nih kalau otaknya gak ada, mana bisa air tanpa wadah anjir!". Ujar Nabila

Aji tidak menghiraukan perkataan Nabila, ia mulai kembali bernyanyi. "Pernahkah kau mengira seperti apa bentuk cinta".

"Rambut warna warni bagai gulali". Lanjutnya

Nabila memutar bola matanya malas. "Suara lo Fals! Ga enak di denger". Sarkas Nabila lalu berdiri.

"Imut lucu walau tak terlalu tinggi" ujar Aji sekali lagi membuat Nabila malas.

"Pipi chubby dan kulit putih". Kali ini di iringi dengan sedikit mencubit pipi Nabila dan menyenggol lengan Nabila.

Nabila benar-benar muak kali ini, ia memasukkan ponselnya ke saku bajunya lalu pergi masuk ke dalam kelasnya. Diikuti kembali oleh Aji dibelakangnya.

"Senyum manis, gigi kelinci. Membuat ku tersadar bentuk cinta itu..". Suara Aji tertahan.

Nabila berbalik menatap Aji. "Kalau diterusin gue bunuh lo!". Ujar Nabila lalu duduk di kursinya hendak memakai ipod nya namun tangannya keburu ditahan oleh Aji.

"Yaaa Neng bilaa". Sambung Aji diiringi cengiran tengilnya.

Nabila tertawa kencang membuat Aji bingung dan mengerutkan keningnya. "Kenapa dah?". Tanya Aji

Nabila menggeleng. "Lo tadi pagi sarapan apaan dah? Gak jelas lo!". Ujar Nabila

"Bukannya romantis?". Tanya Aji lagi

Sekali lagi Nabila menggeleng. "Gak ada romantis-romantisnya, Aji Nugraha yang terhormat muka-muka kaya lo mana cocok buat nyanyi kaya gituan. Kalau yang nyanyi modelan Kak Erpan sih enak di denger, dia kalem, ganteng pokoknya perfect deh. Kalau kaya lo gini? Astaga Ji nyadar lo tuh terlalu pecicilan buat nyanyi lagu itu!". Ujar Nabila cukup panjang dan membuat sesak di dada Aji.

"Oh gitu yah!". Ujar Aji dengan tatapan sendu.

🌼🌼🌼


Dilain tempat, Salma tengah duduk di bawah pohon rindang di pinggir lapangan. Tempat ia dan Rony berkenalan.

"Ih, kok gue malah inget kesitu sih!". Ujar Salma mengibaskan tangannya di depan wajahnya berusaha menghilangkan ingatan itu.

"Kenapa Sal?". Tanya Kamal yang entah sejak kapan sudah berada di samping Salma.

Salma yang kaget akan kedatangan Kamal. "Sejak kapan disitu?". Tanya Salma.

SHALSABILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang