14. BROTHER

536 42 4
                                    

Gadis manis dengan senyuman yang tak hentinya menghiasi wajah cantiknya, terduduk di sebelah tenda dengan kepala yang menengadah ke atas langit. Melihat keindahan ciptaan Tuhan, pikirannya kali ini benar-benar terarah pada kejadian beberapa waktu tadi.

Hatinya terus saja berdenyut menandakan kebahagiaan sedang berada di pihaknya, tapi dengan sekejap senyum itu berganti dengan tatapan sendu. Ia mengingat ketika lelaki itu dengan mudahnya meninggalkan dia, seolah tidak terjadi apa-apa.

"Salmaaa, ayo move-on lo gabisa terus-terusan stuck di dia". Gumam Salma pada dirinya

Kini Salma menatap sepatunya. "Lo gaboleh berharap lagi sama cowok kaya dia, bahkan lo denger dengan jelas kalo dia cuma kasihan ke lo". Ujarnya sekali lagi

Srekk

Suara daun kering yang terinjak, membuat Salma mengalihkan pandangannya. Dilihatnya lelaki jangkung yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Hufftt- gue kira itu harimau yang bakalan terkam gue kak". Ujar Salma dan mengelus dadanya

Erpan tertawa renyah. "Gue bahkan lebih dari macan sal".

Erpan ikut duduk di samping Salma, memerhatikan kegiatan yang anak itu lakukan. "Rony tadi perdana bilang terimakasih ke gue". Ujarnya tiba-tiba

Salma menatap Erpan kikuk. "Hah? Ya terus kenapa harus bilang ke gue kak".

"Soalnya dia nitip terimakasih juga ke lo". Ucap Erpan yang berhasil membuat Salma bungkam

Wajah Salma memanas, pikirannya berkecamuk sekarang. Dia pikir lelaki itu tidak akan mengucapkan terimakasih atau bahkan lelaki itu menyesal telah berduet dengan Salma, tapi nyatanya Rony mengucapkan terimakasih walaupun lewat Erpan.

"Kok diem Sal? Ga mau bilang sama-sama ke Rony. Nanti biar gue sampein". Ujar Erpan menggoda Salma

"Iya, sampein terimakasih juga kak".

"Sampein juga, kalo tadi suara dia Fals. Ga cocok sama gue!". Lanjutnya

Salma bangun, menepuk-nepuk bokongnya yang kotor oleh rumput. Berniat meninggalkan Erpan yang masih tersenyum melihat tingkah laku Salma, tapi tangannya sudah lebih dulu di cekal oleh Erpan.

"Apa lagi?". Tanya Salma dengan wajah di buat so garang.

Erpan berdiri menyeimbangkan dirinya dengan Salma, mengelus lembut pucuk rambut Salma. Menatap salma lekat, lalu menyisipkan rambut salma yang tertiup angin malam ke belakang telinganya.

"Gue tuh suka sebenarnya sama lo sal". Satu kalimat yang membuat Salma mematung.

Erpan masih menatap Salma, kali ini di iringi dengan senyum yang siapa saja melihatnya pasti akan meleleh. "Tapi gue gabisa apa-apa Sal, gue sayang ke Rony. Dia adik gue". Ujarnya

Kini Erpan sudah menautkan tangannya pada tangan mungil Salma. "Gue mau nitip Rony ke lo boleh?, Dia gabisa di atur kalau bukan sama orang yang dia sayang".

Salma masih diam, rasanya tatapan dia sudah dikunci oleh Erpan.

"Lo gaperlu jawab apa-apa Sal, lo cuma perlu dengerin gue". Lanjut Erpan

"Rony itu sayang ke lo, tapi begonya dia gabisa bilang ke lo. Dia coba ngejauhin lo terus deket sama cewek sana sini, ga buat dia lupa sama lo sal". Ucap Erpan lalu melepaskan tautannya pada telapak tangan Salma

Berjalan menjauh dari Salma yang masih diam tak bergeming di tempatnya, tanpa berbalik menghadap ke Salma. Erpan berucap dengan hati yang terasa sesak.

"Kalo lo suka sama dia, silahkan lo perjuangin Sal. Jangan pernah dengerin omongan orang lain, lo berdua yang punya rasa!". Ujar Erpan

SHALSABILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang