20. MENEPI

615 31 6
                                    

Semua hanya tentang waktu, aku ini masa lalu mu dan ia mungkin akan menjadi masa depan mu. - Nyoman Paul

Play song : Menepi
Supaya makin kerasa hehe
Happy reading 🤗

Paul berjalan keluar dari Rooftop, menuruni anak tangga satu persatu dengan langkah kecil, pikirannya sedikit kacau, hatinya sedikit terluka. Ia menyerah sebelum berperang, ia mengaku kalah sebelum pertandingan dimulai.

Pengecut adalah kata yang saat ini sedang berkecamuk dipikirannya, ia kalah dengan segala hal. Ia punya keinginan namun takdir punya kenyataan, semua yang dulu ia anggap mudah kini menamparnya dengan sangat kuat.

Ia tak mungkin bisa bersama dengan Salma Kecuali, Berteman. Di ujung anak tangga terakhir ia mendudukan dirinya disana, menatap sekitar dengan tatapan kosong. Remuk? Iya! Hatinya remuk saat ini.

Bagaimana bisa ini semua terjadi, bahkan dulu Paul sangat optimis untuk mendapatkan salma. Benar, semua hanya tentang waktu. Seberapa lamapun salma dan paul saling bersama namun kenyataan tak berpihak pada keduanya.

Sekarang biarkan paul mengikhlaskan apapun yang akan terjadi kedepannya, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri dan pada Lisa untuk tetap baik-baik saja walaupun ia kalah dalam persaingan ini.

Paul bangkit dari duduknya, mengusap wajahnya dengan kasar. Ia harus terlihat baik-baik saja meski semuanya berbanding terbalik, satu langkah paul berjalan menuruni anak tangga terakhir sudah ada seseorang yang menghadang jalannya.

"Mau apa lo?". Tanya paul

"Lo nyerah gitu aja?, Kalau lo mau gue bisa bantu".

paul memalingkan wajahnya kesebelah kanan. "Gue gak butuh bantuan seorang ular kaya lo!". tolaknya

"Maksud lo apa?!". Sentak seseorang tersebut dengan nada tinggi.

Paul membungkuk menyamakan tingginya dengan seseorang tersebut. "Aurora, seorang kakak kelas yang tergila-gila sama Rony. Perempuan licik yang cuma ngandelin tampang cantik, sadar Ra". Paul mengibaskan tangannya didepan wajah Ara

"Sadar!! Lo sama rony beda, sangat beda. rony cuma suka ke salma, belajar melepaskan sesuatu yang memang bukan milik lo Ra!". Sambung paul dan meninggalkan Ara.

Ara termenung ditempatnya, membeku dan lidahnya kelu. Seperti tidak ada yang harus disalahkan dari omongan paul barusan, tapi apa salah bila Ara ingin berjuang untuk rony?. Bahkan rony belum milik siapa-siapa.

"Hati gue maksa buat berenti ngejar lo ron tapi, otak gue bilang gue harus perjuangin lo. Arrghh gue pusing!!". Teriak Ara dan memukul keras kepalanya.

🌼🌼🌼

Salma celingukan mencari keberadaan seseorang yang sedari tadi belum ia lihat, ini sudah hampir 1 jam tapi seseorang itu belum juga kembali. Kursi keduanya terlihat kosong, oh ayolah ini hari pertama mereka berada di kelas ini.

Salma menepuk pundak Aji pelan, sangat pelan. "Ji! paul sama rony mana?". Tanyanya

"Engga tau gue sal dari jam istirahat belum juga balik tuh anak berdua". Jawab Aji dengan suara kecil.

Ini sudah memasuk jam pelajaran terakhir, Pa Yanto selaku guru matematika sudah memberi tugas sedari tadi. Tapi belum ada tanda tanda keduanya akan kembali ke kelas, Shalsa memutar otaknya agar bisa ijin keluar.

"Pak!". Seru Salma

Pak Yanto yang sedang menulis sesuatu dikertasnya mendongakkan kepalanya mencari sumber suara, didapatinya salma yang sedang mengacungkan tangannya sembari tersenyum manis.

SHALSABILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang