Seperti simfoni hitam,menggambarkan bagaimana aku dan kamu. Aku yang sibuk mengejarmu sedangkan kamu sibuk menjauhiku. – Nyoman PaulDi depan sebuah kaca besar tengah berdiri laki-laki tampan dan gagah dengan balutan seragam sekolahnya. Sedari tadi lengkungan senyum manis selalu menghiasi wajah tampannya, ia tengah sibuk merapihkan dasi,rambut dan seragamnya. Ia berusaha menampilkan penampilan berbeda untuk kali ini,ini adalah kali pertama ia memulai di sekolah barunya.
Sekolah yang diharapkannya akan menjadi sekolah yang mengantarkan ia pada hal-hal baik yang belum ia temukan disekolah lamanya."Paul?". Seru bunda memanggil Paul dari balik pintu.
Tebakkan kalian benar, lelaki yang sedari tadi menatap pantulannya di cermin adalah seorang Nyoman Paul. Hari ini adalah hari pertama Paul bersekolah di SMA 2 GARUDA, seperti yang kita ketahui bersama bahwa Paul memang memilih berpindah sekolah.
"Kak? Mamah boleh masuk?". Ujar Lisa mendorong pintu kamar Paul yang kebetulan sudah terbuka sedikit.
Paul menengok ke belakang, didapatinya Lisa yang sedang tersenyum manis ke arahnya. "Gimana bun? Ganteng kan?". Tanya Paul yang di balas anggukan dan sedikit senyum simpul sang bunda.
"Bunda gak mau ya Kak, denger laporan kamu ada berantem sama adek, dia saudara kamu ya inget!". Tutur Lisa menatap sang putra dalam.
Paul menghampiri Lisa yang masih berdiri di ambang pintu, menggenggam jari jemari Lisa. "Iya bun, Paul engga akan ada ribut-ribut sama Rony tapi, kalo Rony ngajak ribut ya baku hantam lah kami haha". Ujar Paul dengan tawaannya.
Lisa mengelus rambut anaknya sayang, Lisa khawatir ya itu sudah pasti. Ia menyayangi Rony sama dengan ia menyayangi Paul. Rony dan Paul adalah pemberian Tuhan terbaik untuknya, walaupun Rony bukan terlahir dari rahimnya tapi Rony adalah anak laki-laki yang sangat manis dimatanya. Lisa berpikir mengapa Paul dan Rony harus menyukai satu perempuan yang sama sedangkan di dunia ini masih banyak wanita.
"Bun?". Panggil Paul yang menyadari jika Lisa sedang melamun.
Lisa menepis bayangannya dan rasa kekhawatirannya tentang kedua putranya. "Iya Kak?".
"Paul janji ke bunda, apapun yang akan terjadi nanti Paul gak akan benci Rony. Sekalipun Rony dan Salma jadi sepasang kekasih ,Paul akan selalu bahagia dan akan selalu dukung mereka. Sekarang Paul sama Rony Cuma ingin tau aja sebenernya hati Salma buat siapa, itu aja bun sumpah". Tutur Paul menjelaskan sekaligus menenangkan Lisa.Lisa mengecup lama kening Paul. "Bunda percaya sama kalian berdua, sekarang kalo sudah selesai bisa langsung turun ke bawah ya kak, adek sudah nunggu kamu dari tadi. Bunda keluar dulu ya".
Sepeninggalan Lisa, Paul kembali menatap pantulannya di cermin.
"walaupun gue tau jawaban dari semua ini, tapi setidaknya gue mau berjuang dulu untuk sekarang sal". Ujarnya tersenyum getir🌼🌼🌼
Di meja makan terdapat Rony dan Zaki sang papah yang belum sama sekali menyentuh sarapannya, keduanya masih sama-sama terlibat keheningan. Baik Rony maupun zaki sama sekali tidak ada yang memulai obrolan apapun, keduanya masih sama-sama bungkam seolah tidak ada hal yang penting yang harus dibicarakan.
Dari arah tangga di dapatinya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dengan pakaian khas ibu-ibu rumah tangga, berjalan bersama seorang laki-laki gagah dan tampan.
"Loh kok belum ada yang sarapan?". Tanya Lisa saat sudah berada di dekat meja makan.Paul sudah lebih dulu duduk, sedangkan Lisa kini telah menyendokkan satu persatu nasi goreng ke piring dari kedua anaknya dan untuk suaminya.
"Paul hari ini satu sekolah sama Rony?". Tanya Zaki berbasa-basi.Paul mendongak menatap papah tirinya itu. "Iya pah".
Zaki menatap Rony sekilas yang masih asik mengunyah makanannya. Lalu menatap Paul kembali . "Paul dapet jurusan apa?".
KAMU SEDANG MEMBACA
SHALSABIL
Novela JuvenilPernah mendengar kalimat 'Takdir tidak pernah salah dalam mempertemukan?'. Kali ini saya mempercayai bahwa semesta selalu mempunyai cara tersendiri untuk menjalankan takdir yang telah ditentukan-NYA. - Salma Shalsabil Kalian pernah merasa di permain...