CHAPTER 15

23 8 1
                                    

Drrttt....Drrttt...Drrrttt...

Ayla yang mendengar getaran itu langsung menghampirinya,ternyata ada panggilan masuk dari handphone Ario.

"Ario,ada telpon untuk mu."

Ayla sedikit berteriak karena Ario sedang pergi ke kamar mandi,dan dia sedang di ruang tengah .

"Siapa?"

Ayla membaca nama kontak yang sedari tadi terus saja menelponnya.

"Tn.Adijaya"

"Apa?Siapa?"

"Tuan Adijayaaaa!"

"Ah ya,kau biarkan saja sebentar lagi aku akan keluar untuk menelponnya."

"Terserah kau saja."

Setelah itu Ayla membiarkan Hp Ario terus bergetar,Ayla sempat ingin bertanya kepada Ario tapi nanti saja lah jika waktunya sudah tepat.

Kenapa handphone Ario bentuknya seperti bukan handphone pada biasanya,tulisannya juga aneh seperti...

Lamunan Ayla terbuyarkan oleh Ario yang baru saja keluar dari kamarnya.

Sebenarnya Apartement ini cukup luas untuk mereka berdua bagaimana tidak ada dua kamar plus dengan kamar mandinya,dapur,ruang tengah dan ruangan kerja Ario yang tidak boleh di masuki oleh siapapun kecuali Ario.

"Oh ya Ella,aku akan keluar sebentar apa kau tak akan kesepian?"

"Tidak,Karena Bastian akan kesini seperti katanya."

"Baiklah,kau ingin menitip sesuatu?"

"Aku titip,Kau harus pulang dengan selamat dan cepat."

Ario tersenyum penuh makna sambil mengusap kepala Ayla pelan tapi hangat."Itu sudah pasti,karena aku tak akan membiarkan mu berjuang melawan hidup mu sendiri Ella."

"Hmm,Aku tak ingin kehilangan mu Ario."

"Aku juga.Kalau begitu aku keluar sebentar."

Ario pun pergi ke tempat tujuannya ntah kemana,sepertinya Ayla ketinggalan jauh tentang info Ario yang sekarang.Tak apa,Ayla akan meminta Ario untuk menjelaskan.

Karena Ayla bosan,Ayla memilih menyalakan tv nya untuk menemani rasa bosannya.Tidak ada yang menarik pikir Ayla,semua Channel nya sedang menayangkan berita tentang COVID-19.Ah rasanya membosankan sekali.Tak sengaja Ayla memijit tombol remote nya dimana channel tersebut sedang menayangkan Film kartun fantasi.

Menarik.Itu yang lolos dikatakan dari bibir Ayla saat menonton film yang sedang ada di hadapannya.

Tok...Tok...Tok...

"Siapa yang bertamu malam-malam begini?sungguh tidak sopan."gumam Ayla malas.

"Siapa ya-?"Tanya Ayla saat membuka pintu.

"Bastian?"

"Hai Ay..."Lanjutnya dengan mengulum senyum.

"Silahkan masuk,kau duduk dulu aku akan membuatkan minum.Ingin minum apa?"

"Hmm,gw mau coklat panas ada?"

"Baiklah."

Tak lama dari itu Ayla membawa nampan yang berisi 2 gelas coklat panas juga biskuit ringan untuk sekedar camilan saja.

"Oh ya A-ario kemana?"Tanya nya sedikit gugup,jujur saja Bastian masih canggung jika bertemu dengan pria itu.

"Sedang ada urusan."

"Apa tujuanmu datang kemari?"lanjut Ayla.

"Hanya ingin menepati janji,dan sedikit bercerita."

"Ceritakan.."

"Gw bingung mau mulai darimana."

"Yang menurutmu penting,mungkin."

Bastian pun mulai menceritakan kejadian tadi pagi paska bertemu dengan Tari sang mantan sahabat,yang menghilang entah kemana dan sekarang datang lagi.

Waktu dulu saat setelah kejadian Ayla yang di tabrak,Bastian tidak mempunya teman lagi bahkan dia sangat kesepian.Sampai pada akhirnya Bastian ditemukan dengan gadis manis nan baik hati yang bernama Tari.

Mereka mulai bersahabat dekat,sampai kelas 3 SMP.Karena Bastian dan Tari telah saling mengenal lama,Bastian merasa ada yang ganjal di dalam jati dirinya saat berdekatan dengan Tari awalnya dia acuh mungkin ini hanya kejanggalan yang biasa menurut pemikirannya.Tapi itu bukan lah hal yang biasa,menurut orang dewasa gejala ini di sebut gejala jatuh cinta ini sangat umum di rasakan bagi para remaja yang masih tahap perkembangan.

Bastian akan sadar dengan perasaannya kepada Tari memutuska untuk menyatakan hal yang sebenarnya pada Tari karena Bastian juga tidak ingin kehilangan Sahabat nya setelah Ayla.

Tapi takdir berkata lain,Setelah Bastian menyatakan Rasa cintannya pada Tari.Tari dengan mentah-mentah menolak perasaan yang muncul dari hati Bastian karena dia ingin pokus pada pembelajaran yang akan dihadapkan dengan UN bulan depan.Bastian pun tidak berhak egois karena rasa cinta itu datang dengan sendirinya,jikalau nanti Tari sudah menerima perasaan Bastian.Dia akan sangat lapang dada menerima keputusan Tari,sebab sampai saat ini Bastian masih memiliki rasa itu walau kemungkinan perasaannya tidak sebesar dulu tapi Bastian akan berusaha.

"Jadi kamu masih mencintainya?"Tanya Ayla.

"Begitulah,tapi..."

"Apa?"

"Gw takut kalo nanti gw gak bisa jagain lo."lanjutnya samb menunduk.

Ayla memegang bahu Bastian."Kita sahabat.Sahabat harus saling mendukung bukan?Aku tak apa jika kau tak bisa menjaga ku karena aku masih punya Ario.Aku juga tak akan melarangmu untuk mencintai siapapun,itu hak dan perasaanmu sendiri.Tapi kau tak boleh jatuh terlalu dalam itu akan mengakibatkan mu merasakan sakit yang sebenarnya.Perjuangkanlah.."

"Lo emang terbaik,gw bangga punya sahabat kek lo."Ucapnya sambil mengacak-acak rambut Ayla.

Sementara Ayla hanya tersenyum kecil.Setelah itu Bastian mengambil sebuah kotak kecil di saku celananya.

"Oh ya gw punya hadiah buat lo."Ucap Bastian riang.

"Apa?"

"Jeng...jeng...jeng..."

"Coba lo buka."

Ayla membuka kotak tersebut ternyata isinya sebuah gelang rajut berwarna gelap,Cantik itulah kata yang tersemat di benak Ayla.

"Ini asli buatan gw sendiri waktu kemaren,gw juga pake nih.Lo juga harus pake,sini gw pakein."

Ayla hanya menurut saja dengan apa yang di katakan Bastian.

"Tian.."Gumam Ayla pelan.

"Hah,Tian?Siapa?"

"Sekarang aku akan memanggilmu Tian karena Bastian terlalu panjang,bolehkan?"

"Ga masalah.kalo gitu gw juga ada panggilan khusus buat lo."

"Apa?"

"Hmm...Gajadi deh."

"Kenapa?"tanya Ayla dengan nada rendah.

"Karena bagi gw nama lo udah special,jadi gw gaperlu nyari-nyari nama yang ribet buat nama lo."serunya dengan nada jelas dan diakhiri dengan senyuman yang tulus.

"Kalo gitu gw pulang dulu,udah malem juga soalnya.Nanti besok gw jemput lo jam enam."

"Baiklah,kalo gitu hati-hati."

"Bye.."

Bastian pun berdiri dan pergi menuju pintu dan menghilang dari balik pintu dengan seiring nya waktu.

Ayla tiba-tiba memandang gelag rajut pemberian Bastian lalu bergumam."Perjuangan yang cukup menarik.."

"Sudah jam sepuluh malam,Tapi Ario belum pulang juga.Kemana pria tua itu."

Ayla Menggigit-gigit kecil jari kukunya dengan gemas.Sebaiknya dia harus pergi tidur,karena besok harus bersekolah...

INNER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang