Prolog

132 20 13
                                    

"If I have anything right in my life, it was when I gave my heart to you." Setelah aku mengucapkan kalimat itu, terdengar beberapa siulan dari arah belakang.

Ada tiga macam manusia di sana. Pertama, manusia yang akan mengatakan aku keren dengan apa yang aku ucapkan tadi. Kedua, manusia yang akan memberikan tatapan "enek" dan menyumpah serapahiku dengan kata-kata "alay". Ketiga, manusia yang akan bodoamat dengan segala tentangku. Lucunya, aku sendiri menyesali yang ku lakukan, sedangkan pria di depanku ini malah menatapku dengan datar dan dingin.

"Ngga ada hal yang lebih unfaedah lagi daripada ini, Bey? Besok-besok apalagi? Kamu mau nyeburin diri di kolam renang pria biar semua orang melihatmu dan mengatakan kamu hebat?."

Dengan manik mata tajam itu, aku dapat melihat kemarahannya. Pria ini selalu memarahiku dengan tingkah romantis yang ku berikan padanya. Huh, padahal kan aku ingin dia melihat perjuanganku, lalu mengatakan terimakasih, bahkan aku sama sekali tidak mengharap penilaian orang lain, biarlah itu urusan mereka.

"Kak, "Terima kasih" nya, mana?". Aku tak memperdulikan omelannya, aku memasang senyum semanis yang aku bisa, walau hatiku cenat cenut. Oh ayolah, aku sedang tidak ingin bertengkar.

"Belinda, hentikan omong kosong ini. Kamu mau aku berterimakasih, tapi kamu juga membuatku malu di saat yang bersama. Aku rasa kita cukupkan hubungan kita sampai disini saja. Dan untuk menghormatimu, aku katakan "Terima kasih, Belinda" untuk semuanya"

Untuk pertama kalinya aku mendengar ia menyebut nama resmi ku. Belinda. Aku pernah membayangkan saat ia menyebut Belinda adalah saat hari pernikahan kami suatu saat nanti. Akan tetapi, berbeda cerita ternyata. Jalan yang diterka manusia tidak selalu sama dengan jalan yang telah dipersiapkan oleh Tuhan.

Tidak perlu ku narasikan, kalian pasti tau bagaimana perasaanku. Biar aku rincikan; pertama, hari ini peringatan anniversary hubunganku dengan Bintang untuk yang pertama kalinya dan bahkan mungkin yang terakhir. Kedua, aku memberikannya kejutan bahkan aku membacakan puisi kebanggaanku padanya. Ketiga, aku diputuskan secara sepihak karena dia merasa malu dengan tingkahku.

Adakah hal yang bisa aku perbuat dengan hari terburuk yang pernah ada dalam hidupku?

------------------Sesal Dan Rindu----------------

Hai guys, aku mau bikin cerita baru nih. Klise aja sih ceritanya, tapi kok kayaknya sayang kalau ngga aku tulis. So, buat yang suka ataupun penasaran, silahkan simpan di library kalian, dan jangan lupa support dengan cara klik vote nya. Terus kalau ada kritik mengenai penulisan, dan kesalahan kecil lainnya boleh dikomen ya, aku bakalan senang. Terimakasih ❤ peluk sayang dariku.

SESAL DAN RINDU (On Going)Where stories live. Discover now