Seindah Hujan

39 10 20
                                    

Setelahnya.

Aku masih tidak mempercayai jika hatiku telah terisi di usiaku yang masih terbilang cukup muda dimana sebelumnya aku selalu mengeluhkan beratnya belajar dan menghadapi ujian, namun aku juga dengan gampangnya menduakan prioritasku. Apakah ini langkah yang salah? Tapi, bukankah ini hak setiap manusia? Keputusanku ini murni dari hati, dan itu manusiawi bukan? Apapun itu, perubahan seolah terjadi secara tiba-tiba. Dua bulan yang lalu, seseorang menunjukkan sisi baiknya padaku, lalu sekarang seseorang itu menunjukkan isi hatinya padaku. Takdir memang tidak mudah ditebak.

"Kenapa lo mesem-mesem mulu sih, Bey?" tanya Cindy bingung, tangannya masih sibuk berkutat dengan pulpen dan snack.

"Teman-teman, Bey boleh pacaran ngga sih?" tanyaku se-pelan mungkin.

Tetap saja, pertanyaanku tadi sukses membuat mereka semua dalam mode pause alias membeku tiba-tiba. Titan menatapku dengan bibir terbuka penuh, Cindy menghentikan tangannya yang hendak menyuapkan cemilan, dan Miran menjatuhkan buku yang ia pegang.

"Bey, kamu punya pacar ya?" Tanya Titan penuh selidik. Jari telunjuknya ia acungkan ke arahku.

Aku mengangguk pelan, sungguh tidak bisa untuk berbohong kepada mereka lebih lama lagi. Lama mereka tidak merespons, hingga akhirnya terdengar Miran yang terlebih dahulu memecah keheningan.

"Bey, selamat. Biar ku tebak, sama Kakak yang itu, kan?" diluar dugaan, Miran justru memelukku dan tentu saja tebakannya benar. Selama ini yang pernah bertatap muka langsung dengan Kak Bintang ya hanya Miran, sedangkan Cindy dan Titan hanya pernah mendengar ceritaku sekilas.

"Si adik kelasnya bang Mars, Bey?" tanya Titan lagi yang sepertinya masih kurang puas dengan kurangnya informasi.

Aku kembali mengangguk membenarkan.

"Kalo gitu, traktiran lah Bey. Itung-itung selametan gitu lah buat kite-kite. Gue doain jodoh dunia akhirat"

Aamiin.

Setuju dengan ide Cindy, aku ingin mentraktir mereka semua. Akhirnya setelah bercerita seperti ini aku lega. Aku kira mereka akan berpikir yang tidak-tidak padaku, menyebutku munafik atau lain sebagainya yang tidak mengenakkan hati, tetapi mereka justru mendukungku bahkan mendoakanku.

Katakan dengan benar bahwa sahabat tidak pernah memiliki setitik penyakit hati padamu, jika ada sebagian yang tertera, maka dia bukan sahabat.

---------------Sesal Dan Rindu-------------------

Minggu, 20 April 2014.

Apakah begini rasanya ketika remaja ingin melakukan first date? Sejak subuh tadi, aku telah mempersiapkan banyak hal. Mulai dari memilih pakaian yang akan menjadi outfit dating pertama kami, serta mencari di internet mengenai tatanan rambut yang pas. Terdengar berlebihan memang, akan tetapi ini salah satu cara untuk meredakan rasa nervous-ku. Benar, aku sangat nervous sekarang, padahal janji kami untuk dating hari ini adalah jam 09:00 WIB, tetapi setelah subuh saja, aku sudah menyibukkan diri.

Tepat pada jam 8:00 WIB, aku sudah merampungkan semuanya. Hasil akhirnya adalah, aku memilih memakai atasan berupa sweater bulu-bulu berwarna putih dipadukan dengan skirt dibawah lutut bermotif bunga-bunga serta flatshoes menjadi pilihan selanjutnya karena sepertinya tempat dating yang dipilih Kak Bintang pastilah berhubungan dengan alam, aku cukup yakin dengan anggapan ini. Tas selempang berukuran sedang berwarna cokelat muda serta anting-anting lucu yang menghiasi telinga akan menyempurnakan hari ini. Kalau kata Spongebob Squarepants, sih "aku siap, aku siap"

 Kalau kata Spongebob Squarepants, sih "aku siap, aku siap"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SESAL DAN RINDU (On Going)Where stories live. Discover now