Akhir Februari 2014.
Sebagai siswa dan siswi tingkat akhir di Sekolah Menengah Pertama, kami semua harus mengalami hal yang berat. Dimulai dari ujian tulis atau Ujian Akhir Sekolah, dilanjutkan dengan ujian praktik dan terakhir ujian tertinggi ialah Ujian Nasional. Hampir setiap hari aku selalu belajar dan belajar, entah itu secara individual ataupun berkelompok bersama teman-temanku yang lain, percayalah itu cukup efektif bagiku.
Sebenarnya kedua orang tuaku, Mama dan Papa, tidak pernah menekan, menyuruh dan memerintahkan padaku perihal belajar. Namun, ada perkataan beliau yang cukup menamparku.
"Belajar atau tidak, itu terserah, Bey. Mau lanjut sekolah atau tidak, itu terserah, Bey. Mau dapet sekolah yang bagus, atau jelek banget itu juga terserah, Bey. Tapi kalau ada yang berantakan dalam hidup Bey, Mama dan Papa pasti akan bantu, kok. Semua keputusan ada pada dirimu sendiri, tapi jangan takut, Mama Papa pasti dukung kok selama itu baik"
Mungkin mereka tahu cara memberikan nasehat pada anak-anaknya. Nasehat padaku belum tentu bisa diterapkan pada Mars, karena kami berdua berbeda. Aku, mungkin bisa di deskripsikan sebagai anak yang sensitif dan mudah tersentuh dengan kata-kata. Berbeda dengan Mars yang sangat anti dengan kata-kata, karena karakternya yang cukup keras. Dia butuh dibimbing lebih dari sekedar kata-kata. Dan, Mama Papa pasti pusing akan hal ini.
Ada kalanya saat aku terlalu keras belajar, Papa dan Mama berusaha menghentikanku dengan mengiming-imingi liburan. Dan, tentu saja aku tergoda.
Kali ini, aku diajak sahabatku, Rahmi untuk memanfaatkan waktu istirahatku belajar untuk menonton pertandingan bola basket tingkat Sekolah Menengah Pertama, kebetulan sekolah tempatku belajar ikut dalam kompetisi ini. Omong-omong tentang sahabatku, Rahmi, Tidak, sebenarnya nama dia adalah Miranda, tapi aku memanggil nya Rahmi karena aku teringat peran lugu seperti Miranda di sebuah sinetron bernama Rahmi. Ketika aku memanggil nama itu, lalu Miran akan cemberut dan aku akan sangat menikmati wajah cemberutnya itu. Bagiku, dia sangat lucu.
Rahmi seumuran denganku, lebih tua dirinya beberapa bulan saja dariku. Aku November, sedang dia April. Tingkah nya, perangai nya, wajah nya, sungguh tidak sejalan dengan umur nya. Bahkan dia tampak jauh lebih muda dariku. Rambutnya hanya sebahu, tidak terlalu panjang dibandingkan dengan milikku, menambah kesan "cute" yang sangat melekat dengan image-nya.
Kami sama-sama sepakat untuk bertemu di depan Warnet "Diamonds" sebelah barat Pertamina, cukup dekat dengan rumahku. Sambil menunggu Rahmi, aku iseng membuka salah satu aplikasi media sosial. Beruntung, ada tempat duduk berupa bangku di depan warnet ini.
Mars_kulin, CindySirius and 456 likes
belindamnrv: Tersenyum bukan karena kau bahagia, tapi kau bahagia karena tersenyum 😊
Taken by: @Mars_kulin
View all 11 comments
CindySirius: Cans abis, bunganya😋
Mars_kulin: Kok jelek? Yang komen atas gue 👆
CindySirius: Gelud yok, Bang 😤
Mars_kulin: Banci amat gue ladenin cewek. Eh lupa, lo cowok ya?
belindamrtvn: @Mars_kulin @CindySirius bubar kalian semua.
YOU ARE READING
SESAL DAN RINDU (On Going)
RomanceCerita ini tercipta atas perbedaan dua benda langit. Meskipun mereka berada di tempat yang sama, nyatanya jarak mereka terhalang. Ialah, Bintang dan Belinda. -------- Untuk yang ingin membaca cerita ini, jangan berharap ceritanya akan sebagus cer...