Pria Berhati Malaikat

82 18 24
                                    

14 Februari 2014.

Hari paling gila yang pernah ada. Saat aku sedang bersantai mendengarkan lagu EXO di kamar, Kakakku--Mars, dengan tiba-tiba menarik dan mengajakku secara paksa ke Florist Shop, tentu saja untuk membeli bunga lalu memberikan kejutan pada kekasihnya, maksudku bahkan aku tidak bisa mengatakannya dengan yakin apakah itu benar kekasihnya atau kakakku hanya mengalami cinta bertepuk sebelah tangan?. Karena tidak sabar menunggu Mars memilih bunga yang benar-benar menguras waktuku, aku putuskan untuk keluar dari shop itu sebentar. Suasana di sini cukup baik, aku menikmatinya. Di sana, di seberang toko bunga ini aku melihat Caffe yang sangat lucu. Warnanya pink, aku suka.

Kakiku tergerak melangkah ke sana. Bahkan hari ini pengunjungnya sangat ramai, mengesankan. Ketika aku masuk ke dalam Caffe ini, Wah, sekali lagi aku takjub. Semua orang seperti sedang berbunga-bunga layaknya kakakku. Para pelayan menyambutku ramah, padahal aku tidak bermaksud memesan di sini, aku hanya melihat-lihat, hehe. Kupikir tidak ada salahnya, aku memutuskan untuk duduk di salah satu kursi kosong yang berada di pojok kanan dekat dengan jendela yang terhubung ke arah luar. Melihat buku menu, aku tersadar, ada banyak menu yang menurutku namanya unik, ada Spagetti Roma(nce), Waffle Eiffle, I scream Love You (Ice cream), Me(MIE)liki mu, dan yang terparah Ayam Married (kari). Huh pelesetannya jauh sekali ya, aku hanya terkikik geli sendirian. Aku memesan Spagetti dan Cappucino Ice. Ah ya, aku mengecek handphoneku yang ternyata lowbatt, aku juga lupa membawa charger. Tidak apa lah, aku hanya akan menghabiskan makanan ini, lalu aku akan kembali menemui Mars.

Makanan ini sungguh lezat dan suasananya sungguh memukau. Kalau tidak karena aku bawa uang pas-pasan, pasti dengan senang hati aku akan memesan makanan yang lebih banyak. Menghabiskan sekitar 30 menit untuk makan, dan 15 menit untuk menikmati suasana sekitar, tidak terasa sama sekali. Waktu seolah berjalan cepat.

Oh, gawat. Aku teringat Mars. Aku sudah pergi meninggalkannya selama itu. Handphoneku juga dengan sialnya mati. Setelah membayarnya ke kasir, aku langsung berlari menuju toko bunga di seberang jalan. Semoga Mars tidak memarahiku. Segera aku membuka pintu toko itu, ku edarkan seluruh pandanganku ke setiap sudut toko.

"Mbak, tadi ada mas-mas yang beli bunga di sini bareng saya, pakai kemeja denim berwana biru muda, kok sekarang ngga ada ya orangnya?"

Penjaga toko ini terdiam cukup lama mengingat orang yang aku maksud, si Mars.

"Oh, masnya sudah keluar kurang lebih 20 menit yang lalu, mbak. Masnya jadi memilih bunga Lily putih"

Mbak, ayolah. Aku sedang tidak perduli si Mars ini beli bunga jenis apa.

"Tidak ada pesan yang dia tinggalkan di sini, mbak? Saya ditinggal sendirian ini, Mbak"

"Loh, malah tadi Mas-nya nanya Mbak sama saya, katanya Mbak hilang secara tiba-tiba, lalu Mas-nya langsung pergi"

Iya sih, ini salahku. Mars, kamu kakak macam apa sih? Tidak mencari adiknya lebih dulu?.

Uangku pas-pasan buat pesan taksi. Akhirnya yang bisa ku lakukan hanya menangis di depan toko, berharap Mars mendengar suara tangisanku.

Bukannya didatangi Mars, aku malah jadi tontonan orang-orang. Aku semakin menangis. Sekarang alasanku menangis bukan lagi karena ditinggal kakakku dan tidak punya cukup uang buat bayar taksi, tapi sekaligus karen aku malu.

Setelah cukup lama aku menangisi hidupku, Tiba-tiba...

"Are you okay?".

Aku mendongak, melihat orang pertama yang bertanya padaku setelah 15 menit aku menangis di sana. Suasananya cukup sepi sekarang, bahkan hanya ada aku dan pria ini. Ya dia seorang laki-laki, berambut hitam, memakai hodie hitam, celana jeans hitam dan sepatu converse hitam. Apakah aku sedang berhadapan dengan psikopat? Pikiranku, kotor sekali. Aku lantas menggelengkan kepala dan kembali menunduk.

SESAL DAN RINDU (On Going)Where stories live. Discover now