17. Putus

1.7K 239 42
                                    

Sebelum baca boleh lah follow dulu, aowkwowkowkwowko.



-




"Tumben banget meja makan sepi kayak gini ?" celetuk Hyunsuk ketika mendapati Meja makan keluarganya tidak ada makanan disana.

Ryujin yang kebetulan semalam tidur dirumah Hyunsuk, mencoba menghampirinya.

"Tadi pagi-pagi banget bibi bilang katanya mau kepasar, soalnya nanti siang ada acara apa gitu gue lupa" jelas Ryujin. "Terus katanya lo disuruh sarapan roti aja soalnya beliau gak sempet masak" sambungnya.

"Oh gitu, yaudah lah gue sarapan disekolah aja males makan roti" sahut Hyunsuk sambil mengkibas-kibaskan rambutnya yang basah.

"Mau gue masakin ?" tanya Ryujin.

Hyunsuk diam, dia speechless aja. Seorang Shin Ryujin mau masakin dia sarapan ? Keajaiban dunia macam apa ini ?

"Kalo lo gak keberatan, gue mau mau aja sih" jawab Hyunsuk.

"Ya walaupun cuma telor ceplok doang si" tambah Ryujin.

"Gue mah penurut, selama makanan itu masih bisa dimakan pasti gue makan" sahutnya sambil jalan lantai atas kamarnya.

Berapa menit Ryujin berkutat dengan kompor akhirnya masakannya jadi juga.

Ryujin segera menaruh sepiring nasi dengan telor ceplok hasil karyanya diatas meja.

Disana sudah ada Hyunsuk yang sedang duduk sambil membaca buku soal-soal SBM. Huh dasar anak ambisius, mau sarapan saja harus belajar dulu.

"Taraaaaa udah siap" celetuk Ryujin.

"Makasih" kata Hyunsuk, mulai memasukan satu suapan kedalam mulutnya.

"Mau gue ambilin minum ?" Hari ini Ryujin bertekad untuk memperlakukan Hyunsuk dengan baik, karena dia sudah berbaik hati untuk memberi tumpangan adanya. Walaupun setelah ini Ryujin gak tau harus pergi kemana.

Cowok jangkung itu menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Gue berasa jadi istri lo" kata Ryujin asal, Hyunsuk kesedak.

Ryujin buru-buru memberinya air minum.

"Sembarangan banget kalo ngomong" protes Hyunsuk.

"Bercanda tuan, udah ya gue berangkat sekolah dulu"

Sebenarnya Hyunsuk ingin mengajak Ryujin berangkat bareng, tapi Hyunsuk gak punya nyali, makanya Hyunsuk langsung mempersilahkan Ryujin pergi.

"KAMU SIAPA ?" Teriak suara perempuan.

Hyunsuk yakin banget, kalo itu suara mamanya. Kemarin mamanya tidak ada dirumah lantaran masih ada tugas dirumah sakit. Makanya Ryujin aman-aman saja menginap dirumahnya.

Bisa-bisa ada pengajian dadakan kalau mamanya tau semalam Ryujin menginap dirumahnya.

"Mami, masih pagi jangan teriak-teriak" celetuk Hyunsuk, Ryujin yang disana hanya menatap mama Yoon ngeri.

"Ini siapa Hyunsuk ? Kenapa masih pagi-pagi begini ada cewek didalam rumah ? Gak punya akhlak banget kamu" tanya mami Yoon pada anak semata wayangnya.

"Dia Ryujin mi"

"Ryujin ? Ryujin yang waktu itu mukul kamu sampai berdarah ?"

Ryujin melotot menatap Hyunsuk, meminta penjelasan pada cowok itu.

"Iya, tapi waktu itu Hyunsuk yang salah mi, makanya Ryujin marah terus mukul Hyunsuk".

"Bener kamu gak bohong ?"

"Beneran mami"

"Terus Ryujin kenapa kamu pagi begini ada disini ?"

"Jadi kemarin saya nginep disini tante karena rumah saya masih direnov, tapi saya gak ngapa-ngapain sama Hyunsuk tante. Bahkan saya tidur sama bibi" jelas Ryujin sebelum mama Yoon salah paham.

"Iya saya percaya, semua penjuru rumah ini kan saya pasang cctv termasuk kamarnya jadi dia gak bisa macam-macam"

Ryujin kaget, tapi Hyunsuk memberikan tatapan 'iya' bahwa yang dikatakan mamanya itu benar. Membuat Ryujin menahan tawa.

"Terus kamu mau berangkat sekolah sendiri gitu ? Kenapa gak sekalian aja sama Hyunsuk ? Kan satu sekolah"

"Gak usah tante, saya naik ojek aja" tolak Ryujin.

"Udah bareng aja, tante gak menerima penolakan"






📌






Tadi pagi rencananya Hyunjin ingin pergi kesekolah Ryujin tapi tiba-tiba ada kelas yang Hyunjin tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Sebagai gantinya Hyunjin akan kesana siang nanti.

Dikantin kampusnya sekarang, Hyunjin sedang menunggu seseorang untu membicarakan suatu hal.

Sosok yang ditunggu Hyunjin beberapa menit lalu akhirnya datang.

"Gue butuh penjelasan masalah kemarin" kata Yeji.

"Kemarin yang lo temuin di apartemen gue itu, namanya Ryujin dia cewek gue. Dan selama ini lo jadi selingkuhan gue" jelas Hyunjin.

Yeji menatap Hyunjin tak percaya, dadanya terasa sesak ingin rasanya menyumpah serapah cowok itu.

"Bajingan lo, kalo gue tau lo udah punya pacar. Gue gak akan sudi jadi pacar lo" ucap Yeji, kemudian menampar Hyunjin dengan sangat keras. Sampai mahasiswa yang lain dibuat kaget oleh suara tamparannya.

"Yaudah kalo lo gak sudi, gue mau kita putus" ujar Hyunjin.

Mata Yeji sudah berkaca kaca, dia merasa bahwa sebentar lagi Yeji akan menangis. Tapi sekuat mungkin Yeji menahannya agar tidak terlihat lemah dihadapan Hyunjin.

"Sebrengsek brengseknya cowok itu lo Hyunjin. Setelah apa yang lo lakuin ke gue, setelah apa yang lo ambil dari gue. Lo dengan entengnya mutusin gue ?" satu tamparan kembali mendarat pada pipi Hyunjin.

Hyunjin memegangi pipinya yang berdenyut "Lo uda nampar gue dua kali Yeji" keluh Hyunjin.

"Satu tamparan karena lo udah jadiin gue selingkuhan. Dan satu tamparan lagi Karena lo udah mutusin gue" jawab Yeji.

"Dan rasa sakit yang lo rasain sekarang gak sebanding sama gue dan cewek lo rasain" sambungnya sambil menyiram minuman kearah muka Hyunjin, kemudian pergi meninggalkan Hyunjin.

"Benar apa kata Yeji gue itu bajingan, terus apa Ryujin masih mau nerima gue ?" tanya Hyunjin pada dirinya sendiri.

Toxic Relationship [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang