1. A Lies

4.6K 410 51
                                    

Kalau kalian mengira didalam hubungan mereka berdua hanya Hyunjin yang berlaku kasar itu salah. Ryujin juga sering menampar, memukul, bahkan menggigit Hyunjin jika emosinya sudah tidak bisa ditahan lagi.

Tapi memang Hyunjin lah yang lebih dominan berbuat kasar didalam hubungannya.

Kemarin malam Ryujin memutuskan untuk menginap di Apartemen pacarnya. Ryujin gak ada niatan pulang kerumahnya untuk beberapa hari kedepan. Karena jika dia balik kerumah orang tuanya pasti hal yang sama seperti kemarin akan terulang kembali.

"Gue berangkat dulu ya kak" pamit Ryujin.

"Bareng gue aja, tunggu bentar gue ganti baju dulu"

"Gak usah kak, gue bisa sendiri" tolak Ryujin.

Hyunjin mendekat kearah Ryujin sambil mencengkram lengannya "Berangkat bareng sama gue, atau rambut lo gue tarik sampai rontok ?!" kata Hyunjin dengan nada penekanan.

Ryujin sudah takut "I-iya, berangkat bareng"

Diperjalanan mereka hanya diam tidak ada yang membuka pembicaraan, Ryujin takut sewaktu waktu cowoknya itu bakal memarahinya habis-habisan. Ryujin lebih memilih dipukul daripada mendapat cacian dari Hyunjin.

Mobil yang dia kendarai berhenti didepan sekolah Ryujin.

"Lo takut ya sama gue ?" tanya Hyunjin khawatir ketika Ryujin hendak turun dari mobil.

Ryujin menengok kearah Hyunjin "Eh gak kok kak, gue gak takut kok. Beneran"

"Tapi kok lo dari tadi diem mulu ? Apa pipi lo masih sakit gara-gara gue tampar ?"

"Apasih, gue juga biasa ngerasain yang lebih sakit dari ini, this is nothing kak"

"Sini deketan, rambut lo berantakan biar gue benerin" perintah Hyunjin.

Hyunjin membenarkan rambut Ryujin dengan telaten.

Cup , satu kecupan di pipi kanan Ryujin dari Hyunjin.

"Gih masuk, belajar yang bener" kata Hyunjin "Nanti pulang gak gue jemput, gue ada kerja kelompok dari kampus" sambungnya.

Dari tadi Ryujin menahan senyum, untungnya Sekarang Hyunjin sudah pergi, jadi Ryujin sudah puas tersenyum.

Walaupun Ryujin senang jika dia dipukuli oleh Hyunjin, tapi gak bisa dipungkiri Ryujin akan lebih senang jika cowoknya itu memperlakukan dia lembut seperti tadi.

"Bonjour Ryujin" sapa Minju teman semejanya itu.

"Kenapa si ? Lo lagi seneng pasti" tebak Ryujin.

"Gak si biasa aja"

"Minju, gue boleh nginep dirumah lo gak ? Dua hari doang, janji"

"Mau dua hari kek, seminggu, atau selamanya gue juga bolehin ryu" sahut Minju. "Lo berantem lagi ya sama ayah lo ?" tanya nya.

Ryujin menganggukan kepalanya.

"Terus luka yang ada di lengan, pelipis dan juga nih disudut bibir lo itu. Ayah lo juga yang ngelakuin ?" cerca Minju.

"Iya, ayah gue yang ngelakuin ini semua" jawab Ryujin.

Bohong banget Ryujin bicara seperti itu, dia gak mungkin membeberkan segala keburukan cowoknya itu. Ryujin sudah terlalu sayang sama Hyunjin. Sehingga hampir seluruh kewarasannya hilang karena Hyunjin.






📌







Siang menuju sore itu Hyunjin bersama dengan dua temannya sedang berada di apartemen untuk mengerjakan tugas kuliah.

"Hmm beda ya anak sultan sama anak singkong kaya kita min" ujar salah satu teman Hyunjin yang bernama Jaemin. "Hyunjin levelnya apartemen kalo kita ngekost aja nyarinya yang sebulan tiga ratus ribu" sambungnya.

Seungmin yang diajak bicara olehnya hanya tersenyum.

"Udah deh Jaem gak usah bacot, masuk ayo" suruh Hyunjin sebagai tuan rumah. 

Jaemin menganga ketika memasuki apartemennya, menurut dia apartemen yang sekarang Hyunjin ditempati lebih pantas untuk orang yang sudah berkeluarga. Untuk Hyunjin yang notabenya masih Maba ini terlalu berlebihan.

Apartemen itu memang luas dengan didominasi tema monocrom membuatnya jauh lebih terlihat mewah dan elegan.

"Tapi sayang temanya hitam putih kayak tai cicak" celetuk Jaemin langsung dicubit lengannya sama Seungmin.

Kalau bisa didefinisikan Seungmin ini adalah jelmaan ibu peri dalam bentuk laki-laki tampan dengan senyuman yang adem. Sedangkan Jaemin adalah jelmaan ibu kost dalam bentuk laki-laki tampan dengan selera bicara yang kelewat batas.

"Itu namanya monocrom bego !" seru Hyunjin dari arah dapur sambil membawa minuman dan beberapa makanan ringan.

Terdengar suara dari tombol apartement membuat Seungmin dan Jaemin kaget, tambah kaget lagi ketika yang masuk adalah perempuan.

Ryujin juga kaget, dia lupa kalau cowoknya itu sedang ada kerja kelompok diapartemen. Ryujin hanya tersenyum kemudian berjalan kearah kamarnya untuk mengambil beberapa pakaian.

"Mau kemana ?" tanya Hyunjin.

"Nginep dirumah Minju"

"Udah sih disini aja, ngapain nginep di Minju segala ?"

"Gak enak kak sama tetangga apartement lo, kalo gue nginep disini mulu"

"Terserah" sahut Hyunjin ketus.

"Nanti deh kapan-kapan gue nginep disini" kata Ryujin sambil mengusap pipi Hyunjin. "Sekarang gue pergi dulu, Minju udah nungguin dibawah" Pamitnya.

Ryujin melewati kedua teman Hyunjin sambil tersenyum "Hai kakak kakak duluan ya"

Seungmin dan Jaemin membalas senyuman Ryujin, pandangan Seungmin tertuju pada beberapa luka lebam yang ada diwajah dan tangan Ryujin. Tapi cowok itu mencoba bersikap biasa saja.

"Bocah edan, lo tinggal bareng sama cewek lo jin ? Lo gak takut apa kalo sewaktu waktu apartemen lo digrebek sama tim prabu ?" cerocos Jaemin.

"Ini apartemen elit tim prabu gak bakal bisa grebek" sahut Hyunjin.

"Kalo boleh tau cewek lo kenapa jin ? Kok lebam-lebam gitu sampai kewajahnya juga ?" tanya Seungmin spontan.

Hyunjin kaget setelah mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu, tapi Hyunjin mencoba untuk terlihat santai.

"Oh itu, dia sering dipukulin sama ayahnya. Makanya gue ngajak dia nginep disini" Jelas Hyunjin.

"Tapi lo juga gak ikutan mukulin dia kan ?"

"Hahahaha kocak lo, kalo gue mukulin cewek gue sendiri, berarti gue udah gila min" jawab Hyunjin.

Saat ini Hyunjin sedang mengatai dirinya sendiri bahwa dia sudah gila, karena bukan hanya ayah Ryujin saja yang memukulinya, namun Hyunjin juga melakukannya.

Sebuah kebohongan yang tidak tau sampai kapan akan Hyunjin dan Ryujin lakukan.

Toxic Relationship [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang