part 21

9.1K 293 56
                                    

Satria dan aldi sudah ada di depan rumah mbiil mereka tau segala nya tentang mbiil dan rendi yang mereka tidak tau bahwa mbiil meminta putus sama rendi.

"Asalamualaikum" ucap satri dan aldi

"Waalaikumsalam,oh nak satri sama nak aldi mari masuk nak!" ucap bunda

"Engga bun makasih kita mau cari nabila ada bun!"

"Nabila tadi keluar katanya mau beli buku apa gitu"

"Oh boleh tau ke toko buku mana yah bun?"

"Bunda kurang tau coba aja hubungi mbiil nya,emng ada apa nyari nyari mbiil?"

"Engga bun ada perlu aja, ya udah kita pamit yah bun assalamuaalikum"

Satria dan aldi langsung menghubungi mbiil dan sudah tau mbiil dimna.

"Sendiri aja hm?" suara serak itu mengagetkan mbiil yang sedari tadi sedang melihat buku novel

"Iihkk! kaget kirain siapa?"

"Kamu sendirian?" ucap iqbal

"Iya emang kenapa?"

"Boleh aku temenin hm?"

"Boleh lah tapi aku laper makan yuk" ucap mbiill

Mereka menuju resto yang ada di mall itu, saat mereka bercanda gurau datang satria dan aldi.

"Oh gini cara lo buat ngejauh dari rendi?"

Sontak mbiil langsung menoleh ke belakang mendengar suara itu.

"Maksud kakak apa?"

"Kamu di sini enak enak berdua sama cowok liat rendi sudah mau MATI!
karena KAMU!" ucap satria yang engga tega liat rendi terkapar di rumah sakit

"Maksud kakak apa?aku engga ada apa apa sama iqbal aku cuma teman"

Satria langsung menarik tangan mbiil aldi pun ikut di belakang nya.

"Kita mau kemna kak?" saat sudah di dalam mobil mbiil bertanya

"Diam dan lihat"

Sesampainya di rumah sakit,aldi dan satria mengajak mbiil ke ruangan rendi,betapa terkejutnya mbiil saat melihat rendi terkapar dengan tangan dan kaki di ikat wajah pucat dan jangan lupakan nasal canula yang ada di hidung rendi dan cairan infus yang menancap di tangan nya.

"Re..rendi" mbiil tidak bisa berkata kata kaget,sedih,bingung semua bercampur.

"Rendi..hiks hiks kamu kenapa?kenapa kamu bisa kayak gini sih ren?"

"Rendi kita temukan di kamar nya dengan luka di tangan dan pingsan karna sudah duahari tidak makan dan minum bahkan sampai sekarang pun dia belum mau makan dan minum!"

"Apa! hiks hiks rendi maafin aku hiks hiks"

Satria dan aldi meninggalkan mbiil di kamar rawat rendi,sengaja biarlah mereka menyelesaikn masalahnya sendiri.

"Eunggg..mbill!" suara serak rendi terdengar

"Rendi kamu sadar maafin aku ren maaf"

"Suttt! kamu engga usah minta maaf aku yang salah maaf"ucap rendi

"Kamu makan yah sama minum mau aku suapin yah"

Rendi menggelengkan kepala"engga mau nanti kalau aku makan sama minum kamu pergi ninggalin aku lagi"

"Engga aku engga akan pergi ren!sekarang makan yah,biar kamu cepet sembuh"

"Buka dulu talinya" rendi memelas pada mbiil

"Engga mau sebelum kamu mau minum sama makan! nurut sama aku ren kalau engga aku pergi mau aku pergi lagi?"

"Jangan aku engga mau kehilangan kamu lagi"

"Minum sekarang pelan pelan yah!" rendi menurut "sekarang aku suapin kamu yah"

"Engga mau bubur encer gitu aku mau nya naspad(nasi padang) aja" ucap rendi

"Apa? emng siapa yang ngebolehin kamu makan naspad kamu udah tigahari engga makan sekarang mau makan naspad engga!"

"Mbiill aku dokter aku tau mana yang baik mana yang buruk buat aku"

"Sekali lagi kamu ngeyel aku bener bener pergi"

"Iya iya aku makan sedikit aja"

Setelah makan mbiil membuka tali pengekang rendi segera rendi pun mau membuka infusn nya dan nasal canula di hidung nya.

"Mau apa rendi!"

"Mau buka infusannya mbiil"

Sontak mbiil memencet tombol untuk memanggil dokter,tak lama satria dan aldi datang dengan perlatan dokternya.

"Lo mau apa haah! diam dan jangan coba coba membuka infus atau nasal canulanya" peringat mereka berdua

"Apa apaan sih lo berdua gw mau pulang gw udah sembuh,gw dokter di sini gw tau mana yang baik buat gw mana yang engga"

"Heh disini kita dokter lo dan lo pasien kita sekarang lo harus nurut sama dokter lo ingat itu ren!"

"Engga! gw mau pulang" rendi langsung mencabut dengan satu tarikan infusan nya dan tangan rendi berdahar.

Satria langsung memegang tangan rendi dan aldi menyuntikan obat penenang untuk rendi mbiil hanya melongo saja melihat kelakuan rendi yang di luar dugaannya.

Satria membersihkan darah di tangan rendi dan mengganti tangan satu nya untuk di infus aldi memasangkan kembali tali pengekang di tangan rendi takut takut dia mencabut infusnya lagi bisa gawat pikir nya.

"Maaf" ucap mbiil "tadi rendi mau makan sama minum tapi syarat nya harus membuka tali pengekangnya"

"Iya engga apa apa lain kali kalau rendi nyuruh kamu buka lagi kasih tau kita dulu rendi belum pulih dia masih harus dirawat beberapa hari lagi"

"Iya aku juga ngerti kak,makasih kakak datang tepat waktu"

"Iya sama sama kita tinggal dulu yah jaga rendinya yah"

"Siap ka"

nah lo rendi ke mbiil aja harus nurut giliaran dia engga nurut hadeeh gimna seru engg?? vote sama comen nya yah dengan vote sama comen engga bakal jempol kalean bengkak ko 😅 biar aq nya tambah semangt,,,engga kerasa udah part 21 aja

Possessive Overprotective Doctor  (EBOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang