Unrequited Love

21 7 0
                                    

"Asalamualaikum," kataku memasuki ruang kelas

"Ciee seneng banget nih kayaknya kelasnya di gabung," kata Raka

"Shht ! Berisik !" kata gue ke Raka

"Hello ? Lo mau masuk apa keluar ? Bisa gak di pintu kan ngobrolnya ?" tanya Dirga yang ternyata berada di belakang gue. Gue memutar balikkan badan.

"Eh ya ... Sorry," kata gue lalu duduk di barisan terdepan disebelah Mona. Dan Dirga duduk di belakang gue. Gak lama datanglah si Leva yang sengaja memilih duduk di sebelah Dirga. Padahal di sebelah gue masih kosong dong ! But, ok no problem (¬_¬)ノ

Selama pembelajaran pulpen Dirga selalu jatuh, gue gak tau dia sebenarnya nervous di sebelah Leva atau memang tidak sengaja jatuh.

"Aarghh !!" kata nya setiap pulpennya jatuh.

"Santai aja kali Dir," kata Leva menenangkan Dirga yang kesal karena pulpennya selalu terjatuh.

"Au lo Put santai aja lagi," kata Raka. Gue melihat ke arahnya dan gue tau maksud dia mengatakan itu. Sebenarnya dia tidak mengatakan itu ke gue tapi untuk menyindir Leva yang berusaha mendekati Dirga.

Saat jam pembelajaran selesai gue sempat mendengar Dirga dengan Leva tertawa, lalu Leva menepuk bahu kiri nya Dirga sambil berkata "ih apaansi" jujur gue disitu merasa jijik dengan tingkah laki Leva terhadap Dirga. Kalau saja gue boleh ngomong ke Leva gue ingin bilang "eh jalang gak usah cari mangsa di tempat les !" Aarghh ! benci banget gue sama Leva jadinya.

"Ew apaansi Put jijik banget tau gak si gue !" kata Mona sambil melirik kan matanya ke arah Leva. Thanks god sudah memberikan hamba sahabat yang membantu hamba terhadap jalang itu ╥﹏╥

***

Ferza :
Hi

Putri :
Hi, kenapa ?

Ferza :
Elo Putri kan ?

Putri :
Iya ini gue
Elo... Bukan Ferza kan ?

Ferza :
Iya gue bukan Ferza
Kenapa memangnya ?

Putri :
Kenapa elo chat gue lewat nomor Ferza ?

Ferza :
Suka - suka gue dong
Masalah buat lo ?

Putri :
Ya ... Enggak si
Emang elo siapa nya Ferza ?

Ferza :
Gue Sazki, pacarnya Ferza

Putri :
Oh salken

Ferza :
Gak usah sok akrab lo !
Ingat ya gue ngechat elo bukan untuk kenalan, tapi untuk kasih elo warning !

Putri :
Maksudnya ?

Ferza :
Gue tau elo pintar ! Jadi gak usah sok jadi orang bego ok !

Putri :
So ?

Ferza :
Jadi gue peringatin elo buat stop chat pacar gue, and gak usah deketin cowok gue lagi !
Atau elo mau gue panggil sebagai pelakor ?

Putri :
Wait a minute ... Maksudnya ?

Ferza :
Gak usah ngelak lagi deh lo ! Gue tau elo suka telponan sama Ferza kan ?!

Putri :
Dia nelpon gue aja cerita tentang elo ! Dia bilang ke gue kalau Ferza punya pacar yaitu elo tapi elo gak pernah perhatian sama dia. Elo warning - warning ke gue tapi elo sendiri aja gak jaga cowok lo dengan baik ! For what baby ?

Ferza :
Diem lo gak usah ikut campur hubungan orang lain !

Putri :
Nah elo juga diam dong seharusnya ? Gak usah ikut campur pertemanan orang lain !

Ferza :
Blocked

What ? Setelah dia ngatain gue pelakor dia langsung ngeblock gue melalui handphone nya Ferza ? Ah... Yasudah lah. I dont care.

***

"Put ? Putrii !!" teriak Fifah ditelinga gue membuyarkan gue dari lamunan.

"Ih kenapa si ?" tanya gue kesal ke Fifah

"Kenapa si lo ngelamun mulu ?" tanya Fifah  peduli

"Hmm ... Gue mau ngungkapin perasaan gue ke Dirga deh," jelas gue ragu.

"Elo yakin Put ?" tanya Fifah ragu terhadap opini gue

"Yakin, sebentar lagi kan UN. Biar gue fokus nanti waktu UN, gue harus menghilangkan beberapa beban hidup gue dulu," ungkap gue

"Beban hidup, kayak sudah nikah aja lo Put," kata Fifah menepuk bahu kiri gue

"Iya, nikahnya sama Dirga tapi," jawab gue sambil terkekeh

"Ya .. Semoga lo berhasil ya. Kapan mau ngomong ke dia ?" tanya Fifah

"Besok mungkin, kalau kelasnya digabung lagi hehe," gue menyengir seolah - olah tidak memiliki beban

***

Saat melewati lorong tempat kursus gue, gue bertemu seseorang yang menjatuhkan semangat belajar gue hari itu, besok, dan lusa.

"Putri !" teriak Dirga dari kejauhan. Gue yang sadar akan suaranya, langsung berhenti dan membalikkan badan.

"Ada apa ?" tanya gue

"Maksud lo apa kemarin ?" tanya Dirga to the point

"Maksud gue ? Yang mana ?"

"Si Raka sama Mona nyindir Leva ! Itu elo yang suruh kan ?!" tanya Dirga mulai kesal.

"Gue gak nyuruh mereka tapi inisiatif sendiri mungkin," kata gue sambil senyum kemenangan.

"Elo jahat banget ya ? gak usah manfaatin teman untuk kepentingan sendiri ! Elo punya masalah sama Leva elo ngomong aja langsung sama dia ! Apa hubungannya dengan Raka and Mona ? Gak ada ! Mereka gak punya masalah sama Leva ! Yang punya masalah itu elo ! Bukan dia ! Nyadar diri dong ! Elo gak ada lebih nya dari manusia biasa ! mau lu apa sih sebenernya ?!" kata Dirga ketus. Mendengar perkataannya tadi membuat hati gue hancur berkeping - keping. Rasanya malu ... Malu sekali ! Ingin gue mati saat itu juga, hilang dari dunia ini. Tanpa sadar gue menitihkan air mata.

"Wow, hebat ya lo ! Hebat banget bisa membentak perempuan sesuka lo ! Elo mau tau apa yang gue mau ? gue mau elo jauhin Leva !" kata gue sambil terisak tangisan.

"Tapi kenapa ?" amarah Dirga mulai meredam karena melihat gue menangis.

"You still ask me why? Because I like you! I don't want you having anything special with leva! My heart hurts dir, it hurts! If i see leva so close! I don't want you going out with him! I don't want to! I don't want to lose someone I care about ... Again,"  tangis ku semakin pecah. Tanpa pikir panjang gue lari dari sana menuju kelas, karena sebentar lagi kelas akan dimulai.

"Asalamualaikum," kata gue saat memasuki kelas yang disusul Dirga

"Wih tumben nih elo datang bareng Putri, Dir. Udah jadian maksudnya ?" tanya Raka ke Dirga. Gue langsung melempar tas gue ke meja Raka dan memasang wajah jutek. Raka yang tau bahwa gue marah dengan perkataannya langsung diam dan kembali memainkan handphone nya. Dirga memilih duduk di sebelah kanan gue. Entah kenapa tumben dia mau duduk di barisan ke 2, biasanya dia duduk di barisan 5 atau 4. Ya... Cause murid nya hanya 11 jadi 1 kelas hanya ada 5 baris yang masing - masing memiliki 3 syaf.

Pak Azam bilang kalau gurunya akan telat datang jadi kelas akan dimulai lebih lama. Tidak lama kemudian Leva datang dan langsung duduk di sebelah kanan Dirga. What the ... Ngapain dia milih di sebelah Dirga ? Sedangkan di barisan 1 masih kosong ? Ok sekarang gue tau kalau Leva sedang berusaha mengambil hati Dirga. Sama seperti yang gue lakukan sekarang, tapi gue dengan cara yang berbeda pastinya. Tapi, gue merasa jadi nyamuk diantara hubungan mereka.

Walaupun Dirga dan Leva tidak memiliki hubungan apa - apa.

GARDENIC ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang