I'm Back

21 7 1
                                    

Gue rindu, benar - benar rindu Dirga. Gue bingung mau melakukan apa. Lalu gue bangkit dari ranjang menuju supermarket terdekat. Membeli banyak makanan ringan, seperti : es krim, chiki, cokelat, yoghurt, dan keju. Tidak lupa juga sebelum pulang gue menyempatkan diri membeli bubble.

Saat sedang mengantre bubble gue melihat Dirga dan Leva. Gue dan Dirga sempat saling menatap tapi gue membuang muka. Sedih rasanya kalah dari pelakor itu, sedih rasanya tidak bisa mendapatkan apa yang gue mau. Jujur gue seperti Princess dari kecil, semua yang gue inginkan selalu terpenuhi. Selalu barang mahal yang diberi oleh orang tua gue.

Tapi sekarang ? Kenapa yang gue inginkan tidak tercapai ? Dulu, gue hanya mengucapkan keinginan gue lalu terkabul. Layaknya jin di dalam lampu ajaib ketika digosokkan akan keluar lalu mengabulkan 3 permintaan dan ternyata gue sudah memakai 3 kesempatan itu. Sekarang gue harus berjuang sendiri untuk mendapatkan apa yang gue inginkan. 1 minggu sudah berlalu, hari - hari ku bukannya membaik tapi malah menjadi lebih buruk dari sebelumnya.

Gue selalu dihukum guru setiap hari, karena tidak mengerjakan pr, tidur dikelas, and many more. Penampilan gue juga menjadi acak - acakkan. Orang - orang di sekitar gue mulai mempertanyakan itu. Ada apa dengan Putri ? Tumben pakaian nya gak serapih biasanya ? Kenapa ya dia ? Masa iya si dia berubah jadi berantakan, padahal dia memperhatikan banget penampilannya ? Ya, begitulah pertanyaan mereka.

"Putri elo yakin gak papa ?" tanya Nesha yang melihat gue makan dengan tidak semangat. Bahkan seperti tidak memiliki semangat hidup lagi.

"Iya Put, elo kenapa si ? Tumben gak mau cerita ke kita, cerita aja lagi. Yakan ?" tanya Amel kepada teman yang lainnya.

"Nah iya benar tuh, gue ngeliat elo kayak kuntilanak malah bukan Putri Solo lagi." kata Nazwa.

"Dirga," gue hanya mengatakan 1 kata tapi mereka sudah tau akan kemana arah pembicaraan ini gue bawa. "Dia Jadian sama Leva," kata gue sambil mengaduk - aduk nasi goreng yang sedang gue santap. Ya, mereka tau semua masalah hidup gue, hobby gue, dan apapun itu tentang gue.

"Elo yakin Put ?" tanya Fifah.

"Yakin lah,"

"Elo tau dari mana ?" tanya Nur.

"Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri waktu gue lagi jalan sama Jordan," kata gue. Ada sedikit penekanan dibagian "mata kepala gue sendiri"

"Terus elo balikan sama Jordan ?" tanya Hasna.

"Enggak lah ! Ngapain gue balikan sama dia," jelas gue.

"Terus elo kenapa bisa jalan sama dia ?" tanya Nasya.

"Dia sogok gue pake bubble si, kan gue mau jadinya hehe." kata gue sambil nyengir seperti tidak memiliki dosa.

"Gini nih, bahaya nya gila bubble. Put, elo kalau ditawarin bubble sama om - om juga mau. Setelah itu dibawa kabur deh elo nya." Siska berkata seperti itu sambil melirik ke arah gue.

"Put, elo gak usah sedih. Masih banyak yang sayang sama elo, masih banyak juga ko cowok didunia ini." kata Nesha.

"Gue tau masih banyak cowok didunia ini, tapi yang gue mau cuma Dirga. Gak yang lain !" gue menjelaskan apa yang gue inginkan.

"Emang sih, Dirga tuh cakep banget. Sampai cewek yang sudah punya pacar aja bisa naksir sama dia kan ?" Nasya tersinggung dengan perkataan Amel yang bagian "cewek yang sudah punya pacar aja bisa naksir sama dia" karena Amel berbicara dengan melirik ke arah nya.

"Elo nyindir gue ?" Nasya menepuk bahu Amel yang berada di depannya.

"Nyatanya ?" tanya Amel.

"Iya ingat banget tuh gue si Nasya sampai merah mukanya waktu ngelihat si Dirga, hahaha." Nazwa tertawa geli.

"Udahlah masa lalu, gak usah diingat lagi !" kata Nasya yang mulai tidak nyaman dengan obrolan ini.

"Gimana kalau kita ngemall aja akhir pekan ? Biar si Putri Solo gak sedih lagi," Fifah memberikan ide.

"Deal !" kata Nur.

"Elo Nur, main setuju aja tunggu jawaban Putri dulu lah. Elo mau ikut kan Put ? sekalian cuci mata, kali aja ada yang nyantol satu gitu ? hihi," kata Hasna.

"iya udah terserah elo deh, gue ikut aja." ucap gue.

"Nah gitu doong, seperti biasa ya jam 10 di mall favourite." kata Nasya.

***

Sesampainya dirumah, gue langsung mengambil ice cream dan memakannya dengan tidak semangat.

"Ka ? Kamu kenapa si ? Jadi aneh loh akhir - akhir ini," Bunda Yessi menghampiri gue.

"Dirga jadian sama Leva bun," lalu gue menaruh kepala gue di atas meja dapur.

"Hei, kalau kamu sedih seperti ini Leva akan bahagia. Karena sudah mengalahkan kamu, tapi coba kalau kamu bersikap biasa saja ? Atau bahkan lebih waw dari biasanya ? Pasti dia bakal makin kesal sama kamu, dan Dirga akan tertarik sama kamu." kata Bunda Yessi. "Kan bunda juga sudah pernah bilang ke kamu, kewajiban utama kamu itu belajar. Kalau kamu sukses cowok mana sih yang gak mau ? Bahkan Dirga pasti juga mau sama kamu," kata Bunda Yessi.

"Ok, Putri gak akan murung lagi." lalu gue tersenyum ke Bunda Yessi dan memeluknya. "Bun ?" panggil gue.

"Ya ?" katanya.

"Akhir pekan Putri mau jalan sama teman boleh ?" tanya gue.

"Boleh, tapi jangan pulang malam - malam ya." kata Bunda Yessi.

"Ok, makasih Bun. Kalau gitu Putri ke kamar dulu ya, ice cream nya untuk Bunda aja." lalu gue berlari ke kamar. Apa yang dikatakan bunda Yessi ada benarnya juga. Enggak seharusnya gue bersikap murung. Apalagi sampai tidak memperhatikan penampilan gue. Dari situ, gue mulai merapihkan kembali penampilan gue.

Besok adalah akhir pekan, gue memilih baju terbagus yang gue punya dan kembali bersinar seperti layaknya seorang Putri Solo.

"Hi, sudah lama nunggu ya ? Sorry ya, macet hehe." kata gue saat sudah sampai di mall.

"Ini... Putri ?" tanya Siska sambil melihat gue dari atas sampai bawah dengan teliti.

"Iya lah mau siapa lagi ? makan dulu yuk, laper nih gue !" kata gue lalu masuk ke dalam Mall.

"Bagus deh kalau dia sudah happy lagi," kata Nesha lalu mengikuti gue dari belakang dan disusul dengan yang lainnya. Saat kami sedang berbelanja, kami melihat Leva sedang bersama 2 temannya. Gue yang menyadari itu langsung menghampirinya.

"Silahkan, ada yang bisa saya bantu ?" tanya gue ke Leva.

"Elo ? Ngapain elo disini ? Oh gue tau, elo jadi pegawai kan disini ?" tanya Leva dengan bertolak pinggang.

"Gak mungkin lah gue jadi pegawai disini, lagian ya ngapain gue jadi pegawai ? Sorry, duit gue banyak." gue memasang wajah tidak suka kepada Leva. Teman - teman gue yang menyadari bahwa gue sedang berbincang dengan Leva menghampiri gue.

"Siapa Put ?" tanya Amel.

"Oh ya kenalin, ini Leva si pelakor. Leva kenalin ini teman - teman gue yang mau ngebantai elo," kata gue dengan senyum penuh kemenangan.

***

Hi mentemen, welcome back (^v^)

Kalian harus jadi seperti Putri ya, pantang menyerah ! \(・`(ェ)・)/

Jangan lembek walaupun kalian cewek. Ok ? (^(エ)^)

Nah untuk kalian nih yang mau chattingan sama Author bisa langsung aja ke media sosialnya dibawah sini ya👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻

Instagram : @teata_16
Snapchat  : @teata_16

Author akan ada in Q & A untuk kalian diakhir episode, jadi kalau ada pertanyaan bisa langsung komen aja atau DM author ya d(-_^)

See u mentemen bye bye 😘

GARDENIC ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang