Epilog

38 6 5
                                    

Gue hanya tersenyum melihat tingkah laku Dirga yang seperti anak kecil, ngambekan :v

"Gak mau masuk dulu ?" tanya gue saat kami sudah sampai di rumah gue.

"Gak usah, gue langsung pulang aja." kata Dirga.

"Yaudah, hati - hati." gue tersenyum.

"Bye," Dirga membuka pintu mobil.

"Dirga," tiba - tiba gue memanggilnya.

"Apa ?" tanyanya.

"Makasih, untuk hari ini." gue menunduk karena malu mengatakan itu.

Dirga menutup pintu mobil dan berjalan ke arah gue lalu memeluk gue.

"Sorry Put, kalau dulu gue cuek sama elo." Dirga membelai rambut gue.

"Gue tau," gue melepaskan pelukannya. "Sikap elo ke semua perempuan memang seperti itu, termasuk ke gue. Tapi ... Sikap elo yang seperti itu lah yang membuat gue tertarik sama elo." gue melipat tangan di dada.

"Berarti gue cuek aja terus ya biar banyak cewek yang suka sama gue," Dirga sok berpikir.

Gue meninju perutnya dan Dirga membungkuk memegangi perutnya yang sakit itu.

"Nyebelin," gue menoleh kesamping dan melipat tangan di dada.

"Ok ok, just kidding. Don't be serious," kata Dirga. "So, gue boleh pulang sekarang ?" Tanya Dirga dengan suara lembut.

"Hmm, iya. Hati - hati," gue mencium pipi kanan Dirga.

Dirga salah tingkah dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dan memutar badannya ke arah mobil.

"Hey, are you oke ?" gue mencolek bahunya.

"Iya, enggak apa - apa." Dirga menghadap gue lagi. "Please Put jangan seperti itu, elo perempuan pertama yang bisa dapatkan hati gue. Jadi gue belum terbiasa," Dirga menyapu tanah dengan kakinya.

Gue memeluknya dan Dirga membalasnya.

"Love you, hati - hati dijalan." kata gue.

"Elo sudah ngomong hati - hati sampai tiga kali loh," Ujar Durga.

"Kali ini gue serius," gue melepaskan pelukannya dan membukakan pintu mobil untuknya lalu Dirga masuk ke dalam mobil.

Saat Dirga sudah menjauh datanglah sebuah motor.

"Cie jalan sama suami," ledek Raka.

"Apa sih !" gue meninju bahu Raka.

"Gue minta masker boleh ?" tanya Raka dari atas motor.

"Masker yang kemarin elo pakai ? Ketagihan juga elo ternyata, sebentar." gue membuka gerbang rumah lalu mengambul 1 pack masker organik honey untuknya. "Nih," gue memberikan kantong plastik yang berisi 1 pack masker untuknya.

"Satu pack ?" Raka melihat ke dalam kantong plastik. "Kayaknya kebanyakan deh," katanya.

"Sudah untuk elo semua aja, gue gak pakai juga ko." jawab gue.

"Hehehe makasih ya umi, Raka pulang dulu." Raka berubah menjadi sopan.

"iya, hati - hati lo juga. Langsung pulang, nanti dicariin bokap kena omel loh." gue hanya menggelengkan kepala.

"Iya, bye." Raka mempercepat gas motornya.

Hari - hari gue kembali normal, berjalan seperti biasa.

"Ka, bangun mandi ! Cepetan bantuin Bunda di dapur." Bunda Yessi berteriak saat gue tidur.

Saat Bunda Yessi akan keluar dari kamar gue, tidak lupa ia menyalakan lampu.

GARDENIC ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang