Thank You

24 7 4
                                    

"Ga, yakin mau masuk sekarang ?" tanya gue.

"Yakin, emang kenapa ?" tanya Dirga.

"Masih 10 menit lagi loh, nanti kalau masuk sekarang terus belum ada orang bagaimana ?" tanya gue ragu.

"Takut lo ?" Dirga menyeringai.

"Enggak, siapa bilang takut ? Mau masuk sekarang ? Ayok !" gue berjalan belagak pemberani.

Saat kami masuk ke dalam bioskop ternyata benar saja belum ada orang satupun kecuali gue dan Dirga.

"Tuh kan masih sepi," gue berjalan mencari tempat duduk yang kami pesan.

"Yaudah tunggu aja gak lama juga banyak yang datang ko," kata Dirga.

"Yakin ?" gue duduk.

"Yakin sayang," Dirga memakan popcorn nya.

Terdengar suara menyeramkan, tangisan dan teriakan dari ruang sebelah.

"Hmm ... Gue kurang yakin si." kata Dirga ragu.

"Kan gue bilang, nyebelin si." gue memukul bahu Dirga.

"Mau keluar dulu ?" tawar Dirga.

"Takut lo ?" gue menyeringai.

"Enggak, siapa bilang takut ? Tuh sudah mulai banyak yang datang kan," Dirga cemberut.

Gue menepuk - nepuk kepala Dirga dengan pelan. Dirga mengambil tangan gue dari kepalanya lalu melemparnya.

"Diam !" katanya.

Gue memandangnya dengan memasang muka aegyo.

"Ngapain sih ? Elo nyadar gak sih kalau elo tuh adorable ?" Dirga mencubit pipi gue gemas.

"Masa sih ?" gue memasang ekspresi manja dengan mata terbuka lebar.

"Diam ih," Dirga menutup mata gue dengan telapak tangan sebelah kanannya.

"Love you," lalu gue memakan popcorn.

"Love you too," jawab Dirga ragu.

Di sebuah restoran...

"Tadi seru ya film nya, cowoknya ganteng banget gila. Cakep, punya abs, idaman lah pokoknya." gue menopang wajah gue dengan kedua tangan dan seperti berangan-angan.

"Ceweknya juga gak kalah cantik loh, mulus, cantik, imut. Unyu banget deh pokonya," Dirga meniru gue dengan menopang wajahnya dengan kedua tangannya dan seperti berangan-angan.

Gue melihat matanya dengan tatapan tajam sambil mengunyah french fries dan Dirga menirunya lagi. Saat gue minum pun dia menirunya.

"Elo suka sama ceweknya ?" tanya gue dengan tatapan tajam.

"Banget," jawab Dirga bersemangat.

"Pacaran aja sana sama dia !" ucap gue.

"Kalau gue kenal dia juga gue pacarin," Dirga merapihkan rambutnya.

"Gue pulang duluan," kata gue lalu mengambil tas dan meninggalkan meja makan, Dirga mengikuti dari belakang.

"Kenapa ? Cemburu ?" Dirga berusah menyamakan langkahnya dengan gue.

"Enggak," gue mempercepat jalan.

Dirga menarik tangan gue dan membuat gue memutar balikkan badan.

"Gak usah cemburu sayang, kan gue sudah pernah bilang. Gue enggak akan ninggalin elo, gue bukan fucek boy seperti Raka ko." Dirga memeluk gue dan mengusap rambut gue.

Gue yang melting membalas pelukannya. Sekarang gini ya, siapa si yang gak melting kalau dipeluk sama cogan yang badannya besar yang badannya enak banget untuk dipeluk melebihi guling ? Untuk kalian yang gak melting, gue gak yakin kalau kalian cewek
(͡° ͜ʖ ͡°)

GARDENIC ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang