14. Fourteen**

13.9K 789 372
                                    

🔞🔞🔞🔞

Kita olahraga dulu lah pagi-pagi.  Wkwkkwkw😈😈😈...

PS: Gue  nulis ini chapter susah payah. Lu bayangin aja, gue nulis ini sambil keringatan, kejang-kejang, step, sampe wasted.

Jadi please lo pada spam komen kek di sini.

Kalo nggk ya kepaksa mulai next chapter bakalan gue private.

Serius gue😈😈😈!!!

Hahahha

•••

Hari Sabtu yang cerah, Jisoo dengan wajah yang di tekuk sudah berdiri di samping Jennie yang sedang memilih baju. Dan kedua tangan Jisoo sudah penuh dengan paper bag yang isinya ntah apa saja.

"Hitam atau putih?" Tanya nya pada Jisoo. Jisoo menelan ludah kasar melihat harga gaun yang melebihi gaji sebulan nya.

"Tidak ada yang cantik. Kita ke sana saja." Tunjuk nya pada butik yang lain.

"Wae? Ini sangat cantik Jisoo. Dan aku bingung harus memilih yang mana."

"Baju di tangan ku saja sudah banyak Jennie-ya. Untuk apa kau membeli yang lain?"

"Ck.. aku harus menghadiri party nanti. Dan aku tidak mau memakai baju yang sudah pernah di pakai orang lain. Aku ingin berbeda Jisoo-ya."

"Party? Justru karena itu. Pilih baju yang lain. Itu jelek." Jisoo menatap tajam pada Jennie.

"Apa masalah mu Jisoo? Ini keluaran terbaru. Dan model nya juga kekinian."

"Itu terlalu terbuka Jennie Kim. Dan akan mengekspos punggung polos mu nanti. Pokoknya ganti yang lain."

"Tapi aku mau yang ini Jisoo. Lagian memang nya kenapa kalau punggung ku di ekspos? Kau cemburu melihat orang-orang menatap ku nanti nya?"

"Bukan itu Jennie. Aku hanya tidak mau pria bejat menjadikan tubuh mu sebagai pelampiasan hasrat mereka. Sudah lah. Ganti yang lain." Jisoo mengambil paksa kedua gaun itu dan meletakkannya kembali pada tempatnya. Kemudian beranjak pergi, meninggalkan Jennie yang memanyunkan bibirnya.

Namun Jennie tetap lah si gadis yang keras kepala. Dia tetap mengambil gaun hitam itu dan meminta pekerja butik itu untuk membungkus nya secepatnya.

"Kau tidak bermain di belakang ku kan?" Jennie yang berada di belakang Jisoo sontak kaget.

"Mana mungkin aku bermain di belakang mu Jisoo. Aku tipekal yang setia. Terkecuali kau yang selingkuh."

"Bukan itu maksud ku bodoh. Nahh, ini baru cocok untuk mu."

Jennie memandang malas pada Jisoo. Pasal nya Jisoo dengan senyum tengil nya menunjukkan baju berbentuk monyet padanya.

"Kau ingin mati? Jangan sampai bibir mu tidak bisa berbicara karena ulah bibir ku Jisoo. Ayo pulang." Ucap nya jengkel. Jisoo terkekeh pelan.

"Mwo? Mengapa kita ke kasir?"
"Menurut mu?" Jennie mengeluarkan kartu nya, membayar belanjaan yang bahkan Jisoo tidak tahu kapan di beli gadis itu.

"Kau tidak mendengarkan ku?"
"Wae? Hanya karena kau cemburu, bukan berarti aku harus mendengarkan mu. Kau bukan pacar ku Jisoo.."

Jisoo terdiam mendengar ucapan Jennie. Gadis itu benar. Dia cemburu. Tapi karena apa? Bukan kah Jisoo hanya sebatas bodyguardnya?

•••

Jam menunjukkan pukul 07 malam ketika Jisoo mengemudikan mobil Jennie. Sejak tadi pagi, Jisoo mendiami Jennie. Terlebih saat Jennie tetap memakai gaun sexy itu menghadiri party.

(S)he is my bodyguard || ËÑD (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang