16. Sixteen

7.7K 628 217
                                    

Jisoo menyesuaikan cahaya yang masuk melalui jendela kamar Jennie. Mendapati Jennie yang tertidur sambil memeluk nya erat membuat Jisoo tersenyum senang.

Di kecup nya kening itu singkat sebelum akhirnya beranjak bangun. Kekehan kecil tercetak jelas di bibir nya begitu menyadari tubuh nya masih dalam keadaan bugil sekarang.

Jisoo bergegas menuju kamar mandi. Kembali membersihkan dirinya yang tampak sangat risih.

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Jisoo sekedar mandi. Dan begitu rapi, Jisoo beranjak keluar. Tujuan nya saat ini adalah mencari makan. Sebab dia sudah sangat lapar sekarang.

"Selamat siang, Soojoo.." sapa nya riang saat mendapati gadis itu duduk di meja makan sembari melamun.

Namun Soojoo hanya melirik nya sekilas. Kembali melanjutkan lamunan nya.

"Kau sudah makan? Aku lapar sekali." Jisoo membuka kulkas dan menenggak minuman dingin nya.

"Apa kau sibuk? Temani aku makan sebentar." Ucap nya dengan senyum tengil nya saat sudah duduk berhadapan dengan Soojoo.

"Aku sudah kenyang menghadapi kenyataan di depan mataku."

"Heoll... Puitis sekali. Kalau begitu temani aku saja ne?"

"Seperti nya kau sangat bahagia, huh?" Soojoo tersenyum miring.
"Hahahaha apa terlihat sangat jelas?"

Bohong kalau Soojoo mengatakan dia baik-baik saja. Karena kini hati nya perih menahan sakit.

"Syukur lah. Kalau kau bahagia, aku duluan." Soojoo beranjak dari duduknya, membuat Jisoo mengernyit heran.

"Heii.. kau kenapa?" Jisoo terlebih dahulu menahan tangan Soojoo.

"Lepas..." Ucap Soojoo dingin. Namun hal itu justru membuat Jisoo semakin mengeratkan genggaman tangannya.

"Kau ada masalah?"
"Lepas Kim Jisoo-ssi.."

"Yak! Hong Soojoo, lihat aku. Kau ada masalah? Katakan pada ku." Jisoo menarik pelan tangan gadis itu. Dan mendapati kedua mata itu sudah berderai air mata.

"Hei.. kau kenapa?" Jisoo mengangkat dagu itu, membuat nya bisa menatap mata yang sudah memerah itu.

"Aku berharap Tuhan mencabut nyawa ku detik ini juga agar tidak perlu bertemu manusia seperti mu lagi."

"Apa? Kau bermasalah dengan ku? Iya? Katakan..." Intonasi Jisoo kini semakin meninggi. Dan cengkraman di lengan Soojoo semakin kencang.

"Sudah lah Jisoo. Sampai aku mati pun kau tak akan mengerti. Lepaskan.. aku akan pergi." Soojoo menghempaskan kuat tangan Jisoo.

Dan begitu ia bebas, Soojoo menghapus kasar air matanya sebelum beranjak meninggalkan Jisoo yang masih terdiam.

"Hong Soojoo.. kalau kau pergi, ku pastikan ini akan menjadi pertemuan terakhir kita." Teriak Jisoo keras. Namun ancaman itu tak membuat Soojoo menghentikan langkahnya.

"Soojoo.. Hong Soojoo... Berhenti.." Jisoo mengejarnya namun gadis itu semakin mempercepat langkahnya.

"Soojoo-ya.."

"Jisoo..." Dan panggilan kecil itu sukses menghentikan langkah Jisoo. Menatap gadis yang berada di depan pintu kamar nya dengan berbalut kan selimut. Rambut nya masih tampak berantakan, dan kedua matanya yang tampak berair.

Jisoo menatap sosok itu sendu.

"Kau akan pergi?" Tanya nya pelan. Nyaris tak terdengar.

Jisoo kembali melayang kan pandangan nya pada sosok yang dikejar nya tadi. Namun kini sudah menghilang.

(S)he is my bodyguard || ËÑD (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang