“Lo yang harus lebih dulu diobati.” Imbuh Raja lagi lalu mengambil kapas yang lain seraya membasahinya dengan air mineral yang masih tersisa sedikit kemudian menyapukannya pada wajah sang gadis dengan perlahan.
Anjirlah, kok sweet banget, sih. Batin gadis dengan surai panjang tersebut.
Tanpa sadar senyum itu mengembang dari bibir seorang Ratu Grethania.
Ratu diam terpaku, bukan hanya dengan ketampanan sosok didepannya itu namun juga dengan sikap manis yang telah ditunjukkan pada dirinya.
Setelah selesai membersihkan wajah Ratu, sosok dewa kematian itu kembali menatap sang gadis dengan tatapan meneliti setiap inci wajah didepannya.
Terdapat bekas tangan yang telah menampar Ratu dari masing-masing pipinya, juga terdapat lebam dibagian keningnya, serta ujung bibirnya yang masih sedikit mengeluarkan darah.
“Maafin gue.” Ucap Raja dengan netra naik menatap sorot teduh didepannya.
“Untuk apa?” Jawab Ratu turut membalas tatapan sendu milik Raja.
“Semuanya.” Raja menghela nafas pelan, “Harusnya waktu itu gue nggak melibatkan lo didalam masalah hidup gue.”
“Yang seharusnya terjadi sudah terjadi, maka lupakan yang telah berlalu.”
“Gue nggak bisa jagain lo dari dekat, dan mungkin akan terlambat datang disaat lo terkena masalah. Tapi tetep biarin gue untuk menjaga lo dari jauh.”
“You got it.” Ratu kembali mengulas senyum dengan tangan Raja yang bergerak mengobati lukanya secara perlahan.
Cowok itu kemudian merogoh saku belakang pada celananya dan mendapatkan sebuah plester luka disana, lalu kemudian memasangkan benda tersebut pada sudut bibir Ratu.
“Thanks.” Ucap Ratu yang mendapat anggukan singkat dari sang empu.
“Btw kenapa lo bawa plester?” Imbuh Ratu dengan kening tertekuk.
Raja nampak teringat sesuatu, plester tersebut adalah untuk seseorang yang sangat dia sayangi yang mungkin sekarang tengah menunggunya.
“Bawa aja, kali aja perlu.”
“Eh, ini apaan?” Tanya Raja yang mengalihkan pembicaraan seraya menunjuk botol spray milik Ratu.
“Oh, ini pepper spray.”
“Untuk apa emang?”
“Ini, sih, menurut aku barang wajib yang harus dibawa sama cewek. Mengingat sekarang banyak kejahatan, jadi harus bawa sesuatu yang bisa melindungi diri.”
“Emang isinya apaan?” Tanya Raja yang mulai kepo.
“Isinya ada bon cabe level 30, terus cabe rawit merah satu kilo, merica hitam bubuk, 350 ml alcohol, ada baby oil juga sebagai perekat.” Jelas Ratu seraya mengabsen satu-persatu komposisi dari pepper spray buatannya.
“Gilak! Bisa mati yang kena.”
“Bodo amat, dari pada gue yang mati.”
Raja terkekeh, tanpa sadar tangan kokoh itu mengusap pucuk kepala Ratu pelan.
“Em… tapi kenapa lo bisa tau lokasi gue?” Tanya Ratu tiba-tiba.
Betul juga, dari mana cowok itu bisa mengetahui lokasi keberadaanya?
“Gue lacak ponsel lo.” Jawab Raja santai yang mendapat anggukan mengerti dari Ratu.
“Ayo, gue anter pulang.” Imbuh Raja seraya beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [SUDAH TERBIT]
Teen FictionTeka-teki + Romance + Thriller + Nyesek, jadi satu campur aduk :) Raja Glovaro, sosok ketua dari geng Lynster yang sangat misterius. Hati-hati dengannya, terkadang dia baik terkadang juga sebaliknya. Egonya yang setinggi langit tidak ada yang boleh...