Kembali seperti sebelumnya, beberapa hari ini kedua sejoli itu kian menjauh. Ralat, lebih tepatnya Ratu-lah yang berusaha untuk menghindar dari sang ketua Lynster. Gadis itu terkadang juga bingung sendiri dengan pikirannya, entah untuk alasan apa ia harus marah.
Ratu terduduk sendiri dengan semangkuk bubur, area kantin yang masih tak ramai berpenghuni membuat Ratu kian bebas mengeluarkan seluruh ekpresi diwajahnya. Helaan demi helaan nafas telah gadis itu hembuskan dengan kasar, rasa sesak waktu itu masih saja merongga didalam hatinya, tatapan yang dulunya selalu ceria kini telah berubah menjadi sendu dan yang parahnya lagi, ketika ia sendiri tidak mengerti alasan dibalik semuanya.
Alasan yang membuat dirinya kecewa terhadap Raja.
Mungkin kasar? Badboy?
Rasa kecewanya Ratu melebihi itu, ada sesuatu yang lain, sesuatu yang salah mungkin.
Tanpa sengaja, seseorang telah menyenggol meja Ratu yang sontak membuat gadis itu menoleh cepat. Dilihatnya Denska dengan nampan berisi makanan yang kini juga terlihat tengah menatapnya penuh selidik.
“Gue boleh duduk sini?” Tanya Denska dengan senyum simpulnya.
Tanpa berpikir panjang Ratu langsung mengangguk setuju.
Denska yang sudah mendapatkan izin dari sang empu langsung menarik kursi didepannya dan langsung mendudukkan badannya tepat berhadapan dengan Ratu.
“Lo keliatan lagi nggak baik banget.” Ujar Denska memulai percakapan.
Ratu lagi-lagi menghela nafas berat, pertanyaan dari Denska tersebut seakan telah menarik oksigen didepannya.
“Lo suka, kan, sama Raja?”
Ratu langsung memusatkan seluruh perhatiannya pada Denska, ditatapnya Denska tidak mengerti dengan guratan tipis didahi.
“Iya, kan?” Tanya Denska lagi.
“Ng—nggak lah, ngaco lo mah.” Kekeh Ratu yang terdengar sumbang.
“Nggak usah bohong.”
“Lah emang gitu adanya.”
“Mata lo aja nggak setuju sama apa yang mulut lo bilang.”
Ratu terdiam sejenak, gadis itu refleks mengusap kelopak matanya.
“Emang mata gue bisa ngomong ya?” Tanya Ratu idiot.
Denska tersenyum, “Intinya lo lagi jatuh cinta sama Baginda.”
“Mana mungkin gue suka sama orang yang kasar begitu, mana lagi dia udah punya pacar.” Jawab Ratu cepat.
“Pacar?” Denska mengernyit.
“Iya, cewek yang deket sama Raja itu.”
“Oh, jadi lo cemburu?”
Ratu memutar bola matanya malas, “Herman gue sama cowok, kalau ada cewek bilang begitu pasti dikata cemburu.”
“Intinya lo sekarang lagi jatuh cinta nggak sama Banginda?”
Ratu lagi-lagi diam sejenak, namun kali ini seraya berpikir.
Suka sama Raja? Kok kamus gue nggak ada kalimat itu ya? Batin Ratu dengan alis bertautan.
“Lo lagi jatuh cinta tapi belum sadar aja.” Imbuh Denska lagi yang seakan tengah berusaha meluruskan perkara.
“Lagian kalau mungkin iya, gue nggak bisa berbuat apa-apa.” Jawab Ratu lemas dengan dagu bertumpu pada meja.
“Jangan nyerah dulu, ini baru prolog cerita lo yakali udah sad ending aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaTeka-teki + Romance + Thriller + Nyesek, jadi satu campur aduk :) Raja Glovaro, sosok ketua dari geng Lynster yang sangat misterius. Hati-hati dengannya, terkadang dia baik terkadang juga sebaliknya. Egonya yang setinggi langit tidak ada yang boleh...