Seorang gadis dengan setelan serba hitam serta rambut terkuncir seperti ekor kuda itu terlihat tengah berjalan menelusui lorong rumah sakit. Dirinya tidak sendiri, melainkan ditemani oleh Adin dan si lucu El.
Suara pintu terbuka, sontak seluruh pasang mata yang berada didalam ruangan tersebut menoleh kearah Ratu, Adin, dan El yang baru saja tiba. Mereka semua menatap penampilan Ratu dari ujung kaki hingga ujung rambut, kecuali Denska dan Gavin—karena kedua cowok itu sudah lebih dulu bertemu Ratu di markas kebesaran milik Lynster.
“Gue nggak yakin.” Bisik Gavin pada Denska.“Sudah terlambat, terlanjur telat. Kita hanya bisa jaga dia jangan sampai luka.” Balas bisik Denska dengan tatapan yang belum teralih dari Ratu.
Kini ketiga orang yang baru tiba itu telah mendekat kesamping brankar Raja, El yang melihat sang ayah langsung berhamburan memeluk cowok itu.
“Daddy jahat, El ditinggal dilumah.” Ucap anak kecil laki-laki tersebut dengan cemberut.
“Kan, ad—ada mommy Adin.” Ucap Raja dengan canggung, karena suasana kali ini tentu sudah sangat berbeda.
“Ja, gue minta maaf, ya. Semua ini salah gue, harusnya gue bersikap dewasa dan bukannya menambah masalah lo.” Sahut Adin tiba-tiba dengan menundukkan kepalanya.
Sedikit berat untuk memaafkan, namun ini adalah demi El.
“Iya, gue maafin… mommy.” Jawab Raja enteng, bahkan nadanya terdengar sangat lembut namun bisa mengikis lapisan perasaan Adin secara perlahan.
Bukan hanya canggung, tapi seperti ada yang aneh ketika Raja memanggilnya ‘mommy’.
Diujung sana terlihat ada Nico dan Iqshan yang tengah menahan tawanya disaat mendengar sang Baginda Raja turut memanggil Adin seperti yang El katakan. Tidak salah, karena pada nyatanya Adinda Silvanka adalah ibu tirinya Raja, namun tetap saja perubahan itulah yang membuat semuanya canggung.Berselang beberapa waktu, kini Adin dan El memutuskan akan segera pulang. Seperti sebelumnya, kedua sosok itu akan ditemani oleh Ratu dan beberapa anggota Lynster yang akan menjaga mereka dari belakang. Ini adalah demi keselamatan, walaupun Ratu belum seratus persen memaafkan Adin, tetapi berdamai demi nyawa yang tidak bersalah sepertinya itu lebih penting dari pada egonya.
“Gue pergi dulu, lo baik-baik disini. Semuanya akan baik-baik aja asal lo percaya bahwa gue dan anggota Lynster lainnya akan membawa kemenangan untuk kita semua.” Pamit Ratu dengan seulas senyum tipis.
Entah mengapa sejak kejadian Raja tertembak hingga sekarang, ekspresi dan sikap Ratu seperti berubah. Gadis itu tidak dingin namun dari caranya berbicara, tatapannya, serta senyumnya itu seperti seseorang yang sudah putus harapan.
Bibir itu tersenyum namun kebahagiannya tidak tertular sampai kemata.
Eskpresi itu terlihat ceria seperti biasanya namun seperti ada yang memalsukannya.
Ada apa dengan Ratu?
Baru saja dipertanyakan, gadis dengan netra abu-abu itu terlihat berlari menuju toilet ruang inap Raja. Mereka semua yang melihat itu hanya saling pandang dengan gidikkan bahu tidak mengerti.Raja yang memang telah memperhatikan gerak-gerik Ratu sejak awal kini menjadi curiga, seperti ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu. Namun tanpa diduga-duga ingatannya tentang Ratu tiba-tiba terputar, ya! Raja telah mengingat sesuatu.
Bukannya Ratu sakit? Tanya cowok itu dibenaknya.
Sontak degup jantung Raja melaju cepat saat berusaha semakin mengingat penyakit aneh yang diderita oleh Ratu.
Ya! Cowok itu sampai belum mengetahuinya.
Beralih dari Raja, kini gadis dengan cairan kental berwarna merah pekat dihidungnya itu terlihat tengah memegang kepalanya yang berdenyut. Ratu sejak tadi tengah berusah menyumbat hidungnya dengan tissue agar darah itu berhenti, namu nihil karena pada nyatanya tissue tersebut telah merembas dan telah menyatu dengan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilTeka-teki + Romance + Thriller + Nyesek, jadi satu campur aduk :) Raja Glovaro, sosok ketua dari geng Lynster yang sangat misterius. Hati-hati dengannya, terkadang dia baik terkadang juga sebaliknya. Egonya yang setinggi langit tidak ada yang boleh...