"Punya mata nggak, sih, lo?! Cari mati?!"
Kalian tahu siapa yang baru saja meninggikan suaranya itu? Siapa lagi kalau bukan Ratu. Gadis dengan netra menyala itu menatap penuh kebencian pada sosok wanita didepannya, wanita yang baru saja menumpahkan segelas jus kepada seragam Ratu.
"Maaf, gue nggak sengaja." Jawab gadis didepannya itu dengan wajah sedikit tertunduk.
"Nggak sengaja aja terooos! Dari lo nimpuk gue dengan bola basket, nampar gue di toilet, dan sekarang bikin kotor baju gue masih aja alasannya nggak sengaja. Muak gue sama lo, lumpur lapindo." Sarkas Ratu yang kini telah mengalihkan perhatian semua orang yang menjadi menatap gadis itu dengan hening.
Suara decitan kursi yang tergeser telah memecah diheningnya suasana, seseorang yang baru saja berdiri itu terus saja menatap Ratu dalam sejak mula gadis itu tiba dikantin.
"Lo biasa aja dong kalau ngomong, nggak usah nyolot juga." Celetuk sosok tersebut.
Tidak ada amarah atapun penekanan yang terdengar disetiap kalimatnya. Namun bagi Ratu setiap kata datar yang terlontar itu sudah menjadi pisau lancip yang langsung menggores lukanya.
"Oh iya, maap bu, eh, maap tan, eh, aduh-aduh!" Ucap Ratu seraya menepuk-nepuk dahinya dengan sengaja.
"Ratu! Jaga ucapan lo!" Kali ini, suara sosok itu naik menjadi dua oktaf dari nada biasanya.
"Lo bentak gue? Lah emang gue salah apa?" Tanya Ratu dengan menaikkan sebelah alisnya, menentang Raja.
"Lo yang sopan ya, biar ginipun dia itu kakak kelas lo yang umurnya lebih tuaan dia dari pada elo."
"Lah, suka-suka gue lah, kan, mulut-mulut gue napa lo yang sewot. Lagian lo juga suka-suka lo gue b aja." Jawab Ratu songong.
Raja menggeram, tangan cowok itu terlihat sudah mengepal. Saat tangan kokoh itu ingin bergerak meraih tangan Ratu namun sosok gadis disampingnya itu telah sigap menahan tangannya untuk menghentikan tindakan Raja.
Raja menoleh, menatap Adin sebentar yang langsung dijawab gelengan oleh gadis itu.
"Ratu, gue serius minta maaf. Dan untuk kesalahan gue selama ini sama lo, tolong maafin gue, gue nggak sengaja untuk buat lo sakit." Tutur Adin dengan memberanikan diri menatap netra Ratu yang telah terpancar api kebengisan sejak tadi.
Ratu, gadis itu hanya mendesis sinis. Sungguh kedua makluk didepannya itu tidak tahu malu. Sudah menikah dan punya anak tapi masih saja tetap sekolah.
"Lo itu nggak usah sok baik, gue nggak butuh omongan lo yang nggak guna itu, lebih baik lo simpen buat lo jadiin pusaka." Celetuk Ratu sinis.
Masih sama, suasana disini masih mencekam. Bahkan Bi ijah dan beberapa penjual kantin lainnya ikut bungkam menyaksikan pertunjukan yang langka.
"Ratu!"
Lagi dan lagi, suara Raja membuat semua orang disana sedikit terperanjat mendengarnya.
"Iya, belain aja dia! Siapa gue dihidup lo? Gue cuma sebutir debu yang harus lo bersihin!" Sarkas Ratu tak kalah nyaring dengan mata kembali memerah.
"Untuk lo Adin, lo udah berhasil merebut kesempatan gue untuk berbahagia." Imbuh Ratu lagi seraya memusatkan perhatiannya pada Adin.
"Dan lo!" Tunjuk Ratu pada Raja. "Lo juga udah berhasil menghancurkan kesempatan gue untuk bahagia."
"Kalian berdua udah sekongkol untuk meruntuhkan kebahagiaan gue, lo berdua telah menghancurkannya hingga hancur sekecil-kecilnya!" Pekik Ratu dengan nafas memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [SUDAH TERBIT]
Teen FictionTeka-teki + Romance + Thriller + Nyesek, jadi satu campur aduk :) Raja Glovaro, sosok ketua dari geng Lynster yang sangat misterius. Hati-hati dengannya, terkadang dia baik terkadang juga sebaliknya. Egonya yang setinggi langit tidak ada yang boleh...