Sesuai dengan yang sudah direncanakan, sore ini Raja telah membawa Ratu kesebuh taman yang telah dihias sedemikian rupa untuk merayakan ulang tahun gadis tersebut. Cukup sederhana, taman dengan pemandangan danau itu telah didampingi oleh beberapa balon hitam yang menempel dibeberapa pohon disana.
Senyum Ratu mengembang dengan pandangan mengedar menatap tempat disekelilingnya, netra itu kini beralih pada Raja yang sejak tadi hanya menatapnya tak bersuara, sontak gadis itu memeluk sang empu dengan antusias.
"Lo tau apa yang istimewa dari ultah gue tahun ini?" Tanya Ratu masih dengan pelukannya.
"Emang apa?" Tanya Raja seraya mengusap Rambut Ratu pelan.
"Karena tahun ini gue punya pacar."
Raja mengernyit, "Emang sebelumnya lo nggak punya pacar?"
"Nggak ada yang mau sama gue, soalnya gue burik." Ucap Ratu yang membuat Raja langsung menyentil bibir gadis itu pelan.
"Lah, sakit tauk!" Kesal Ratu yang refleks mendorong Raja lalu mengusap bibirnya.
"Nggak boleh ngomong itu, syukuri diri lo apa adanya, nggak perlu berubah biar bisa dicintai."
"Ya maaf."
"Yaudah, sebelum tiup lilin make a wish dulu." Ucap Raja seraya mengangkat kue ber-cup kecil yang dilengkapi dengan satu lilin ditengahnya.
Bukannya Raja tidak bisa memberikan lebih namun menurutnya tidak harus selalu ada kemewahan yang bisa membuat seseorang bahagia, yang bisa memberi warna itu ialah mereka yang selalu peduli dan melewati momen sebaik mungkin.
Menurut akan interuksi Raja, gadis dengan netra abu-abu itu perlahan menutup matanya dengan kedua tangan yang dia katupkan didepan dada bermaksud untuk membuat permintaan sebelum ia meniup lilin ulang tahunnya.
Mata itu kembali terbuka, sehingga menimbulkan pantulan bayangan lilin didalam irisnya. Sedetik kemudian ia membuat gerakan menarik napas lalu meniup sang lilin hingga akhirnya padam.
"Lo memohon apa tadi?" Tanya Raja sembari mendudukkan dirinya dikarpet kecil yang sudah ia siapkan diatas hamparan rumput tersebut.
"Mau tau banget ya?" Tanya Ratu yang mendapat anggukan oleh Raja.
"Nggak boleh, wish-nya itu rahasia. Nah, kalau dikasih tau ntar terkabulnya di pending, kan, kasian aku yang udah berdoa."
"Jadi mau dikasih tau apa nggak?" Tanya ulang Raja lagi.
"MAU!"
"Ck." Raja memutar bola matanya malas.
"Jadi apa?" Ucap cowok itu lagi.
"Rahasia." Jawab Ratu dengan cengegesan.
Belum sempat bibir itu ingin mengomel, tiba-tiba seseorang datang dan langsung menyapa keduanya dengan antusias.
"Hai, kalian disini juga?" Tanya seorang gadis dengan senyum manisnya.
Seketika tawa Ratu pudar, ditatapnya kakak kelasnya itu dengan sorot tak terbaca.
"Adin, lo ngapain disini?"
Ratu yang awalnya ingin bertanya kini telah terurung karena Raja yang sudah lebih dulu menghanguskan niatnya.
"Sebelumya gue udah kesini dan sekarang balik bali karena ada barang gue yang cecer." Jawab Adin dengan bibir masih mengulas senyum.
"Em, mumpung lo disini, fotoin kita ya." Ucap Raja seraya mengulurkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja & Ratu [SUDAH TERBIT]
Teen FictionTeka-teki + Romance + Thriller + Nyesek, jadi satu campur aduk :) Raja Glovaro, sosok ketua dari geng Lynster yang sangat misterius. Hati-hati dengannya, terkadang dia baik terkadang juga sebaliknya. Egonya yang setinggi langit tidak ada yang boleh...