11°ㅡtentang Rigel

1.1K 217 18
                                    

Yuna berjalan mengitari kampusnya, dia akan pergi ke perpustakaan, rasanya setelah masuk kuliah tiada hari dia tidak pergi ke perpustakaan, calon dokter ambis.

"YUNA!"

"Oh, Ahn Yujin, kenapa?" tanya Yuna saat melihat Yujin lari ke arahnya dengan tergesa-gesa.

"Itu.. lab yang biasa.. kita pakai.." ucap Yujin terbata-bata karena napasnya belum stabil.

"Terbakar" lanjut Yujin.

"Yang benar?!" tanya Yuna tak percaya, bagaimana bisa terbakar kan ini musim dingin?

"Iya, bagaimana ini?" ujar Yujin sambil menangis, Yuna juga ikut bingung lihatnya,

"Ayo, coba kita kesana!" ajak Yuna.

Saat sampai di Lab, benar saja banyak asap dari arah lab, untung saja itu adalah lab biologi bukan lab anak kimia bisa-bisa hangus satu bangunan.

"Bagaimana bisa?" ucap Yuna tak percaya, dia tahu lab ini sudah jarang dibuka setelah libur musim dingin dan semua bahan lab yang mudah terbakar pun sudah di tempatkan di tempat yang tidak mudah terjangkau-

"Yujin, praktikum kita" -dan hanya tinggal hasil praktikum mahasiswa-mahasiswa yang menjalankan praktik, sekarang sebagian termakan oleh api.

Yuna adalah Yuna. Dia tidak akan berdiam diri dan hanya meratapi labnya yang kebakaran tanpa tahu sebabnya apa, ia merasa janggal.

Ia segara menyusuri ruang sekitar lab.

"Yuna kemana?"

"Sebentar Jin!" ucap Yuna sambil memasuki ruangan satu demi satu,

dan pada ruangan terakhir yang dibuka dia melihat cahaya.

"Siapa kamu?!" teriak Yuna
Seseorang itu masih berusaha bersembunyi, padahal Yuna dapat melihat gerak geriknya.

"Kamu yang ngebakar lab kan?! Apa kamu gila?! Semua praktikumku ada disana?! Dan kebakar begitu saja!"

"Keluar kamu!"

Akhirnya ia pun keluar dari tempat persembunyiannya, di belakang tumpukan box putih.

"A-aku minta maaf, aku gak sengaja" ucapnya seraya menundukkan kepalanya.

Yuna mendekat, dan seseorang ini semakin takut.

"Tidak sengaja katamu?!" bentak Yuna, dan tiba-tiba saja seseorang itu lari dengan cepat meninggalkan ruangan itu,seperti sekilat cahaya.

Yuna pun turut lari keluar dan melihat ke kanan dan ke kiri lorong, tetapi tidak ada.

Yuna sudah ingin marah besar.

Yuna sudah ingin marah besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ryujin"
...

"Huhuhuhu, labku kebakaran"
...

"Iya semua hasil praktikumku disana"
...

"Ada yang membakarnya"
...

"Dia bilang tidak sengaja"
...

"Bagaimana lagi, untung saja dosenku baik hati"
...

"Nama?"
...

"Untuk apa aku bertanya, dia lari tadi setelah aku memergokinya"
...

"Hah? Rigel? Gak ada di Kedokteran namanya Rigel- dan terdengar nama orang asing ya, kerasaan orang korea semua disini"
...

"Iya aku sabar kok"
...

"Eung, okay Jin!"
Yuna menutup panggilannya dengan Ryujin, sejak dulu dia sering menghubungi teman-temannya jika mendapatkan suatu masalah. Yuna itu tipe orang yang mudah stress, dengan dia berbincang dengan teman-temannya itu akan membuatnya rileks.

Ia pun melangkahkan kakinya untuk kembali ke perpustakaan,

"Rigel? Aku Rigel"

"Oh Kapjagi?"

Baru saja 4 langkah yang ia tempuh, ada saja hambatan yang menghalanginya untuk menuju ke perpustakaan.

"Kamu tadi menyebutkan kata Rigel kan? Aku Rigel" ucap seorang laki-laki kepada Yuna seraya membungkukan badannya 90°

"Oh iya, aku Shin Yuna, sebentar-

KAMU KAN YANG NGEBAKAR LABKU TADI"

Dia,

Rigel, sang bintang lugu, teman Sirius.

Dia memang lugu, tetapi perannya sangat besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia memang lugu, tetapi perannya sangat besar.

Dia memang lugu, tetapi perannya sangat besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


©saybaenana

nap of a : STAR | choi beomgyu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang