Chapter 2

4.3K 435 25
                                    

^HAPPY READING^

.

.

Itachi & Hinata

Hinata mengentikan langkah kakinya saat melihat pria dengan dua kerutan di wajah berdiri tak jauh darinya, pria itu tersenyum hangat menatapnya dengan perasaan rindu yang menggebu-gebu.

Jantung Hinata seolah di paksa untuk berhenti berdetak beberapa saat, ia lalu memilih mendekat.

"itachi... "panggil Hinata dengan lirih

"Hinata... "suara itu, Hinata merindukan namanya ketika di panggil nada suara tegas dan khas itu.

"itachi... "ulang Hinata dengan suara bergetar.

"mengapa selalu bersedih? Mengapa menangis, huh? "jika Itachi yang dulu ia tak akan berbicara lembut seperti sekarang.

Uchiha di depannya ini lebih lembut, dari tatapannya, sikapnya dan nada suaranya. Seolah tak ada lagi beban yang ia pikul di bahunya. Dulu itachi selalu terlihat seperti seseorang yang mampu menaklukan dunia namun ia juga terlihat seolah ia memikul semua beban di bahunya.

"karena aku tak bisa melihatmu... Karena aku tak bisa lagi mendengarkan suaramu.. Karena kau tak lagi menggenggam tanganku... Itulah mengapa aku menangis"

Air matanya mengalir seiring dengan kata-katanya namun pria di depannya hanya tersenyum dan menyeka air matanya.

Itachi sangat jarang menunjukan senyum seperti sekarang. Lalu saat ini kenapa ia tersenyum?

"Hinata, bukankah sudah aku katakan?.. Meski kau tak bisa melihatku, meski tak lagi bisa mendengarkanku.. Aku hanya ingin kau tahu... Kau masih segalanya untukku"

Hinata tersenyum dengan mata berkaca-kaca, sekarang ia sadar ini hanyalah bagian dari mimpi dan kenangan-kenangan mereka yang selalu terkait satu sama lain. Itachi tak lagi berada di sisinya.

"Hm... Kau juga masih menjadi segalanya untukku, Itachi"

Itachi mengangguk kecil, berjalan mendekat, menyentuh pipi mungil itu dengan telapak tangannya.

"Hei, Bocah Cengeng, Lemah namun aku mencintainya... Kau akan selalu menjadi segalanya untukku"

Hinata memejamkan matanya merasakan telapak tangan itachi di pipinya.

Hangat, seperti biasa... dan ini menyedihkan.

.

.

cairan bening itu mengalir mata indah yang tengah terpejam.

Dahinya tersebut sedikit mengkerut saat merasakan sinar matahari yang menyelusup di balik tirai jendela. Dengan sekuat tenaga ia membuka matanya, melihat ke arah langit-langit rumah lalu melihat ke sekelilingnya. Ini bukan kamarnya? Lalu di mana ini?. Ia bangun dari tidurnya dan mendapati sepenggal kain yang terjatuh dari dahinya ketika ia mencoba mendudukan diri.

Sepertinya ia demam...

Hinata melihat ke sekelilingnya, lalu mata lavender itu menangkap sebuah lambang klan di salah satu pakaian yang tergantung di sana.

Ia menahan nafasnya sejenak, mengapa ia berada di sini? Bagaimana bisa? Seingatnya ia datang ke sini atas paksaan kiba dan shino namun ia tak melangkah masuk. Hanya berdiri di gerbang depan pintu. Atau apa ia secara tak sadar masuk? Lalu mabuk dan menginap di sini karena tak ada yang mau mengantarnya? Jangan sampai...

"Kau sudah bangun?"Hinata menoleh ke arah pria yang berdiri di depan pintu kamar. Uchiha Sasuke,.

"Hm... "Hinata memilih menatap ke tempat lain, kemanapun. Asal bukan mata hitam pekat yang seolah menelanjangi dirinya.

SILENT TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang