Chapter 10

3.6K 351 76
                                    

^HAPPY READING^

.

.

"aku fikir Nee-sama mulai berhenti ke makam para Uchiha tapi sepertinya tidak"oceh Hanabi saat membuka pintu kamar kakaknya dan ia tak menemukannua di sana. Memang kemana lagi dia, jika tak ke makam pria itu.

Hanabi mungkin tak banyak tahu hubungan seperti apa yang di miliki kakaknya dan Uchiha Itachi. Namun satu yang bisa ia pastikan, pria itu adalah alasan senyum di wajah kakaknya menghilang.

"dia tak akan berhenti"timpal Ko yang berdiri di samping Hanabi.

Ko mengingat dengan jelas dulu saat Hinata sakit di saat ulang tahun Itachi, ia menatap kalender begitu lama dengan tatapan sedih karena tak bisa ikut merayakannya, lalu bagaimana sekarang Hinata bisa melupakannya semudah itu?

Hanabi menarik nafas panjang, percuma ia mencegah kakaknya.

"Baiklah.. Aku akan tempat konohamaru dulu"Hanabi pun berjalan ke arah gerbang Hyuuga.

"Jangan keseringan berkencan"

Hanabi hanya tertawa lucu, mana bisa ia berkencan sekarang. Ia saja dalam misi penting. Hanabi dan Udon memutuskan akan membantu moegi mengungkapkan perasaannya pada cucu Hokage ketiga yang menyebalkan karena sering mengganggu dirinya dan cukup baik untuk ukuran pria menyebalkan sepertinya.

"aku akan pulang sedikit malam"

Hanabi membuka pintu gerbang, Ia melangkah keluar. Namun baru saja Ia mengambil langkah ketiga pria yang berdiri di sana membuat Hanabi berhenti.

"Uchiha Sasuke??"Hanabi memasang wajah bingung dan syarat akan tanda tanya. Mengapa pria Uchiha ini di sini? Apa yang di lakukan pria ini depan gerbang Hyuuga pagi-pagi seperti ini.

"Hinata.. Ada? "tanya Sasuke balik.

"Nee-sama? "Hanabi kembali Bertanya dengan nada tak yakin namun melihat tak ada bantahan dari wajah dingin di depanya.

"Jangan mencari Nee-sama jam segini, Hina-nee sedang pergi"jawab Hanabi,merasa tanggung jawabnya untuk menjawab pertanyaan Sasuke selesai Hanabi berpamitan untuk pergi.

"kemana?"Hanabi cukup heran ada urusan apa Sasuke dan kakaknya. Namun berbicara tentang Uchiha dan kakaknya bukanlah hal yang baru.

"ke tempat di mana orang paling berharga dalam hidupnya berada"

Sasuke terdiam sejenak. Jika dulu ia akan berterimakasih karena Hinata mencintai dan selalu berada di sisi Itachi bahkan saat raga mereka berjauhan. Maka sekarang Sasuke merasa sedikit menyesal bahwa dulu ia tak menghabiskan sedikit masa kecilnya hanya sekedar untuk penasaran tentang Hinata.

Atau membuka obrolan meski hanya sapaan selamat pagi agar setidaknya ada satu kenangan tentangnya yang mungkin hinggap di benak wanita itu.

"baiklah"Sasuke pun menjauh, ia tahu kemana tujuannya sekarang.

Tak ada waktu lagi baginya untuk menyesal, waktu tak bisa di putar kembali. Sekarang yang ingin Sasuke lakukan adalah menghabiskan banyak waktu bersama Hinata mencipta kenangan yang hanya akan ada mereka di dalamnya.

***

Sudah hampir 30 menit Hinata duduk di atas rerumputan menatap matahari yang akan menyingsing lebih tinggi lagi, angin berhembus menerbang rambut indigonya menerbang aroma lavender yang menjadi khasnya.

Ia tak mengatakan apapun atau lebih tepatnya ia tak tahu bagaimana memulainya.

Hinata memperhatikan sekelilingnya, cuaca begitu indah dan langit biru yang membentang di atas sana begitu cerah. Iris lavender tersebut menoleh sedikit pada nisan Itachi lalu melihat ke arah langit lagi dengan senyum.

SILENT TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang