Chpater 16

6.5K 397 91
                                    

^HAPPY READING^
.
.
.

Suara dari pisau yang beradu dengan tatakan, harum masakan yang masuk kedalam penciumannya serta matahari yang kini telah menyinsing membuat pria dengan rambut sewarna gagak itu mengerutkan dahinya, tangannya menjalar kesamping mencari keberadaan wanita yang sudah hampir 10 tahun bersamanya.

Lagi....

Ia mendesis pelan saat merasa tempat di sampingnya sudah kosong, berniat melanjutkan tidur panjangnya pintu kamar itu berderit dan muncul gadis kecil yang memiliki surai yang sama dengannya.

"Papa ba-ngun...."paggilnya terus berjalan mendekat, gadis berambut sebahu dengan boneka di tangannya menusuk-nusuk pipi sang ayah berniat membangunkannya.

"Yuki katakan pada Kaa-san mu untuk membangunkanku"Gerutunya pelan sehingga gadis kecil terkekeh lalu kembali menusuk-nusuk pipi ayahnya. Ia sudah terbiasa melihat ayahnya ketika membuka mata yang di cari pertama adalah ibu mereka.

"Papa....."panggilnya lagi masih dengan suara imut yang membuat pria yang tertidur itu membangunkan tubuhnya setengah terpaksa. Dengan mata yang masih sulit di buka ia melihat putri kecilnya yang tertawa.

"Yuki, Tou-san akan bangun jika Yuki mau menciumku"menunjuk kearah pipinya beberapa kali, gadis kecil itu mengangguk membuat sang pemilik retina beda warna itu tersenyum senang ia sedikit menundukan tubuhnya agar memudahkan putri kecilnya untuk mencium pipinya.

Sebelum berhasil pintu kembali terbuka muncul seorang bocah yang berumur sekitar 9 tahun berdiri di sana melipat tangan dengan wajah dingin, ia memiliki surai sewarna ibunya namun di lihat dari segi manapun gen pasangan ayah-anak ini seperti fotokopi.

"Yuki berhenti memanjakan pak tua itu"

"Ren..."

"Ohayou"

Bocah bernama Ren itu berjalan lalu menggendong sang adik yang berumur 7 tahun lalu mencium pipi sang adik dengan senang.

"Nii-chan....tapi mama menyuruh Yuki untuk membangunkan papa segera, Papa akan kesekolah bersama denganku"cerita Yuki dengan semangat.

Ren mengangguk mengerti sebelum ia keluar dari kamar orang tuanya, ia melihat kembali pada sang ayah yang hendak tidur kembali.

"Tou-san, kau tak ingin Kaa-san marah karena mengingkari janjimu pada Yuki kan? Jika Kaa-san marah maka jangan menumpang di kamarku, aku tak menerima pengungsi"

Pria yang sudah berumur 30-an itu pun bangun dari tidurnya, ia tahu putranya hanya mengatakan beberapa hal yang terdengar normal namun itu hukuman mati untuk dirinya yang tak bisa tidur tanpa sang istri. Ia bahkan rela bekerja untuk membantu Naruto di kantor bersamaan dengan Shikamaru agar ia tak terlalu banyak melakukan misi, ia hanya tak bisa meninggalkan keluarga kecilnya terlalu lama.

***

"Ohayou Kaa-san/Mama"Wanita dengan rambut indigo sepinggang itu menoleh pada kedua anaknya dengan tersenyum, ia sudah menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

"Ohayou Ren-kun, Hime"sapanya dengan tersenyum, putra pertama keluarga Uchiha itu jarang tersenyum namun ia akan tersenyum begitu lebar hanya karena melihat sang ibu tersenyum tak lama sebuah ciuman mendarat ke pipi Ren dan juga Yuki membuat dua orang itu semakin tersenyum lebar.

"jadi di mana Tou-san kalian?"Tanya Hinata berkacak pinggang.

"Papa ingin mama yang membangunkannya"cerita Yuki lalu mengigit roti yang berisi telur mata sapi dan juga sosis.

SILENT TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang