Chapter 5

4.1K 364 65
                                    

^HAPPY READING^

.

.

Keadaan yang ramai tersebut tiba-tiba berubah menjadi hening ketika dua orang dengan rambut gelap tersebut memasuki restoran BBQ di mana tempat merteman-teman mereka berkumpul.

"tidak mungkin"guman Naruto tak percaya.

"apa ini mimpi? "tambah lee

Dua mata berbeda warna tersebut hanya menasang wajah datar khas dirinya.

"Sasuke.. Kau benar-benar datang? "tanya Ino tak percaya.

"Hm"balas Sasuke seadanya lalu duduk di dekat Naruto. Sedangkan Hinata lebih memilih duduk bersama timnya mengabaikan rasa heran semua orang karena dirinya berhasil membawa Sasuke.

"Hinata-chan.. Kau hebat karena bisa menyeretnya kesini"kata Sakura dengan senyum tulusnya, yang di balas Hinata dengan senyum yang sama.

Keanehan itu tak berlangsung lama karena suara melengking sih jabrik kuning.

"Baiklah...bisakah kita memulainya-ttebayo?"

Mengabaikan fenomena aneh yang terjadi pada Sasuke, Mereka lalu memulai rencana mereka mengenai hadiah pernikahan untuk Chouji. Naruto menyarankan membelikan seton keripik kentang, Kiba menyarankan membeli daging persediaan setahun sedangkan ino dan shikamaru menyarankan untuk membeli tiket hotel untuk bulan madu dan masih banyak lagi ide-ide konyol yang di sampaikan Rookie 12. Sambil bercengkarama, meminum sake, dan juga tertawa bersama.

Terkecuali Hinata yang tenggelam dalam pikirannya, ia meneguk bir yang ada di meja entah keberapa kalinya. Wajahnya mulai memerah efek alkohol namun tak juga membuatnya untuk berhenti, pikirannya melayang jauh.

Dan Sasuke lebih memilih mengamati Hinata, gadis yang tenggelam dalam dunianya. Seolah apa yang terjadi di sekitarnya tidaklah menarik. Dunia yang ia miliki hanya tentangnya, Uchiha Itachi dan kenangan-kenangan mereka. Hinata tersenyum menyedihkan sebelum kembali meneguk birnya.

Sasuke ingin mengingatkan Hinata agar tak berlebihan mengkonsumsi alkohol namun suara keributan dari teman-temannya menyamarkan suaranya.

'ia akan mabuk'guman Sasuke yang memilih fokus pada Gadis Hyuuga tersebut.

Bagaimana bisa wanita lemah itu menanggung semua hal sendirian, di tinggalkan pria yang ia cintai tanpa mau berbagi rasa sakitnya dengan orang lain. Di tinggalkan oleh kakak yang begitu ia kagumi? Bagaimana bisa tubuh kurus itu menahan semua beban yang ada? Sasuke ingin menolongnya....

"dia akan baik-baik saja"Sasuke menoleh pada suara di depannya. Nara Shikamaru, ia memainkan pamatiknya sembari menopang wajah dengan satu tangannya.

"Hinata baik-baik saja"lanjut Shikamaru dengan wajah malasnya mengabaikan keributan yang terjadi.

"Hinata memiliki seseorang yang benar-benar memperdulikannya, jadi ia pasti akan baik-baik saja"

Shikamaru tak begitu mengerti, namun terkadang surat yang ia bawa jika kembali dari misi untuk gadis itu selalu ampuh mengembalikan sedikit senyum di wajah polosnya.

Sasuke tak begitu mengerti lebih memilih kembali memandang Hinata, sepertinya pengaruh alkohol mulai bereaksi. Melihatnya wajah memerah dan tengah tertidur dan kepala ia senderkan di meja. Hinata yang dalam keadaan sadar jarang merepotkan orang lain, begitu pula dengan Hinata yang tengah berada dalam pengaruh akohol. Ia selalu tenang khas seorang Hyuuga.

"baiklah....kita semua sudah, jadi akhiri saja...kasihan pemilik restoran ini"kata Naruto yang sebenarnya sudah gatal sekali ingin mengantarkan Sakura pulang, melihat bagaimana ia menghancurkan meja di sebelahnya dan marah-marah tanpa alasan.

SILENT TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang