🍂🍂🍂
"Jimin-ssi, bau itu? Parfum tadi. Bagaimana kau bisa -- Itu, punya bau itu?" Pertanyaan pembuka penuh ragu yang dilontarkan seorang wanita, tangannya dengan lembut membelai rambut ponytail gadis kecil yang tertidur lelap dipangkuannya. Setelah ia kembali dari toilet yang ada cuma hening, semenjak Eunhyee mengeluhkan kantuknya.
"Aku sendiri juga bingung." Jawab Jimin yang sedari tadi cuma diam, menatap kosong kearah pantulan dirinya dan wanita itu dari kaca pembatas meja informasi.
"Bingung bagaimana? Jelas-jelas bau itu menempel dibajumu. Baunya harum, aku saja suka. Kau yakin--tak menyukai bau itu?" Sebenarnya apa yang ingin ditanyakan wanita ini.
"Menanyaiku seperti itu--Apa kau sedang cemburu?"
Telak. Wanita tadi mendadak bisu, matanya membulat seolah petir baru saja menyambar syarafnya. Tak berani menatap mata Park Jimin terlalu lama, maka tanpa pikir panjang ia menjawab kesal.
"Jangan bercanda!"
Your attention please.
Passengers of Korean Air on flight number KA328 to Japan. Please boarding from door A3, Thank you.Departure announcement untuk para penumpang pesawat baru saja terdengar, membuat percakapan sepasang insan dewasa terhenti begitu saja.
"Eunhyee-aa, bangun sayang! Pesawat kita akan berangkat." Panggil seorang ibu, sambil menggoyangkan badan sang putri dengan hati-hati.
Alih-alih bangun, yang dipanggil malah menyamankan posisi meringkuk menghadap perut sang ibu.
"Eunhyee-aa, ayoo bangun sayang. Kita akan terlambat, kalau..."
"Biarkan saja. Biarkan ia tidur. Saking semangatnya naik pesawat, sepertinya dia kelelahan." Sela Jimin. "Ayoo! biar ku gendong Eunhyee".
Baru mau mengulurkan tangan mengangkat Eunhyee, genggaman tangan lain menghentikan niatnya.
"Tidak Jim. Sudah cukup. Sampai disini saja. Aku bisa menggendongnya sendiri. Terimakasih sudah mau repot mengantarku dan Eunhyee. Maaf, sweatermu jadi basah begitu karena kami." Dengan cekatan Seorin berdiri menggendong Eunheyee dan menarik koper hitam bawaanya.
"Seorin-ssi, kumohon..."
"Tolong Jim! Mari berpisah disini! Jaga dirimu baik-baik. Jangan suka pulang larut, makanlah yang teratur, jangan tinggalkan kunci rumah sembarangan."
"Tapi Eunhyee?..."
"Aku yakin, kalian sudah punya waktu pamitan yang panjang. Maaf karena harus mengantarku, kau jadi ijin pulang jam dua."
Helaan napas dalam keluar dari hidung Jimin, sekuat tenaga menenangkan diri hingga ia berkata lagi.
"Baiklah kalau itu maumu. Tapi Seorin-aa. Tidak ada wanita. Tidak ada hal seperti itu. Wangi itu, wangi itu hanya wangi dari kucing -- Ahh maksudku, kemarin malam aku bertemu kucing saat perjalanan pulang, aku berhenti hanya sekedar memberinya makan dan kaosku untuk alas. Sebenarnya aku terkejut, kaos putih itu dikirim padaku paginya dalam keadaan bersih dengan bau yang terlampau wangi. Kupikir pemilik kucing sengaja mengembalikannya padaku." Cerita Jimin panjang lebar tanpa tahu fakta lain.
"Kau kenal pemiliknya?"
"Tidak, kupikir kucing itu kucing liar. Karena tadi pagi saat aku mencarinya, ia sudah tidak ada. Kaoskupun lenyap. Sempat kupikir kaosku diangkut oleh petugas kebersihan."

KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
RomanceMengenai pertemuan dan perpisahan takdir. Cinta yang tidak tahu harus diperjuangkan atau diakhiri Si Empu-nya rasa. Jika saja Sang Cinta ini dimiliki sepasang insan manusia, maka mudah bagi mereka saling berpegang untuk bertahan. Tapi sayang, Cinta...