Jihan is calling
"Tahan Raina ga boleh mengumpat" Gue bergumam sambil mengumpulkan kesabaran.
"Hal-"
"Halo sahabat! Gimana rapatnya? Seneng kan masuk acara? Cieee"
Gue langsung menjauhkan ponsel gue dari telinga setelah mendengar cicitan Jihan yang begitu pengang buat didengar.
"Kok acara sih Jih? Ish! Nyebelin amat lo jadi temen"
"Loh? Gimana dongs, itu adalah divisi terbaik, lo bisa atur-atur tuh acara ospek mau bagaimana. Asik tauuu"
"Ngga ada asik-asiknya Jihan, gue ngga bisa manajemen waktu, tenaga, dan sodara-sodaranya!"
"Santuy aja bosque. Udah deh, ntar seiring berjalannya waktu, lo bakal enjoy, chill aja chill. Eh iya, udah dapat kenalan cowok belum lo?"
"BODO AMAT JIH GUE KESEL SAMA LO!"
Semalam gue shock berat, agak alay sih, tapi emang beneran shock. Lagi asik-asiknya scroll timeline Instagram tiba-tiba muncul notifikasi pengumuman divisi panitia ospek kalau gue masuk divisi acara.
Gue sebetulnya belum paham benar divisi acara itu kerjaannya ngapain karena balik lagi, yang daftarin gue adalah Jihan. Asal banget memang Jihan itu, ngga mau diskusi atau tanya-tanya dulu gue mau masuk divisi apa.
Seandainya waktu bisa berputar kebelakang lagi, gue mau milih masuk konsumsi, lumayan kan bisa nyobain tester-tester sampe kenyang bego, jagain makanan, nguntit makanan sisa-eh ya ampun engga gitu maksudnya- kayaknya memang kerjaan yang paling enteng ya cuma konsumsi. Atau ada yang lebih enteng lagi? Keamanan misalnya, menjaga keamanan kampus dan keamanan hati doi. EAA. Oke maap gue agak baperan.
*
Sesuai info di grup WhatsApp panitia yang menginfokan bahwa hari ini ada rapat koordinasi panitia ospek, gue langsung meluncur ke tkp. Saat ini, gue lagi berjalan santai di gedung fakultas orang, padahal gue juga gatau pasti tempatnya ada dimana. Keyakinan diri yang selalu gue pegang saat menginjakkan kaki di gedung lain selain fakultas gue adalah yang penting gas dulu urusan nyasar itu nanti.
Seraya mendesah gue berpikir keras, kenapa hari ini gue jadi tiba-tiba semangat buat ikutan kepanitiaan ini? Mungkin karena ada sebuah suara dari langit yang membisikkan kata-kata bahwa inilah saatnya ku harus berubah-
To be honest, gue adalah tipe orang yang mudah puas dan nyaman sama apa yang ada sekarang, terlalu malas untuk berjalan keluar mencari pengalaman atau sekedar memperbaharui pandangan. Walaupun sebenarnya, beberapa orang bilang kalau gue adalah tipe orang yang mudah untuk beradaptasi tapi ya balik lagi, rasa malas gue ternyata yang lebih mendominasi perbandingannya 10:10000000.
Menapakkan kaki untuk keluar dari zona nyaman itu sangat menyakitkan buat gue, betul-betul tidak tertarik sama sekali untuk mencoba hal-hal baru apalagi yang namanya organisasi atau semacamnya. Sesuatu yang selalu memutar di pikiran gue adalah bahwa nanti gue harus berkenalan dengan orang baru, beradaptasi lagi dengan lingkungan baru, belajar mengerti karakter baru, atau apalah itu. Akibat dari terlalu nyaman dengan circle gue yang gini-gini aja, teman yang gue punya ya hanya itu-itu saja, hidup gue monoton dan banyak gataunya.
Oke, hari ini gue sudah meniatkan hati buat berjalan keluar dari zona nyaman. Itung-itung sebagai ajang balas dendam sama kating-kating 2 tahun lalu yang udah menyiksa gue seenaknya dengan memaksa buat bangun pagi-pagi buta dan mengerjakan penugasan. Hhh
Memberhentikan langkah kaki sejenak, gue memperhatikan satu persatu ruangan kelas yang berjajar di gedung fakultas tersebut, mencari keramaian yang bisa jadi itu adalah kumpulan para panitia ospek. Sampai mata gue menangkap sosok laki-laki jangkung tengah bersandar pada tembok sambil menatap ponselnya dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panitia Ospek!
FanfictionTentang jadi panitia ospek dan suka dukanya. "Gausah baper yang jadi panitia bukan cuma lo doang" (Kolaborasi imajinasi lokal dan NCT) ©bloomyvivi, April 2020