10

931 35 10
                                    

Rabu, 13 maret xxxx

Aurel kembali bangun dari tidur panjangnya sungguh membuahkan hasil setelah aku menunggu semalaman, dokter memeriksanya dan hasilnya cukup membuatku terkejut, Aurel sudah cukup pulih dan hanya butuh beberapa waktu pemulihan di rumah sakit.

Ia masih terlihat murung dengan kondisinya, yah meski aku sudah membujuk nya ke taman dengan sedikit memaksa tapi ia mau dan memintaku membawanya ke sana yah semoga dia lekas sembuh dengan aku di sampingnya

Kami sampai disana terlihat, taman itu begitu teduh, dengan kolam ikan di tengahnya dan tumbuhan yang beraneka ragam disana, dengan kupu-kupu yang menghiasi tempat itu meski tak banyak namun cukup indah dalam suasana menenangkan hati.

" Azrel? Kenapa kau menolongku? " Ucap aurel pelan.

" Jika ku bilang alasannya apa kau akan menerimanya? " Jawab ku pelan.

" Iya Azrel, aku tak akan bisa berterimakasih jika tahu alasannya dengan pasti. " Ucapnya dengan senyuman tipis, oh sungguh sangat manis dirimu aurel.

" Itu semua karena ak------------ " ucapan ku terpotong karena suara nya menyelaku.

" Aku mencintaimu aurel. " ucapnya sambil meraih tangan Aurel.

" Tunggu ada apa ini? Bagaimana kau bisa tau kami disini? " Pekik ku heran.

" Aku hanya di beritahu seseorang kalau kalian disini, aku datang kemari untuk memastikannya ternyata benar katanya, kau dan Aurel disini. " Ucapnya perlahan. " Apa aku boleh berbicara dengan mu Aurel sebentar saja? " Lanjutnya.

" Tidak boleh! Aurel akan segera beristirahat lagi pergilah kau! " Ucapku dengan menyentak.

" Azrel biarkan kakak mu berbicara sebentar dengan ku ya, setelah nya kau bawa aku kembali ke ruangan boleh? " Ucapnya perlahan meluluhkan ego ku yang kian meninggi.

" Baiklah hanya 10 menit kau harus istirahat aurel. " Jawab ku mengalah dan menunggu di bangku taman dekat mereka.

🌠🌠🌠

" Abrisam kau dengar kata Azrel? Waktu yang kau punya hanya 10 menit, lebih dari itu maka tak ada lagi waktu permintaan tambahan. " Ucapku pelan.

" Maafkan aku Aurel, aku tak bermaksud seperti itu padamu, kau salah paham kumohon jangan marah padaku. " Rengek Abrisam di lutut ku.

" Lantas? Kau tak sedikit pun bernegosiasi dulu dengan ku, apa kau paham? Aku ini sakit, aku tak sekuat baja yang di timpa berapa kali pun masih tetap baja Abrisam aku hanya Aurel, Aurel! " Jawab ku dengan sedikit bentakan.

" Aku paham, aku berkata seperti itu karena aku takut ayah dan ibuku curiga, kau tahu? Aku anak pertama mereka yang selalu di nilai sempurna." Ucapnya lagi dengan lemah.

" Lalu kenapa kau tak mengatakan aku kekasihmu? Atau atau asisten mu? Kenapa harus pembantu Abrisam? Kau tau? Aku telah membuka hatimu tapi kau malah membuatnya terluka kau tak paham betapa sakitnya hidupku! " Ucapku dengan penuh emosi.

" hanya itu yang terfikir oleh ku Aurel! " Bentak nya seakan keputusan final.

Aku diam di atas kursi roda ku tak bergeming karena bentakan nya yang keras, ku tahan isakan yang dari tadi ku tahan, kurasakan tangannya menyentuh pipi ku dengan gemetar, aku masih diam bergeming tanpa suara dengan rasa sakit hati yang kian bertambah.

" Aurel, ma-mafkan aku, kembali lah padaku jangan pergi lagi, kita akui ini pada orang tua ku aku, menyukaimu Aurel. " Ucapnya dengan gemetar.

Isakan yang terdengar sangat sendu benar-benar membuat kami sama-sama tersakiti dengan hubungan aneh ini, andai aku dan dirimu bertemu di saat yang berbeda mungkin aku dan kau akan bahagia bersama dan mempunyai anak Abrisam.

CRAZY LOVE [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang