15

324 23 7
                                    

Warna gelap yang tadinya mendominasi berubah menjadi sedikit terang dengan adanya cahaya yang masuk lewat celah jendela, tubuh yang sama-sama tak berbalut pakaian masih dalam posisi yang sama-sama merengkuh dalam pelukan di atas sofa itu.

Tubuh tegap dan tubuh mungil sang wanita masih sama-sama nyaman bergelut dalam mimpinya, kelopak mata sang pria perlahan terbuka dan fikiran nya perlahan mengulang kembali kejadian semalam.

" Rasya? Uh apa yang ku lakukan semalam padamu? Kepalaku sangat pening. " Ucapnya sambil melihat tubuh Rasya dalam pelukannya.

" Mnnhh, Azrel kau sudah bangun? Apa kau tak ingat apa yang kau lakukan semalam padaku? " Tanya Rasya sambil bangkit dari posisinya dan mencoba duduk di sofa itu.

" Rasya! Apa, apa aku melakukannya dengan mu? " Tanya Azrel sambil melihat tak ada sehelai benang pun di tubuhnya dan Rasya terlebih ada bercak darah.

" Iya kau melakukannya dengan ku Azrel, aku saat itu ingin pulang tapi, kau mencegahku dan membuat ku seperti ini Azrel. " Jawab Rasya dengan menundukkan kepalanya.

" Oh tidak, sialan kenapa ini bisa terjadi, aku minta maaf Rasya atas kejadian ini aku akan berusaha bertanggung jawab atas semua ini, sekarang lebih baik kau segera mandi disini lalu aku akan mengantarmu pulang. "

" Umn, baiklah Azrel pastikan kau bertanggung jawab jika tidak maka, reputasi keluarga mu akan hancur kurasa dan iya cabang perusahaan mu akan turun saham secara drastis. " Bisik Rasya.

" .... "

Skip >>>>>>>>

Tak ada suara sedikit pun di ruangan ini, hanya hampa yang terasa, tubuh wanita itu merengkuh kesakitan karena nyeri usai semalam berperang dengan dominan nya yang selalu menyerang nya tanpa henti.

Tangan mungilnya mulai menggerakkan jari-jari nya perlahan, kelopak matanya kembali terbuka, perlahan tubuhnya bangkit dari posisi merengkuhnya, dan beberapa kali mata itu berkedip menyesuaikan cahaya.

" Apa ini? Tuhan apa salah ku padamu?! Kenapa? Kenapa kau terus membiarkan ku hidup?! " Ucapnya dengan tangis yang mengiringi sesalnya.

Tangisnya pecah sejadi-jadinya, giliran nya melayang pada orang yang pertama kali menyelamatkannya, ia tak menyangka bahwa pria yang menyelamatkan nya malah berniat membunuhnya dengan sex.

Tangisan sendunya tak menyelesaikan apapun dalam kurungan besi ini, tak ada siapapun disana, hanya ada dirinya dan juga alat-alat yang membuatnya terpaksa melakukan hal yang tak pantas itu kembali.

Tubuh mungil nya mulai melangkah perlahan mendekati meja yang berisikan alat-alat berbahaya itu, jarinya perlahan menggenggam alat itu dengan gemetar.

" Baiklah, aku hanya punya satu pilihan meski itu salah tapi maaf tuhan aku sudah tak tahan lagi terimakasih telah memberiku hidup, selamat tinggal Azrel aku mencintaimu. "

Kalimat terakhir yang di ucapkan dari bibir gadis itu, menjadi mantra ajaib saat suntikan itu melaju dengan keras menghantam tubuh dimana letak jantung itu berada.

Tubuhnya mulai menjauh dari meja itu, dan tersudut di ruangan gelap sembari terduduk lemas, tangannya kembali mengeluarkan jarum suntik itu dari dadanya dan kembali menghantam nya ke bagian yang sama, hingga darah mulai mengalir keluar dari tubuhnya.

" Maafkan aku Azrel, ini cara agar aku bebas. "

Kelopak mata gadis itu pun terpejam kembali dengan tubuh yang bersimbah darah, tanpa ada siapapun disana.

>>>>>>>>>>>>

Mobil mewah itu kini terparkir dengan rapih di halangan rumah wanita itu, beberapa pelayan menyambutnya dengan ramah tentu saja karena majikan mereka baru saja pulang setelah malam tak pulang.

" Nona dan tuan silahkan duduk saya akan menyiapkan minuman. " Ucap sang pelayan memberikan sambutan.

" Tidak perlu repot-repot, saya hanya mengantarkan Rasya pulang saja, terimakasih untuk tawarannya tapi aku pergi dulu, selamat siang. "

Pria itu tak terlihat lagi raga nya maupun bayangannya, hanya tersisa jejak yang tertinggal di rumah besar itu dengan saksi yang pelayan.

" Tolong siapkan makanan ringan untuk ku bi. " Titah sang majikan sambil mendudukan dirinya di kursi.

Tangan nya mulai mengambil ponsel di dalam tasnya, jarinya mulai menekan sandi yang menjadi kunci untuk membuka ponselnya, dan ia mulai mengetik

' kita bertemu di cafe halugenose 10 menit lagi '

Pesan itu langsung di kirim pada nomor 858-9851-xxxx, pelayan pun datang dengan makanan ringan dan tambahan soda untuk majikannya yang baru saja memesan padanya.

" Terimakasih bi, silahkan lanjutkan pekerjaannya. "

Wanita itu pun mulai makan dengan tenang sambil menikmati sisa waktunya menghabiskan makanan yang di sajikan oleh pembantunya itu.

>>>>>>>>>>>>

Keluarga kecil itu sedang makan dengan sajian yang sangat banyak dalam meja makan itu, suasana yang tenang dan obrolan kecil yang mengiringinya terlihat sangat harmonis, namun tidak dengan kelengkapan anggota keluarga.

" Terus terang saja, kami begitu bangga dengan pencapaian mu karena telah memajukan perusahaan papah sekali pendirinya. "

" Mamah juga senang melihat mu maju, terlebih kau dengan umur seperti ini harus melanjutkan keturunan keluarganya Alvaro, kapan kau akan mengenalkan kami calon mu Abrisam? "

" Abrisam masih ingin fokus pada carer Abrisam saat ini, lagi pula Abrisam masih senang sendiri mah pah, kalau begitu Abrisam pergi dulu ya terimakasih sarapannya aku berangkat. "

Pintu rumah pun terbuka lebar mengiri anak pertama dari sang pengusaha bermarga Alvaro itu, hingga menyisakan dua insan yang saling menghela nafas karena melakukan putranya.

" Harus berapa lama lagi kita menunggu anak-anak kita memiliki pasangan? Atau kita ajukan perjodohan saja? Aku ingin memiliki cucu seperti teman-teman ku yang lainnya. "

" Sabar lah sayang, anak kita mewarisi sifat ku yang sedikit mementingkan carer nya, kita doakan saja semoga cepat memiliki pasangan, toh aku juga sudah ingin memiliki cucu sepertimu. "

>>>>>>>>>

Suara kicauan burung menemani suasana damai dalam cafe dengan pelengkap nya pohon-pohon rindang yang ramai bergoyang mengisyaratkan indahnya mereka.

Gadis itu tengah terduduk dengan ponsel yang terus ia lihat beberapa detik sekali, sinar cahaya yang menyorotinya hilang di gantikan dengan gelap yang membawa teduh, tubuh tegap itu dengan tak sopan nya kini duduk berhadapan dengan sang gadis.

" Kau tau? Kau terlambat 15 menit, aku membenci orang yang tak tepat waktu. " Tegasnya.

" Jadi ada apa kau memanggil ku ke sini jauh-jauh? " Tanya pria itu.

" Ini untuk mu karena telah memberi tahu informasi mengenai Azrel, tolong rahasiakan ini, dan aku akan menghubungi mu lagi jika butuh, pastikan kau tutup mulut. " Titahnya lagi seperti seorang yang diktator.

" Ternyata keluarga Oswald selalu membayar meski tak di minta, he sudah kan? Aku harus pergi lagi. "

" Tentu hanya itu saja, senang bekerja sama dengan mu Adrio. "

" Tentu saja saya juga senang bekerja sama dengan anda nona Rasya Oswald pastikan juga saya tak terlibat dalam masalah anda saya pergi. "

Dua insan itu pun saling pergi dari tempat pertemuan yang menuju tempat masing-masing yang akan mereka tuju.

' rasa sakit ini akan tiada setelah kau merasakan pembalasan dan lihat saja ini baru awal dari semua itu aurel. '

>>>>>>>>>>>> End <<<<<<<<<<<<

Maaf untuk selama ini baru bisa up dan aku minta maaf karena off lama sekali karena stuck jujur saja hehehe, oh iya jangan lupa tinggalkan jejak dengan tekan tombol vote nya ⭐
Sampai jumpa lagi
Salam manis untuk kalian semua dari
Tsun-tsun 🐣

CRAZY LOVE [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang