4| hate

887 59 0
                                    

Klek

Jihan mengerutkan keningnya malas,bibirnya mencebik kesal. Di simpannya kedua sepatu dengan asal. Tidak peduli dengan orang orang yang berada di ruangan ini mengalihkan atensi kepadanya.

"jihana"suara tegas berwibawa itu menggema di ruangan yang tiba tiba menjadi hening ini.

Tapi menurutnya, itu sungguh memuakkan.

"jihan capek pa, ngantuk"ucapnya datar sebelum berlalu dari sana.

Di tutupnya pintu dengan sekali gebrakan keras, mengundang pekikan keterkejutan keluarga besarnya.masa bodo dengan orang tuanya yang nanti pasti akan marah. Yang pasti, jihan benar benar malas.

Brak!

Pintu terbuka lagi dengan keras,menampakan rio-papanya- yang kini menatapnya dengan tajam.jihan mengeluh, tidak lama lagi pasti akan terjadi drama pertengkaran.

"jihana putri tania! Siapa yang ngajarin kamu bersikap gak sopan?"suara penuh penekanan itu membuatnya menahan napas beberapa saat.

"siapa ya? Gak tau tuh"balasnya acuh membuat rio naik pitam.

"pergi kemana kamu hah? Kabur sama anak anak gak bener itu?"rio mendekatinya.

Jihan mengeraskan rahang, mendengar teman temannya di sebut seperti itu. Dia mendongak, menatap rio dengan berani.

"gak bener apa maksud papa? Papa tau apa sih hah?"

"jauhi mereka! Kamu jadi sering membantah dan menjadi seperti ini karena mereka"

Kesal. Dia berdiri, berhadapan dengan rio.keningnya berkerut tajam tanda tak suka.

"papa tau apa?! Papa gak tau apa apa, papa gak pernah peduli, tapi papa bisa bisanya nyimpulin kalau mereka gak bener!emang papa pernah perhatiin jihan? Enggak kan. Jadi gak usah sok peduli, peduliin aja martabat sama orang orang di luar sana yang nilai keluarga kita cuma dengan sekali liat tanpa tau apa apa"

"JIHANA, BERANI KAMU NGOMONG GITU?!!"

Di bentak adalah salah satu hal yang tidak di sukainya.lagian,orang mana yang suka?

"KENAPA JIHAN HARUS GAK BERANI?!OH,PAPA GAK JAGA WIBAWA PAPA? DI LUAR-"

PLAKK!

Dia memegang pipinya yang terasa panas. Tubuhnya akan jatuh jika saja tangannya tidak berpegangan pada ranjang.

"KAMU CUMA BISA BIKIN MALU KELUARGA! DIAM DI SINI!"rio berlalu dan mengunci pintu kamarnya dari luar.

Kekehan miris keluar dari mulutnya.sialnya,air mata juga ikut lolos dari pelupuk matanya. Jihan meremas selimut yang di sentuhnya.

Kakinya melangkah cepat ke kamar mandi dan menutup pintunya segera. Di nyalakannya shower dan tubuhnya merosot bersamaan dengan air yang kini berhasil membuat tubuhnya basah kuyup.

Kemana rasa bahagia yang di rasakannya beberapa jam yang lalu?

Semudah itukah berganti rasa?

Jihan benci, benci dengan kehidupan.

***

Alam membuang sebatang rokok yang tadi di hisapnya.

Di pandangnya sebuah bangunan bertingkat di mana itu adalah tempat tinggalnya,rumahnya.pintu garasi yang terbuka setengah, menampilkan mobil asing yang baru di lihatnya.

Alam membuang napas kasar.di tendangnya pintu rumah hingga terbuka lebar. Hingga dua insan yang sedang bermesraan di sofa itu tersentak kaget.

"alam?"kata wanita dengan pakaian gaun pendeknya.

Alam berdecih jijik serta memalingkan pandangannya. Di lewatinya mereka dengan raut kebencian yang kentara.

Dia menunjukan kejijian saat wanita itu mendekatinya dan hendak menyentuhnya. Di tepisnya segera, kemudian pergi dari sana.

Langkahnya memelan di depan pintu yang terbuka sedikit. Dengan ragu-ragu,dia membukanya pelan. Matanya tertutup sejenak sebelum akhirnya dia memilih pergi dari sana sebelum menutupnya kembali.

Dirinya tidak siap. Atau mungkin saat ini, jangan dulu.

Dadanya bergemuruh mengingat wanita di bawah tadi, yang tidak lain dan tidak bukan adalah wanita yang melahirkannya. Orang yang membuatnya melihat dunia ini, bahkan hidup di sini.

Dan juga orang...yang berhasil membuatnya seperti ini.

Mempermainkan perasaan cewek cewek di luar sana yang tidak bersalah






W̫̫E̫̫!̫̫ ̫̫|̫̫|̫̫9̫̫7̫̫ ̫̫L̫̫I̫̫N̫̫E̫̫ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang