22/03/2020 Tiara POV
Hai hai hai yuk kerjasamanya yuk, Jangan lupa Vote, Comment, dan Share ke sosial media kalian. Biar aku masih bisa bertahan di panggung wattpad ini (?) See you next time...Happy reading...
***
Hari ini setelah selesai breakfast, para kontestan diminta untuk berkumpul di sebuah ruangan -seperti ruang rapat atau ruangan seminar- yang ada di hotel karantina. Kegiatan hari ini adalah pembekalan materi public speaking atau mental psikologis. Yang bertujuan untuk melatih dan membentuk kepribadian diri para kontestan Indonesian Idol menjadi calon public figure yang berkualitas.
"Welcome to The Spektakuler Show Top 15 Indonesian Idol!" sapa seorang pria berkacamata bertubuh tegap yang baru saja memasuki ruang kelas.
"Woohuuu" seru kami sambil bertepuk tangan heboh.
"Sebelumnya perkenalkan nama saya Iqbal, saya disini ditunjuk sebagai mentor untuk membentuk kepribadian kalian sebagai calon public figure. Bagaimana cara bersikap di depan kamera, bagaimana bertutur kata yang baik, bagaimana mengontrol emosi kalian di panggung, dan lain sebagainya" ujar Kak Iqbal memperkenalkan diri. "Karena sekarang kalian sudah memasuki babak Spektakuler, artinya minggu depan kalian akan berada di panggung utama. Live performance diTV dan ditonton langsung para penggemar kalian yang akan hadir di studio RCTI" Kak Iqbal memberi jeda dalam ucapannya, menatap seluruh kontestan satu per satu.
"Untuk itu, sebagai pertemuan pertama kita. Saya meminta kalian membuat sepatah dua patah kalimat perpisahan. 'Letter From The Elimination'." Kak Iqbal menulis kalimat tersebut di papan whiteboard "Jadi bayangkan jika minggu ini adalah panggung terakhir kalian, hari terakhir kalian berada bersama di karantina. Tulis apa yang akan kalian sampaikan kepada orang yang kalian sayang" jelas Kak Iqbal.
"Ya Alloh... baru aku seneng-seneng rek masuk spekta. Eh wes suruh mbayangi aku pulang wae, piye iki cok" dumel Keisya.
"Ho'oh, mana showcase kemaren aku diselamatkan judges paling terakhir pula" lanjut kak Ola.
"Yaampuuun Kak, kita baru masuk babak spekta loh. Baru seneng-seneng kemarin, masa langsung dirampas begitu saja kebahagiaan kita. Sedih banget loh aku, bentar lagi bercucuran nih air mataku" ujar Kak Lini, si gadis cantik asal pulau Dewata Bali.
Kak Iqbal hanya tersenyum menanggapi celotehan-celotehan kami. Bagaimanapun, pasti akan ada saatnya moment dimana kami semua akan berpisah. Mengambil jalan berbeda untuk menggapai impian masing-masing.
"Oh iya, setelah kalian selesai membuat tulisan 'Letter From The Elimination' nanti kalian langsung syuting di bawah bersama kru konten sinematografi. Okay" ujar Kak Iqbal mengingatkan.
"Pengen lengkap rame-rame terus sampe grandfinal" ujarku sedih.
"Nggak kelar-kelar nanti nih acara" sahut Sam yang duduk disebelahku.
"Weey kalo besok aku pulang deluan jangan lupain aku lah ya wey. Sayangnya aku wey sama kalian" ujar Kak Inun dengan logat Sulawesinya.
"Makasih ya, udah mewarnai hari-hariku di karantina, seneng kali pun aku disini ketemu sistur-sistur and brothur-brothur macem kelen" lanjut Lyodra, kontestan termuda asal Medan yang lebih akrab di sapa Lyly.
"Woy! Kenapa kalian jadi baper gini. Enjoy the moment dulu aja lah" ujar Kak Age satu-satunya peserta perempuan yang mengenakan hijab, banyak yang bilang Kak Age mirip seperti Kak Ayu, kontestan Indonesian Idol season sebelumnya. Tapi menurutku Ibu Agseisa Galuh Putri adalah the one and only kakak terbaik yang pernah aku kenal, nggak ada yang bisa menyamainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA CERITA DARI KARANTINA
ФанфикBersenang-senanglah. Karna hari ini yang akan kita rindukan. Di hari nanti, sebuah kisah klasik untuk masa depan... Mengintip kehaluan saya dan keseruan mereka Dari Karantina kita menemukan keluarga baru, persaudaraan yang kuat, saling melengkapi da...