𝙻𝙸𝙼𝙰 𝙱𝙴𝙻𝙰𝚂

1.9K 392 43
                                    

Lia terus melihat ke luar jendela bus.

Sore ini, bersama dengan Soobin, Lia menuju ke rumahnya. Hatinya sangat sakit sekali ketika mengetahui kebenaran itu. Orang yang selama ini ia sukai ternyata sudah mempunyai seorang kekasih. Apalagi kekasihnya itu adalah adik kelas yang pernah ia pinjamkan barang miliknya.

Soobin sesekali melirik Lia yang terlihat murung. Rasanya kasihan sekali saat melihat gadis itu tidak tersenyum sedikit pun hari ini.

"Lia," panggil Soobin.

"Eung," balas Lia dengan malas.

"Masih memikirkan Hyunjin?"

Lia tak menjawab. Dia malah beralih menyandarkan kepalanya pada bahu Soobin.

"Aku ingin pulang dan menangis sepuasnya," ucap Lia.

Tangan Soobin bergerak untuk mengelus kepala Lia.

"Sebentar lagi kita sampai."

Hyunjin dan Sanhee berjalan bersebelahan untuk pergi menuju rumah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin dan Sanhee berjalan bersebelahan untuk pergi menuju rumah mereka.

"Hey, kenapa kau senang sekali?" Tanya Hyunjin karena langkah Sanhee sangat riang sekali. Dan Hyunjin tau jika Sanhee melangkah seperti itu, artinya Sanhee sedang merasa sangat bahagia.

Sanhee berbalik badan, ia berjalan mundur.

Sanhee mengangguk sambil terus tersenyum. "Aku sangat senang hari ini."

"Benarkah? Karena apa?"

"Ingin tau?"

Hyunjin berpikir. "Eum, tidak. Tidak penting juga bagiku."

Sanhee cemberut, lalu menghentikan langkahnya.

Hyunjin yang melihat itu pun tertawa. Seraya melewati Sanhee, tangannya terulur untuk mengelus puncak kepala adik kesayangannya itu.

"Tidak, aku sangat ingin tau. Ceritakan cepat," ucapnya sambil berlalu begitu saja.

Sanhee tersenyum, kemudian dia berbalik badan dan berlari kecil untuk menyamai langkahnya dengan Hyunjin.

"Hari ini aku senang karena bisa menghabiskan waktu berdua lagi dengan orang yang ku suka," jelas Sanhee.

Hyunjin menoleh. "Benarkah?"

Sanhee mengangguk. "Sungguh menyenangkan!"

Sanhee memutar badannya saking bahagianya.

Hyunjin hanya bisa menggelengkan kepala.

"Oh iya." Sanhee kembali menyamai langkahnya dengan Hyunjin. "Kak Hyunjin sedang suka pada seseorang tidak?" Tanya Sanhee kemudian.

"Kenapa bertanya?"

"Ingin tau saja."

"Eum, kalau aku bilang ada, bagaimana?"

Sanhee membulatkan matanya. "Ada?"

Hyunjin terkekeh. "Tidak. Tidak. Aku sedang tidak suka siapapun."

"Kau berbohong, ya?"

"Aku? Berbohong? Tentu tidak."

"Benarkah kak Hyunjin tidak menyukai seseorang saat ini?"

Hyunjin mengangguk. "Tidak ada."

"Kak Lia?"

Hyunjin menekuk alisnya. "Lia?"

"Iya, sepertinya dia sangat senang saat bertemu kak Hyunjin. Apa kak Lia menyukai kak Hyunjin?"

"Mana aku tau."

"Jika benar suka, bagaimana?"

"Lia suka padaku?" Tanya Hyunjin memastikan.

Sanhee mengangguk.

"Eum, jika dia suka padaku..."

Sanhee siap mendengar kelanjutannya.

"Aku tidak tau harus berbuat apa."

Sanhee langsung memukul lengan Hyunjin.

"Kenapa dipukul?"

"Ish, lanjutan kalimat yang sangat-sangat-sangat tidak sesuai dengan dugaanku."

Hyunjin tertawa.

"Seharusnya kak Hyunjin itu menyukai kak Lia juga. Dia cantik, baik, dan sepertinya pintar."

"Dia memang pintar," celetuk Hyunjin.

"Kak, kau tau? Kak Lia sangat baik sekali. Dia pernah meminjamkan kardigan nya saat rok belakangku robek ketika di toko buku," jelas Sanhee.

"Benarkah?"

"Iya, baik sekali, 'kan?"

"Aku tau, maka dari itu aku menyukainya."

Sanhee langsung berdiri dan merentangkan tangannya di hadapan Hyunjin. Membuat Hyunjin berhenti melangkah.

"Kenapa?"

"Kau Hyunjin baru saja mengaku!" Tunjuk Sanhee.

"Mengaku apa?"

"Kak Hyunjin menyukai kak Lia, 'kan?"

"Tidak. Bukan begitu maksudku. Aku menyukai Lia karena dia baik seperti perkataan mu, maka dari itu aku menjadikannya teman."

Lia masuk ke kamarnya, lalu dia membuka laci meja belajarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lia masuk ke kamarnya, lalu dia membuka laci meja belajarnya. Setelah itu dia mengambil beberapa foto Hyunjin yang telah lama ia simpan.

Lalu, ia melangkah menuju balkon kamar.

"Kau— sekarang aku membencimu Hwang Hyunjin!"

Lia segera merobek foto-foto tersebut hingga menjadi hancur. Kemudian dia membuangnya ke bawah.

"Aku benci. Aku benci kau dan adik kelas itu!"

Soobin yang masih berada di halaman rumah Lia pun diam-diam tersenyum simpul saat melihat potongan foto yang berhamburan dari atas.

"Apa aku akan menang sekarang?"

















Itu fto sebenarnya HD bgt, soalnya ngambil dri Twitter :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu fto sebenarnya HD bgt, soalnya ngambil dri Twitter :(

[✓] GALAXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang