𝙳𝚄𝙰 𝙿𝚄𝙻𝚄𝙷 𝚃𝚄𝙹𝚄𝙷

1.7K 392 36
                                    

Kesalahan dalam cerita terjadi karena ketidaksengajaan.

Kesalahan dalam cerita terjadi karena ketidaksengajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masih bingung, Lia kenapa berbeda, ya sekarang?"

Sanhee menoleh pada Hyunjin yang berjalan di sebelahnya. "Aku juga tidak tau, Kak. Akhir-akhir ini aku sering terkena omelan nya kak Lia. Bahkan, kemarin saat menunggu kak Hyunjin, kak Lia datang dan menyebutku gadis genit," jelas Sanhee.

"Kau genit?"

Sanhee menunduk. Hyunjin terkekeh. Lalu tangannya menepuk puncak kepala Sanhee. "Iya, kau genit karena terlalu banyak tingkah."

Sanhee mendelik, dan dalam satu kali ia memukul lengan Hyunjin yang berada di kepalanya dengan sedikit keras. Hyunjin meringis, tapi kemudian terkekeh. "Kau kasar sekali," pungkas Hyunjin.

Sanhee memeletken lidahnya, kemudian memandang ke depan lagi. "Eoh, Kak Chani!!"

Hyunjin ikut memandang ke depan. Sementara di sana, Chani berhenti dan menoleh ke belakang. Sanhee segera berlari menghampirinya. "Aku kira siapa." Chani mengelus kepala Sanhee.

"Astaga, kenapa dua kakak sepupuku ini sangat suka sekali pada kepalaku, eung?"

Chani dan Hyunjin saling menatap, lalu tertawa.

Soobin dan Lia turun dari bus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin dan Lia turun dari bus. Namun, tiba-tiba tubuh Lia sedikit oleng saat menuruni bus. Dan...

Hap

Dengan sigap, Soobin menahan tubuh Lia yang hendak terjatuh ke samping. Keduanya saling menatap satu sama lain untuk beberapa saat. Namun, Lia akhirnya yang mengakhiri.

"Tidak apa-apa?" Tanya Soobin.

Lia mengangguk. "Tidak apa-apa."

Setelah itu, mereka segera melangkah meninggalkan halte bus. Saat berjalan di trotoar menuju sekolah, Soobin melihat Lia hanya diam dengan wajah yang sedikit murung.

"Lia," panggil Soobin.

"Eung?" Sahut Lia tanpa menoleh.

"Nanti, kau bisa pulang sendiri, kan?"

Pertanyaan Soobin membuat Lia menoleh dan mendongak. "Memangnya kenapa?" Tanya Lia.

"Mulai hari ini, aku harus latihan basket untuk pekan olahraga nanti," jawab Soobin. Lia mengangguk paham.

"Baiklah."

"Oh iya, kau... Masih memikirkan Hyunjin?"

Lia menundukkan kepalanya. "Sepertinya. Aku tidak bisa jika tidak memikirkan Hyunjin. Kenapa dia begitu jahat sekali? Aku merasa begitu sedih dan rasanya sangat sakit. Aku kira Sanhee adalah gadis yang baik dan tidak menyukai kakak kelasnya, tapi ternyata aku salah. Kakak kelas memang selalu menarik, apalagi Hyunjin."

Penjelasan Lia membuat Soobin terdiam. Entah kenapa, Soobin merasa... Bersalah karena telah membohongi Lia. Dan sepertinya, semua yang terjadi tidak membuahkan hasil, meskipun Lia patah hati tapi Lia selalu memikirkan Hyunjin. Sementara Soobin, Soobin hanya menjadi penenang Lia agar Lia tidak terlaku bersedih.

 Sementara Soobin, Soobin hanya menjadi penenang Lia agar Lia tidak terlaku bersedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau akan menonton pertandingan basket di pekan olahraga nanti?" Tanya Hana.

Sanhee mengangguk antusias. "Tentu saja, aku ingin melihat kak Soobin."

"Eyy, Soobin saja terus. Kau masih menyukainya, ya?" Bisik Hana.

Sanhee terdiam. Ia tidak bisa mengelak karena kenyatannya ia masih menyukai Soobin walaupun ia juga kembali berharap pada Beomgyu. Dengan perlahan, kepala Sanhee mengangguki pertanyaan Hana.

"Sanhee-ya."

Sanhee dan Hana menoleh. Hyuka baru saja memanggil.

"Ada apa?" Tanya Sanhee.

"Tadi aku bertemu dengan kak Beomgyu," ungkap Hyuka ketika berhenti di bangku Sanhee. Sanhee menekuk alis karena kebingungan. Untuk apa Hyuka harus melapor seperti itu padanya?

"Lalu?" Tanya Hana.

"Setelah makan siang nanti, dia ingin bertemu denganmu di rooftop sekolah. Jangan lupa."

Sanhee speechless. Hana menatap Sanhee penuh kebingungan. "Sejak kapan kau dekat dengan kak Beomgyu?"

"Eoh! Kau tidak tau jika Sanhee menyukainya?" Tanya Hyuka dengan terkejut pada Hana. Hal itu membuat Hana mendelik.

"Apa?!"

"Tidak, tidak. Hyuka tidak benar. Aku tidak menyukai kak Beomgyu," elak Sanhee.

"Jangan percaya, Sanhee itu menyukai kak Beomgyu."

Sanhee mendelik ke arah Hyuka, kemudian langsung mencubit pinggangnya. "Kau itu menyebalkan sekali!" Seru Sanhee pelan.

"Jadi... Aku harus percaya yang mana jika begini?"

Hyuka dan Sanhee menoleh pada Hana yang terlihat kebingungan.

"Jangan percaya Hyuka, aku— aku tidak menyukai kak Beomgyu."

[✓] GALAXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang