𝚃𝙸𝙶𝙰 𝙿𝚄𝙻𝚄𝙷 𝙳𝙴𝙻𝙰𝙿𝙰𝙽

1.7K 407 22
                                    

Kesalahan dalam cerita terjadi karena ketidaksengajaan.

Kesalahan dalam cerita terjadi karena ketidaksengajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir pekan. Sanhee mengayuh sepedanya untuk berolahraga pagi. Sanhee merasa sedikit punya kebebasan karena Hyunjin tidak ikut dengannya dikarenakan sedang tidak enak badan. Mungkin kecapean karena di pekan olahraga kemarin ia terlihat sangat sibuk, maklum ketua jurnalistik.

Sanhee terus mengayuh sepedanya di jalanan yang kini dipenuhi oleh daun yang berguguran. Terlihat begitu orange dan Sanhee sangat menyukainya.

Ketika sedang memperhatikan jalan, atensinya tidak sengaja tertuju pada orang yang sedang duduk di bangku sendirian dengan sepeda yang disandarkan pada pohon.

"Kak Soobin?"

Sanhee bergumam. Akhir-akhir ini ia selaku saja berdekatan dengan Soobin, tapi ia merasa senang. Seperti gravitasi, Soobin berhasil menarik Sanhee mendekat ke arahnya.

"Kak Soobin?"

Soobin mendongak dan melihat kehadiran Sanhee. "Sanhee-ya? Kau di sini?"

Sanhee mengangguk. "Aku sedang berolahraga. Ini daerah dekat tempat tinggalku, kenapa kak Soobin bisa bersepeda jauh-jauh ke sini?" Tanya Sanhee.

Soobin tersenyum. "Hanya ingin saja," balasnya kemudian.

Sanhee turun dari sepedanya. Setelah men-standarkan sepeda, ia melangkah mendekati Soobin, dan duduk di sebelah Soobin.

"Rencana kak Soobin selanjutnya apa?" Tanya Sanhee.

Soobin menggeleng lemah, kepalanya sudah tertunduk kembali. "Aku tidak tau, mungkin jika memiliki rencana lain, Lia masih tidak akan memaafkanku," jelas Soobin.

Sanhee memperhatikan Soobin dengan rasa sedih.

"Kak Soobin terlihat sangat putus asa."

"Eum... Kak Soobin."

Soobin menoleh. "Kenapa?"

"Jangan putus asa, kumohon."

Soobin terdiam setelah mendengar ucapan Sanhee. "Aku akan selalu bersamamu, membantumu sampai kak Lia memaafkanmu."

Hyunjin berjalan menuju rumah Sanhee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin berjalan menuju rumah Sanhee. Meskipun sedang tidak enak badan, ia tetap memaksakan diri untuk pergi ke rumah Sanhee karena di rumahnya orangtua Hyunjin sedang pergi bekerja.

Setelah menekan sandi rumah Sanhee, Hyunjin pun masuk. Dan ia begitu terkejut saat melihat keberadaan Soobin di dalam rumah Sanhee.

Lantas, Hyunjin berjalan menghampiri. "Kau di sini?" Tanya Hyunjin.

Soobin mengangguk.

"Eoh? Kak Hyunjin?"

Hyunjin dan Soobin menoleh. Mereka berdua melihat Sanhee yang berjalan menghampiri dengan pakaian yang cukup bagus. "Ke mana?" Tanya Hyunjin.

"Aku... Aku izin pergi bersama dengan kak Soobin, ya?"

Hyunjin menoleh kembali pada Soobin. "Kau akan membawa Sanhee ke mana?"

"Hanya pergi membeli sesuatu."

Sanhee memeluk lengan Hyunjin. "Hanya sebentar saja, ada yang harus aku beli dengan kak Soobin. Aku janji, aku akan kembali dengan keadaan baik-baik saja. Lagipula kak Hyunjin sedang sakit, kenapa ke sini?"

"Aku ingin melihatmu."

"Eo?"

"Aku akan mengantarkan Sanhee pulang nanti. Jadi, aku harap kau memberinya izin." Soobin berdiri. Hyunjin dan Sanhee menatapnya.

"Hanya sebentar saja, ingat."

Sanhee tersenyum senang. "Baiklah, hanya sebentar saja. Terima kasih."

Hyunjin tersenyum dan mengangguk.

"Ayo, Kak."

Soobin tersenyum dan mengangguk juga. Setelah itu, Sanhee berjalan mendahului keluar rumah.

"Tunggu sebentar."

Soobin yang hendak menyusul Sanhee pun mengurungkan niatnya, ia kembali melihat ke arah Hyunjin.

"Ingat ancamanku waktu itu."

[✓] GALAXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang