𝙴𝙼𝙿𝙰𝚃 𝙿𝚄𝙻𝚄𝙷 𝚃𝚄𝙹𝚄𝙷

1.8K 391 23
                                    

Kesalahan dalam cerita terjadi karena ketidaksengajaan.

"Kenapa tiba-tiba ingin pergi ke Playground dekat rumahku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa tiba-tiba ingin pergi ke Playground dekat rumahku?"

Lia menoleh pada Hyunjin yang berjalan di sebelahnya. Hyunjin tersenyum. "Aku... Hanya ingin bermain dulu," balasnya.

Lia terkekeh. "Apa-apaan, kau ini bukan anak kecil."

"Hey, aku juga butuh bermain untuk menyegarkan otakku sebelum kembali belajar dan mengisi soal di ujian nanti," jelas Hyunjin.

Lia terkekeh lagi. "Ah, baiklah, baiklah."

Mereka berdua kini tiba di taman bermain itu. Begitu melihatnya, Lia menekuk alis bingung. Dibacanya balon huruf bertuliskan namanya sendiri. "Apa? Apakah ini kejutan untukku?" Tanya Lia sambil menoleh pada Hyunjin. "Kau mengajakku ke sini karena kau memberikan kejutan?" Tanya Lia.

"Happy Birthday to you, Happy birthday to you..."

Hyunjin dan Lia sama-sama menoleh. Sanhee berjalan menghampiri sambil membawa sebuah kue yang terlihat begitu cantik. Lia tersenyum. Namun, seketika senyumnya meluntur saat melihat Soobin berjalan dibelakang Sanhee.

"Selamat ulang tahun, Kak Lia."

Lia tertawa. "Kau dan Hyunjin membuat kejutan untukku?" Tanya Lia.

Sanhee diam. Kenapa Lia mengira bahwa kak Hyunjin juga ikut dalam perencanaan?

"Ti— tidak, Kak. Ini semua kejutan dari..." Sanhee menggeser tubuhnya. "Kak Soobin."

Soobin tersenyum pada Lia. Lia diam, menatap Soobin datar. "Kau yang membuat ini untukku?" Tanya Lia.

Soobin mengangguk. "Iya. Setiap tahun aku selalu memberikan kejutan padamu, aku harap kau menyukainya dan juga... Bisa memaafkanku..."

"Untuk apa aku memaafkanmu? Aku sudah bilang, pergi jauh-jauh!"

"Lia." Hyunjin memegang kedua bahu Lia. "Jangan seperti itu," pintanya kemudian.

Lia menoleh. "Tapi, Hyunjin-ah. Dia—"

"Aku tau, tapi dia sudah meminta maaf. Lagipula ini adalah kesalahan pertamanya, kau tidak perlu bersikap berlebihan seperti ini," jelas Hyunjin.

Soobin tersenyum miris. "Tidak apa-apa jika Lia tidak memaafkanku, sebaiknya aku pergi saja seperti permintaannya," ucap Soobin.

"Kak Soobin..." Lirih Sanhee.

Soobin berbalik badan dan melangkah hendak meninggalkan taman bermain.

Lia masih diam di tempatnya. Benar. Yang dikatakan Hyunjin benar. Soobin baru saja membuat kesalahan pertamanya. Jadi, apakah ini berarti bahwa ia harus memaafkannya?

"Soobin-ah, tunggu sebentar."

Soobin menghentikan langkahnya setelah mendengar suara Lia, dan Soobin tersenyum simpul. Lia baru saja menghentikannya pergi.

Hap

Soobin tersentak karena Lia memeluknya dari belakang. "Aku— aku akan memaafkanmu, tapi berjanjilah kau tak akan membuat kesalahan lagi. Ini yang pertama dan terakhir kalinya."

Soobin tersenyum senang. Di belakang sana, Sanhee ikut merasa bahagia.

Soobin melepas tangan Lia yang melingkar di perutnya, lalu berbalik badan menghadap Lia. "Aku janji, aku tidak akan melakukan kesalahan lagi. Terima kasih." Kini giliran Soobin yang memeluk Lia.

Keduanya saling berpelukan beberapa saat.

"Kau menyiapkan semua ini..." Lia menoleh ke belakang. "... Bersama dengan Sanhee?" Lanjut Lia bertanya.

Soobin mengangguk. "Kita izin tidak sekolah hanya untuk menyiapkan ini. Dan kue itu, aku dan Sanhee yang membuatnya," ungkap Soobin.

"Benarkah?"

Soobin mengangguk.

Sanhee dan Hyunjin berjalan mendekat. "Maaf jika rasanya tidak enak, Kak," ucap Sanhee.

Lia terkekeh. "Enak tidak enak, aku tetap akan berterima kasih."

"Baiklah, kalau begitu kau harus meniup lilin dulu." Sanhee melihat Soobin, dan Soobin segera mengeluarkan korek api, lalu menyalakan lilin dengan angka 19.

Setelah menyala, Hyunjin meminta Lia untuk membuat sebuah permintaan.

"Aku harap kita selalu bahagia dan diberi banyak kejutan oleh Tuhan," ucap Lia, kemudian meniup lilinnya.

Soobin dan Hyunjin bertepuk tangan begitu lilinnya padam. "Karena hari ini aku hampir melupakan ulang tahunmu, aku akan memberi hadiah istimewa," ucap Hyunjin.

"Benarkah?"

Hyunjin mengangguk. Kemudian, didepan Soobin dan Sanhee, Hyunjin memegang kedua tangan Lia.














"Choi Lia, kau mau menjadi pacarku, tidak?"

[✓] GALAXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang