2. Itu..

50.2K 2.3K 50
                                    

Jam pelajaran terakhir pun dimulai. Mereka seluruh penghuni kelas selain guru banyak yang sudah teller. Mereka memang tidur dengan nyaman dan damai di meja masing masing. 

Tak terkecuali Aldiandra yang sudah tertidur dengan anggunnya dibawah meja dengan menjadikan tasnya sebagai bantalnya. Ia tidur dengan santai karena guru yang sedang mengajar ini meskipun dikenal killer tapi dia sangat tidak peduli dengan murid muridnya. Pak Murji namanya. 

Sampai saat Lea membangunkan Aan kerena melihat Pak Murji sudah didepan mata.

"Oyy An.... Aan bungun Pak Murji dateng nih" bisiknya sambil menggoyang goyangkan lutut Aan yang tertekuk karena posisi tidurnya. Dan sang tersangkapun masih terlelap seolah hanya memperdulikan udara yang lewat. 

"AAN KAMU MAU JADI APA NANTI KALO PAS PELAJARAN AJA MASIH TIDUR DENGAN POSISI KAYAK GINI LAGI!!!" teriak Pak Murji dengan tangan yang sudah bertengger di pinggang.

"Aduh... Pak maaf hehe saya ketiduran tadi" ringis Aldiandra ketika jidatnya kepentok meja dengan cengengesan. 

"KELUAR KAMU JANGAN MENTANG MENTANG KAMU NOMOR DUA YAH TRUS BISA SEENAKNYA"

"T-tapi mereka semua juga tidur Pak kok cuma saya yang dimarahi" protes Aldiandra sambil berdiri merapikan baju kusutnya. Langsung dipelototi oleh gurunya "MEREKA KALAU TIDUR MASIH WAJAR, LAH KAMU UDAH TIDUR DIBAWAH MEJA SAMBIL SELONJORAN PULA!!"

"I-iya pak maaf saya keluar sekarang" cicit Aldiandra dengan tundukan. 

Aan keluar kelas dengan dengan tampang yang sumringah dengan begitu ia bisa tidur sepuasnya di kamar mandi. ia jalan dengan santai menuju tempat favoritnya itu.

Lea yang melihat kejadian tersebut langsung geleng geleng kepala setiap melihat kelakuan sahabatnya ini. Sementara Leo dan Bagas tidur dengan kepala yang berada dimeja.

Saat ia sudah sampai ia buru buru masuk, menutup closet, mendudukinya dan langsung berkelana di dunia mimpinya. Sebenarnya ia tidak mau ini tapi karena kemarin begadang karena cucian yang menumpuk jadi dia memutuskan untuk melanjutkannya sampai tuntas dan berakhir dengan begadang semalaman. 

~~~

Bel sekolah sudah berbunyi tertampak seorang siswi yang keluar dari toilet sedang berjalan menuju kelasnya dengan sumringah karena sudah menutaskan mimpinya degan tenang meskipun dengan posisi tidak nyaman. Saat ia sudah berada di kelas tampak seluruh kelas yang ribut dengan masing masing temannya tersebut. 

"Woy An nanti kerja kelompok sama kita" kata Bagas seraya memasukkan buku bukunya di tas.

"Loh...loh kok bisa? Kok ndadak? Besok gak bisa?" Aldiandra melemparkan pertanyaan pada mereka bertiga dan langsung disahuti oleh Lea "Tugasnya dikumpulin besok Aaan suruh siapa tadi keluar kelas. Sama nanti lo dibonceng Bagas kita kerja kelompok di rumah Bagas"

Aan hanya mengangguk pasrah dan menerimanya dengan lapang dada. Ia segera mengirimkan pesan ke adiknya terlebih dahulu.

JUNA

P

juun nanti kakak kerja kelompok kamu jngn ngegojek dulu jagain rara aja. jm 04.30 rara hrs udah mandi tapi sebelumnya bikin susu dulu trus bajunya di rak ke3

yaudah kalo pulang lngsng pulang jngn kemana2

yahh kak kok ndadak banget 

yaudah deh tapi nanti jangan lupa oleh2nya hehe:))

iya iya nanti kakak bawain yaudah pulang gih


Selesai mengirim pesan ke Jun, Aldiandra langsung mengemasi barangnya dan langsung menuju ke rumah bagas dengan dibonceng oleh jujur Aldiandra sendiri juga takjub ketika ia dibonceng Bagas menggunakan motor matic nya sebenarnya bagas ganteng kalo gak rese yah cuma itu yang ia fikirkan saat dibonceng Bagas tapi lain hati lain mata ia sangat suka kepada Elvan bukan Bagas meskipun bagas lebih ganteng. 

~~~

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam saat Aldiandra dan teman temannya mengerjakan tugas. 

"WHEE UDAH JAM 9 DOONG. Ayo pulang yuk" teriak Aldiandra reflek karena mengetahui jam yang sudah terlalu larut untuk mendapat tumpangan umum.

"Gaaas anterin yah jam segini mana ada bemo buat pulang" rengek Aldiandra kepada Bagas dan hanya dibalas anggukan pasrah olehnya.

Karena dia tau kalau Lea akan berangkat dengan Leo karena mereka serumah. Mau tidak mau ia meminta tolong Bagas karena jika yang menjemputnya Jun maka Khiara akan sendirian. 

"Yaudah Lea pulang dulu tante assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab ibu Bagas

"Leo pulang te" 

"Iya hati hati"

"Aan pulang yah te makasih assalamualaikum" 

"Iya sama sama waalaikumsalam"

Setelah mereka semua berpamitan sambil menyalimi tangan mamanya Bagas mereka langsung berangkat. "Yaudah ma Bagas berangkat dulu mau nganterin Aan dulu"  "Iya hati hati"jawab mamanya

~~~

"UDAH GAS DISINI AJA GUE TURUNNYA" ucap Aldiandra sedikit keras karena mereka sama sama memakai helm.

"Perasaan kosan lo belum berubah jadi Dunkin' Donuts deh"

"Hehe gue mau beli donat buat yang dirumah" 

"Ohh yaudah masuk gih!" 

"Lo pulang aja deket kok kosan gue kalo disini"

"Yakin??" seru Bagas dan langsung diangguki oleh Aldiandra.

"Yaudah gue berangkat"

"Ati ati nubruk angin loh hehe" kata Aldiandra dan langsung dibalas dengan wajah datar oleh Bagas. 

Sementara Bagas sudah pergi Aldiandrapun langsung mengambil dompet dan mengeluarkan uangnya untuk membeli donat tersebut. 

"Terima kasih pesanannya" ramah kasir setelah mengembalikan sisa uang Aldiandra dan langsung dibalas senyuman olehnya. 

Saat akan melesat untuk menuju ke kosannya tiba tiba ada yang mencengkram tangannya. Seorang pria dengan jas dokter sedang mencengkramnya kuat. Dia sangat yakin bila pria itu melepaskan cengkramannya maka akan meninggalkan bekas merah. 

"NA LO TADI SAMA SIAPA NA KENAPA LO TEGA SAMA GUE!!" teriak pria yang mencengkramnya ini dan saat ia melihat wajahnya ia menemukan sosok yang selama ini menjadi rivalnya si nomor 1.

Alvaro Malendra.

"L-lo A-aro kan kok l-lo bisa disini l-lo mabuk?" tanya Aldiandra dengan nada gemetar. Ia melihat sekitar dan tidak ada siapapun yang bisa ia mintatolongi karena kawasan ini sudah sepi. 

"IKUT GUE" perintahnya sambil menarik tangan Aldiandra dan langsung memukul leher Aldiandra yang menyebabkan Aldiandra pingsan dan menyebabkan bingkisan donat di tangannya terjatuh asal. 

Hal terakhir yang Aldiandra ingat saat itu hanyalah sebuah kalimat dengan beribu makna yang merusak hidupnya

"Pesan satu kamar hotel"












Tungguin terus yah;)

Salam author

Bye bye

WHY ME! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang