8. Resepsi

32K 1.6K 27
                                    


Alvaro sudah menunjukkan batang hidungnya sejak jam 05.00 pagi ini. Maka Aldiandra, Jun, dan Khiara langsung bersiap siap.

"KAAAKK JUN MAKE BAJU APA!!" teriak heboh Jun di dalam kamarnya.

"Gak usah pake baju yang bagus di sini make seadanya aja. Mama gue udah nyiapin semuanya termasuk baju adek adek lo" jelas Alvaro menggendong Khiara. Aldiandra paham dan segera menuju sofa untuk menjawab Alvaro dengan anggukan.

Mereka berangkat dengan mobil Alvaro. Aldiandra, Jun, dan Khiara dibelakang karena posisi Khiara yang menangis dan meminta digendong Aldiandra sementara Jun membuatkan susu untuk Khiara.

'Serasa supir taksi' batin Alvaro seraya mendengar tangisan Khiara yang semakin mengencang.

Mereka kini telah sampai tapi bukan diruma sebelumnya. Hal itu membuat Aldiandra bertanya tanya.

"Eh Ro, kok rumah lo beda lagi sih?" tanya kepo Aldiandra yang menggendong Khiara.

"Yang kemaren itu rumah Oma gue dan ini rumah gue sama Mama" sementara Aldiandra hanya membentuk mulutnya seperti huruf 'o'.

ALDIANDRA POV

Bahkan ini lebih besar timbang yang kemarin. Gila sih gue gak tau seberapa kaya keluarga Malendra yang katanya semuanya dokter ini. Rumornya yah bahkan Aro sendiri dokter, tapi gue setengah setengah yah percayanya karena secara emang semua keluarganya itujadi doktr di rumah sakit Omanya sendiri.

Kita masuk dirumahnya. Ada Mamanya yang udah siap make baju ala ibu pengantin gitu. 

"Ayo Aan Mama anter buat ganti baju" ramahnya trus gandeng gue yang lagi benerin posisi Khiara.

"I-iya tan"

"Panggil Mama yah"

"Iya Ma" 

Gue dianterin di kamar yang udah ada rias pengantennya sih. Kagum banget yang udah ngerencanaain resepsi dengan waktu singkat gini. Apa lagi yah gaunnya itu loh gue sampek mengganga sendiri liatnya. Bagus banget soalnya. Simple jadi gak repot.

 Simple jadi gak repot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Selesai dandan make gaun dan lain lain gue dijemput di depan intu kamar sama Alvaro. Harus gue akuin dia ganteng parah pae setelan Jas putih putih.

"Ayo" katanya trus langsung ngandeng tangan gue. Gue dag dig dug ser lah ngeliat cowo yang gue anggap rival, digin, cuek, serta nyinyir ternyata senganteng ini. Hehe.

"Jun sama Khiara diamana?" 

"Mereka udah ada di belakang dari tadi" gue gak njawab cuma ngangguk nganggukin kepala aja lah.

Satu kata. Kicep.

Itu kata yang sekarang ngambarin diri gue. Bayangin yah acara resepsi yang gue kira bakalan tertutup eh ternyata malah banyak yang dateng. Tapi gue gak tau sih orang orang itu. So stay cool aja. 

Gue udah duduk di kursi yang emang buat tempat pengantin. Ngeliatin sekitar sambil salam sama orang yang maju juga foto foto. Gue udah berusaha buat senyum tulus sih. Tapi yah gitu kadang senyum gue keliatan terpaksa.

Grep.

Aro gandeng tangan gue, mungkin dia tau due gugup. Habis di gemgam tangan gue dia senyum tulus ke gue. Gue ngak tau maksud senyumnya apa tapi gue senyumin balik. Jadilah kita senyum senyuman di Altar.

Jepret. (anggep suara potretan yah)

Gugup banget parah berduaan sama dia di Altar kayak gina posisinya duduk sambil gandengan pula.

ALDIANDRA POV END

~~~

Acara sudah berjam jam dan sekarang bulan sudah menunjukan letaknya. Alvaro sudah pergi untuk menemui teman temannya, sedangkan Aldiandra ditinggal sendirian. 

'Jahat banget nih orang' batin Aldiandra sembari memerhatikan kedekatan Jun dengan Nasya.

"Hei!" sapanya.

"L-lea ya ampun gue ngak nyangka. T-tapi gue ngak ugundang kalian deh"

"I-iya tadi gue dibilangin Alva, maap yak tapi Bagas nih lama" Bagas yang namanya disebut kini segera menghapirinya dengan Leo disebelahnya. "Kok gue? Bukannya lo yah yang kelamaan bikin alis"

"KOK GUE!!" suara Lea kini mengeras mendengar Bagas yang menyindirnya. Leo mendengus dan segera memisahkan mereka berdua. "Udah malu maluin aja kalian"

Lea dan Bagas langsung diam seribu bahasa. Mereka tidak mau mengganggu momen ketika Leo mengusap usap rambut Aldiandra.

"Eh... Leo apa apaan sih" gugup Aldiandra dengan menjauh.

"Selamat yah gue doain yang terbaik buat lo" Leo tersenyum. Tak kuasa menahan air matanya lagi Aldiandra langsung memeluknya. 

Ia ingin berterima kasih kepadanya. Kepada Leo yang telah menjadi tempat curahan hatinya selama ini. Kepada Leo yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri.

"Udah gak boleh nangis nanti make upnya luntur haha" ejek Leo melepaskan pelukan dan tertawa renyah yang hanya dibalas pukulan pelan oleh Aldiandra.

"Padahal gue udah ngeship mereka loh, yoi gak Gas" pelan Lea mendekat ke arah Bagas. Bagas tersenyum penuh arti "Hahaha iya dulu gue udah ngeship mereka dari dulu.

Sementara itu Alvaro yang melihat mereka tersenyum penuh arti. Senyumnya ia lemparkan ke Aldiandra yang tengah bergurau. Tetapi saat ia senyum Aldiandra menoleh dan membalas senyumannya. 

Tubuh Alvaro kaku atau yang bisa dibilang bahasa gaulnya salting??.

"Lo ngak papa Al?" tanya Roni yang melihat wajah Alvaro memerah.

"Ng-ngak papa hehe"

~~~

Acara selesai pukul 21.00. Aldiandra segera masuk dan duduk dengan memejamkan matanya di sofa ia mengistirahatkan tubuhnya yang cukup lelah seharian. 

"Aan?" Nasya sgera mendudukkan dirinya di sebelah Aldiandra.

"Iya Ma?"

"Kamu tinggal di sini yah" tanya nasya.

"T-trus adek ade-

"Ngak usah ngawatirin mereka, mereka tinggal disini kok. Lagipula ada kamar kosong satu"

"B-beneran ma?" tanyanya antusias dan Nasya hanya menggangguk dan tersenyum.

"Yaudah kamu tidur yah, dikamar Alvaro. Jun ada dikamar sebelahnya. Trus kamar Mama ada di depan kamar Jun" jelas Nasya dengan mengantar Aldiandra.

Aldiandra dari tadi belum melepas bajunya. Yah menunggu Alvaro keluar dari kamar mandi. Ia merebahkan dirinya di ranjang dengan kaki yang menggantung. Menutup mata dan ingin rebahan sebentar.

"Gue udah mandi, mandi gih!" suruhnya ke Aldiandra. 

Tiga puluh menit kemudian Aldiandra sudah memakai baju biasa karena tadi perbeklan bajunya sudah ia siapkan pagi pagi bersama Jun.

"Lo tidur disana aja gue disofa" kata Alvaro menunjuk ranjang. 

Aldiandra segera merebahkan dirinya di ranjang dan tak lama kemudian matanya terlelap berkelana di dunia mimpinya.






Salam author

Bye bye


WHY ME! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang