11. Bully

26.2K 1.3K 16
                                    


Kini Aldiandra tengan menunggu Jun yang biasanya datang ke kelasnya. Karena kelas Jun berada di lantai tiga sedangkan kelas Aldiandra berada di lantai 2, otomatis Jun akan melewati kelas Aldiandra jika ingin pulang.

"Ishh Jun mana sih, biasanya gak pernah telat!" Aldiandra menggerutu dengan dirinya sendiri. Sehubung semua warga kelas sudah meninggalkan kelas maka ia terpaksa harus menunggu sendiri di kelas.

"Lea sih pulang duluan, gua jadi sendiri ish... Apa gue telfon Jun yah?" Aldiandra segera mengeluarkan ponselnya yang semula berada di saku roknya.

"Jun kamu dimana??"

"A-aduh kak maaf Jun lagi panggilan alam nihh"

"Kamu gak bilang daritadi kakak udah nunggu. Yaudah kalo udah selesai kamu langsung ke parkiran aja, kakak ambil tas mu"

"Oh.... gitu kak, yaudah lah, aku tutup yah?"

"Iyaa"

Panggilan ditutup oleh Jun, Aldiandra segera melangkahkan kakinya untuk berjalan ke kelas Jun. Ia berjalan sesekali dengan bersenandung ria.

Setelah sampai ke kelas Jun. Aldiandra segera membuka kelas itu, dan kelas kosong cuma ada tas Jun yang berada di bangku.

Saat akan menutup kelas ia merasa seperti ada yang mengikutinya. Jujur ia takut apabila yang mengikutinya itu hantu atau berbagai macam lah. Dengan cepat ia berjalan sampai saat ia hendak menyusuri tangga. Serasa seperti ada yang menjambaknya, dan yang benar saja 

"Akhhh"Aldiandra meringis ketika seseorang menjambak rambutnya keras. Ia menoleh dan ternyata benar, bahwa ia telah masuk kandang para singa.

"Ohh..... jadi ini yang namanya Aldiandra?" Ucap Dara selaku ketua geng para cabe. Dara menoleh ke arah teman temannya dan mereka pun mengangguk.

"A-apa apaan ini, lepas Dara.... sakit" bukannya melepaskan Dara malah semakin mengeratkan jambakannya ke Aldiandra. 

Dara menarik paksa rambut Aldiandra agar segera menuruni tangga, karena tepat dibawah tangga terdapat kamar mandi, jadi ia bisa leluasa untuk membuli Aldiandra. Sementara Aldiandra hanya bisa meringis, ia tidak mau membuat masalah kepada anak kepala sekolah.

Braaakk*

Tubuh Aldiandra langsung dihantamkan ke dinding oleh Dara. Teman teman Dara, (Siska, Ratna, dan Lucy) langsung melancarkan serangannya, mulai dari menceburkan muka Aldiandra ke wastafel kotor, memukul, menendang, bahkan menggunting asal rambut Aldiandra. 

"RASAIN TUH YAH, MANGKANYA JANGAN GANJEN. HAHAHA" masih dengan posisi Dara yang kakinya berada tepat di atas kepala Aldiandra, ia malah dengan bebas tertawa.

"Yuk ah serangan terakhir!!" Siska tengah bersiap menggunakan guntingnya sebagai alat bully.

Dengan tak berbelas kasihnya Siska memotong motong seragam Aldiandra. Aldiandra hanya bisa mengerang kesakitan, ia tidak mau beasiswanya terancam bila berurusan dengan mereka.

"Udah ah kalian gak kasian sama dia, udah pucet gitu" Dara berbicara dengan nada yang seolah olah dia merasa kasihan, kenyataannya tidak.

"Saska pegang tangan kanannya dan Ratna kamu tangan kiri!!"

Dara memerintahkan mereka dengan tegas. Segera mereka melakukan isi perintah. Dara telah mengambil ancang ancang akan menghantam perut Aldiandra.

"T-tolong jangan p-perut g-gue" Aldiandra memohon dengan menatap manik mata Dara.

"OHH LO NGAK PINGIN PERUT LO YANG BUNCIT INI TERSAKITI, GITU??"

Aldiandra sempat terkejut dengan penuturan Dara barusan, tapi karena tidak mau berfikir panjang Aldiandra langsung mengangguk lemah sebagai jawaban.

'Siapapun tolong gue' batin Aldiandra.

"Sorry yah tapi gue ngak bakal berbelas kasih"

Aldiandra pasrah ia harus bisa memendam rasa jengkelnya sekarang. Ia tidak tau sekarang akan bagaimana.

"Satu........Dua.....Tig--

"KALIAN SEMUA BERHENTII!!"

~~~

Elvan segera menghentikan aksi mereka. 

"KALIAN APA APAAN HAH!!" murka Elvan tepat di depan Dara. "Yahhhh ada ketua osis nihh, cabut guys"

Segera Dara dan teman temannya pergi untuk meninggalkan mereka berdua. Sementara Aldiandra menghembuskan nafas lega dan mulai merosot duduk.

"Dara, jangan mentang mentang lo anak kepala sekolah yah, lo bisa membully orang lain" masih dengan posisinya tadi Elvan berbicara, sementara Dara yang langkahnya terhenti menaikkan satu alisnya bingung.

"Yah suka suka gue dong, kan yang anak papa gue bukan elo" segera ia pergi setelah mengucapkan beberapa kata untuk Elvan.

Dara, Siska, Ratna dan Lucy sudah pergi yang kini tengah menyisahkan Elvan dan Aldiandra.

"M-mau gue bantu berdiri"

"S-seragam gue g-gimana, gamungkin gue keluar pake seragam kaya gini" Aldiandra membalikkan badannya menatap miris dengan seragamnya.

"Gue pinjemin seragam gue yah?" Elvan menawarkan seragamnya ke Aldiandra. "Beneran?". "Iyaa, gue masih pake baju lagi kok"

Segera Aldiandra masuk ke dalam bilik kamar mandi dan Elvan menunggu di luar kamar mandi.

"Udah nih hehe" ucap Aldiandra disertai cengiran khasnya.

"Kebesaran yah?"

"Iya, tapi ngak papa besok gue kembaliin dehh"

"Bentar, bentar" Elvan memasukkan tangannya ke dalam tasnya dan mengambil sweater nya. Segera ia pasangkan ke bagian depan rok Aldiandra yang robek.

~~ ~

Mereka kini tengah berjalan menuju parkiran untuk menemui Jun yang sedang menunggu Aldiandra dan menemui motor Elvan untuk Elvan bawa pulang.

"Lo tadi habis patroli yah?" tanya Aldiandra.

"Ohh iya tadi pas gue patroli kok kaya ada yang gaduh, jadi samperin lahh" jelas Elvan.

Buaghh*

"LO APAIN LAGI KAKAK GUE HAH!!" dan datanglah Jun dengan murkanya memukul Elvan.





Salam author

Bye bye



WHY ME! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang