7. Nikah?

36.6K 1.7K 10
                                    


17:43 sore

Jun pulang ke kosannya dan melihat Aldiandra yang sedang menggendong Khiara. Rasa iba menjalar diseluruh tubuh Jun karena mengetahui kakaknya mengalami penderitaan yang begitu menyakitkan sedangkan ia tidak tahu apapun.

"Assalamualaikum" 

"Waalaikumsalam, udah pulang Jun"

"Belom kak masih mangkal ditrotoar" Aldiandra hanya terkekeh ketika mendengar lawakan Jun yang tidak lucu.

"Gimana??" tanyanya dengan membenarkan posisi Khiara. Jun mendengus "Yah.. aku pukul dia lah kak??"

"Yaudah makasih udah ngewakilin kakak" masih dengan posisi berdiri Jun tersenyum tulus melihat kakaknya yang begitu hebat dalam menutupi masalah.

Aldiandra segera masuk ke kamarnya dan berniat mandi sedangkan Khiara sudah berpindah haluan di gendongan Jun.

~~~

Sore ini Alvaro ingin menemui keluarga besarnya. Ia ingin mengungkapkan semuanya. Dan ia juga ingin mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Ia pergi bersama Mamanya berjalan kaki. Bisa dibilang rumah mereka dan rumah Omanya saling berdekatan hanya berjarak delapan rumah.

"Alvaro dateng" ia mendorong pintu yang menampilkan keluarga besarnya sedang bersantai di ruang tamu.

Menampilkan beberapa anggota keluarganya disana ada Pamannya yang sedang menikmati secangkir teh, kak Indah yang sedang mengerjakan sesuatu serta ada si Akbar yang masih menduduki bangku kelas lima SD.

"Kak Alvaro udah dateng,ayo masuk tante" bukan Alvaro yang dipersilahkan masuk tapi mamanya meskipun yang membuka pintunya Alvaro. Hanya senyuman yang dilontarkan Nasya untuk keponakannya.

"A-anu aku mau ngomong sama kalian" Indah peka dan langsung menyuruh Akbar untuk masuk kamarnya. "Panggil Mama sama Oma!" titah pamannya Alvaro kepada Indah.

Tak lama kemudian Indah datang dengan mama serta omanya. Mereka kini duduk di ruang tamu dan membuat suasananya menegang akibat kedatangan Oma.

"Kamu mau bicara apa? Mau keluar dari rumah sakit? Atau gimana?" pertanyaan yang bejibun langsung ditanyakan oleh Oma. 

Alvaro menghela nafas cukup panjang untuk mengatakannya. Ia ketakutan jika harus disidang seperti ini. Segera ia menggenggam tangan Mama yang berada di sampingnya.

"M-maaf semuanya Alva u-udah berbuat kesalahan" ia menunduk. Ia terlalu takut jika mengatakannya dengan lantang.

"Alva udah hamilin cewek"

Plaakk

Sebuah tamparan keras melayang bebas dipipi Alvaro. Bukan, yang melakukannya bukan Oma, melainkan pamannya.

"Kamu mau jadi apa nanti? Kamu mau menggantikan Papamu? Jangan Al-

"Alva masuk ke kamar nenek!" potong oma tegas dan langsung berdiri pergi ke kamarnya. Alvaro beriri dan mengekori omanya.

Sampai di kamar Omanya ia duduk dilantai dengan Omanya yang duduk di tepi ranjang.

"Siapa?" tanya oma datar. 

"A-aldiandra Oma" jawabnya gugup.

"Jemput dia bawa ke sini" segera Alvaro melengos pergi menuju rumahnya. Mengambil mobil dan segera pergi ke kosan Aldiandra.

~~~

Tok Tok

Alvaro mengetuk pintu kosan yang menampilkan seorang ibu ibu yang tengah membuka pintu dengan membawa panci. Ia yakin bahwa ibu ini ialah pemilik kosan.

WHY ME! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang