Pengalaman, seharusnya bisa kita jadikan pelajaran. Pelajaran agar tak jatuh dalam jurang kesakitan yang sama. Namun, gadis naif yang selalu berpikir; tidak semua orang jahat, harus merasakan patah hati sebanyak empat kali. Seharusnya ia belajar dari pengalaman. Hatinya yang terlalu baik membuatnya terlalu buta untuk menilai seseorang.
Kwon Jisoo, putri tunggal Kwon Jiyong—pengusaha tersukses di negaranya. Ibunya, meninggal saat ia berumur lima tahun, membuat ayahnya menjadi orang tua tunggal. Sedari kecil, ia selalu dimanja namun juga dididik dengan keras oleh ayahnya. Ayahnya begitu mencintai mendiang ibunya sehingga tak memikirkan pendamping hidup baru.
Setiap harinya hanya Jiyong gunakan untuk bekerja dan memanjakan sang putri kecil yang perlahan mulai tumbuh dewasa. Jisoo tumbuh menjadi gadis cantik, lemah lembut yang begitu penyabar. Meskipun lahir di keluarga yang kaya raya, tak membuatnya memiliki sifat pongah dan sombong.
Saat berada di Junior High School, Jisoo jatuh hati pada kakak kelasnya—Park Jinyoung. Mereka menjalin hubungan beberapa bulan, sampai akhirnya Jinyoung memutuskan hubungan mereka dengan alasan; Jisoo membosankan.
Untuk yang pertama kalinya Jisoo merasakan apa yang namanya patah hati. Ia tak menyangka cinta pertamanya berakhir dengan menyedihkan. Ia hanya bisa bersabar dan sebisa mungkin menyembunyikan hal ini dari ayahnya. Ia tak ingin ayahnya tau masalah ini.
Lalu, saat berada di Senior High School, teman sekelasnya yang bernama Kim Taehyung menyatakan cinta padanya. Jisoo pun menerima Taehyung dengan senang hati, karena ia juga menyukai pemuda itu.
Namun hubungan mereka harus kandas saat Taehyung mengatakan telah jatuh hati pada gadis lain yang lebih menarik darinya. Jisoo akui, ia memang tak bisa bersolek. Tapi, tak bisakah Taehyung memberikan alasan yang lebih baik?
Sekalipun itu hanya kebohongan, setidaknya Taehyung bisa menjaga perasaannya. Tak taukah Taehyung bahwa alasan itu begitu menyakiti hati Jisoo.
Saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi, Jisoo kembali jatuh hati pada pesona seorang pemuda yang terus memberikan perhatian khusus padanya. Lee Taeyong, pangeran kampus yang begitu dipuja para kaum hawa. Tapi, lagi-lagi ia harus kecewa karena ternyata dirinya hanya dijadikan bahan taruhan.
Hatinya hancur sehancur hancurnya, lagi-lagi ia harus merasakan sakitnya patah hati. Harga dirinya telah direndahkan, ia hanya dijadikan bahan taruhan oleh Taeyong dan teman-temannya.
Yang terakhir, dan paling menyakitkan. Choi Sehun, pria pilihan ayahnya. Yang ayahnya percaya untuk menjaga dirinya. Pria yang dijodohkan dengannya. Ternyata tak kalah keparat dari yang lainnya.
Awalnya, Sehun memperlakukannya layaknya seorang putri. Ia begitu perhatian dan lembut padanya. Membuat Jisoo akhirnya kembali jatuh hati. Ia pikir, pilihan ayahnya adalah terbaik dan tak kan menyakitinya.
Nyatanya, Choi Sehun hanyalah penipu. Di malam pertama pernikahan mereka, pria itu meninggalkannya sendirian di rumah yang baru mereka huni. Saat itu Jisoo mencoba berpikir positif, mungkin Sehun ada urusan penting yang tak bisa ditinggalkan. Hari-hari berikutnya masih sama, Sehun yang biasanya bersikap lembut telah berubah sejak pernikahan mereka terlaksana. Sehun jarang pulang, mengabaikan sapaannya, tidak memakan sarapan pagi yang telah ia buat, membuatnya menunggu sampai ketiduran di sofa, dan masih banyak lagi perlakuan menyakitkan yang Jisoo terima. Sehun mengabaikannya, menganggapnya orang asing bahkan hanya angin lalu yang pria itu lewati begitu saja.
Sebulan usia pernikahan mereka, dengan tanpa beban Sehun membawa seorang wanita cantik ke dalam rumah mereka. Namanya Bae Suzy, yang Jisoo ingat wanita itu termasuk tamu undangan saat pernikahannya.
Dengan tenang Sehun memperkenalkan Bae Suzy sebagai kekasihnya, kekasihnya. Wanita yang suaminya cintai, juga wanita yang menjadi alasan Sehun menerima perjodohan mereka.
Bae Suzy, wanita itu seorang janda muda yang ditinggal pergi oleh suaminya bersama wanita lain. Bae Suzy, teman sedari kecil Choi Sehun. Bae Suzy, cinta pertama Choi Sehun. Sehun tau, keluarganya tak kan merestui hubungan mereka dengan status Suzy yang sudah janda, maka dari itu Sehun menikahi Jisoo, lalu akan menceraikannya. Setelah itu, statusnya akan duda, dan pria itu bisa menikahi wanita tercintanya.
Pintar sekali, pintar sekali pria Choi itu. Benar-benar pintar sampai Jisoo rasanya ingin menghancurkan kepala pria keparat itu.
######
Wanita muda itu menatap pantulan dirinya di dalam cermin seukuran tubuhnya. Setelah jas berwarna krem senada dengan rok pendek selutut, dan kemeja putih di dalamnya. Rambut hitam lurusnya ia ikat tinggi menjadi satu, high heels hitam yang menunjang kakinya. Wajah cantiknya ia poles dengan sederhana.
Ia sudah siap.
Langkah pertama, ia harus merubah penampilannya. Menemui ayahnya, mengatakan bahwa ia akan bergabung dengan perusahaan. Setelah itu, ia harus mencari tau kehidupan para bajingan yang pernah menyakitinya. Mencari celah untuk membalas mereka. Menghancurkan mereka satu persatu.
"Selamat datang Nona Kwon Jisoo."
Wanita itu menyeringai menatap bayangannya sendiri. Tatapannya yang biasanya lembut kini mengeras. Ini Kwon Jisoo yang baru. Yang akan membalas semua kesakitan yang pernah ia dapatkan dari mereka.
#####
Jisoo membuat sarapan, untuk dirinya sendiri. Sehun? Kheh... Pria itu tidak pernah mau memakan sarapan yang ia buat. Mulai hari ini ia tidak perlu repot-repot memasak untuk pria itu.
Suara derap langkah mendekat ke arah meja makan. Jisoo masih dengan tenang memakan sarapannya, tak ada niatan untuk menoleh. Ia sudah tau siapa yang akan datang.
"Selamat pagi," sapa seseorang yang kini berdiri di samping meja makan. Jangan berpikir itu Sehun, karena pria itu tidak akan berbasa-basi menyapa Jisoo seperti itu.
"Suzy menyapamu, seharusnya kau membalas sapaannya," tukas Sehun melihat raut kecewa Suzy saat Jisoo mengabaikannya.
Jisoo mengehentikan pergerakannya sebentar, lalu kembali melanjutkan sarapannya. Tanpa menoleh sedikitpun. Anggap saja mereka serangga pengganggu.
Sehun mengernyit tak suka, Jisoo terlihat berbeda hari ini. Wanita itu mengabaikannya. "Aku bicara padamu, Nona Kwon!"
Suzy segera mengelus lengan Sehun, mencoba menenangkan sang kekasih. "Sudah tidak apa-apa," ucapnya sembari tersenyum lembut. Meskipun sejujurnya ia sedikit kecewa, padahal ia hanya berusaha untuk berteman dengan istri Sehun. Wanita yang secara tak langsung akan menolong hubungannya dengan Sehun.
Cih... menjijikkan, umpat Jisoo dalam hati.
Selera makannya mendadak hilang melihat dua orang yang sudah membuatnya menangis semalaman. Dua orang tak tau malu yang berdiri di depannya. Jisoo berdiri, ia tak berselera meneruskan sarapannya.
"Mau ke mana kau?" tanya Sehun melihat tampilan Jisoo yang rapi dan... Berbeda hari ini.
"Apa pedulimu," jawab Jisoo dengan suara dingin yang membuat Sehun sedikit terperanjat.
Ada apa dengan gadis itu? Pikirnya.
"Kau harus masak sarapan."
Jisoo menghentikan langkahnya, ia menoleh, menatap Sehun dengan raut datar. "Aku sudah sarapan."
"Untukku dan Suzy." Sehun menatap Jisoo dengan tajam. Mencoba mengintimidasi istrinya yang biasanya selalu patuh padanya.
"Aku bukan pelayan, jika kau lupa," ujar Jisoo sebelum kembali melangkah meninggalkan pasangan tak tahu malu di belakangnya.
"Jisoo!!!" teriak Sehun murka melihat sikap Jisoo yang menyebalkan hari ini. Suzy yang sedari tadi diam mencoba menenangkan Sehun yang tengah emosi.
Jisoo terus mengumpat dan mengutuk Sehun. Biasanya, Sehun tak pernah memakan sarapan buatannya, dan sekarang? Pria itu menyuruhnya memasak untuk pria itu dan kekasihnya?
Maaf saja... Jisoo yang saat ini adalah Jisoo yang baru.
Bukan Jisoo yang bisa mereka tindas sesuka hati.
Tangan Jisoo terkepal erat, ia sudah tak sabar membalas mereka semua.
..........

KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis
FanficTerlalu sering merasakan sakit hati, membuat sisi antagonis seorang Kwon Jisoo mendominasi. Mereka, yang pernah menyakitinya akan mendapatkan balasan satu per satu. Dimulai dari Park Jinyoung, Kim Taehyung, Lee Taeyong, dan yang paling keparat Choi...