Antagonis:06

4.7K 841 351
                                    


Rencana hanya tinggal rencana. Rencana Jisoo untuk pulang tak bisa terlaksana kala sang ibu mertua menahannya. Mau bagaimana lagi, Jisoo tidak akan pernah bisa menolak permintaan Tiffany, dan disinilah akhirnya Jisoo berada; berdiri di tengah-tengah Tiffany dan Sehun sambil berbincang ringan. Ah, dan jangan lupakan sosok wanita pengganggu di samping Sehun.

Mereka berdiri melingkar, dengan posisi Tiffany berada di samping kiri Jisoo, Sehun di samping kanan Jisoo, Suzy di samping kanan Sehun—di tengah-tengah Sehun dan Tiffany. Entah kenapa, Jisoo benar-benar membenci posisi ini, di mana Sehun berdiri di tengah-tengah dirinya dan Suzy. Posisi ini seolah-olah mengejeknya, mengejek status mereka. Jisoo benar-benar benci posisi yang menegaskan garis segitiga ini.

"Jisoo, kamu sudah mengenal Suzy 'kan?" Tiffany melirik dua wanita muda cantik di sisi kiri dan kanannya bergantian. Sebelum akhirnya memusatkan perhatian pada menantunya.

Sangat! Aku sangat mengenalnya, batin Jisoo.

"Tentu, Ma. Aku sudah mengenalnya," jawab Jisoo. Tak lupa senyum merendahkan ia tujukan untuk wanita yang menjadi objek pembicaraan.

Jisoo sangat mengenalnya. Sehun sudah memperkenalkan wanita itu dengan sangat detail. Seperti apa hubungan mereka yang sesungguhnya, Jisoo sangat-sangat tau.

"Ah, baguslah. Dia sahabat Sehun dari kecil yang sudah Mama anggap sebagai putri sendiri." Tiffany terlihat begitu antusias. Ia senang menantu dan sahabat putranya sudah saling mengenal. Ia berharap dua wanita yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri itu bisa berteman akrab.

Senyum Jisoo semakin lebar. "Iya, aku sudah tau tentang persahabatan mereka." Terselip nada sindiran dalam kalimat yang ia ucapkan. Namun, Tiffany tentu tidak menyadarinya. Hanya Sehun dan Suzy yang sadar akan sindiran itu. Terlalu bodoh jika mereka tidak menyadarinya. Namun, dalam hati Jisoo tersenyum miris melihat binar bahagia dari sorot mata sang mertua. Kenapa wanita sebaik Tiffany memiliki anak sebangsat Sehun? Akan sekecewa apa ibu mertuanya jika tau kelakuan putranya?

"Mama harap akan segera mendapatkan cucu secepatnya." Kalimat yang selalu diucapkan oleh seorang ibu kepada anak dan menantunya, kini meluncur dari bibir Tiffany.

"Ukhuk ...."

"Suzy, kau tidak apa-apa?" Sehun yang sedari tadi diam segera menyentuh bahu Suzy. Khawatir pada wanitanya yang tersedak minuman mendengar kalimat ibu Sehun. Wajar saja bila Suzy kaget sampai tersedak, Sehun saja sangat terkejut dengan kalimat itu.

"Suzy, kau kenapa, Nak?" Tiffany menatap Suzy dengan sorot khawatir.

"Tidak apa-apa, Bi," jawabnya saat batuknya reda. Sebisa mungkin menampilkan senyum manis.

Jisoo berdecak dalam hati, mencibir drama kecil di hadapannya. Anak? Tidur bersama saja tidak pernah. Bagaimana memiliki anak. Oh, jangan berpikir Jisoo ingin memiliki anak dengan Sehun. Bila dulu memang iya, tapi sekarang? Jisoo tak sudi memiliki anak dari pria tukang selingkuh. Ia menatap wajah sang mertua dengan senyum malu-malu. "Kami sedang mengusahakannya, Ma," katanya yang berhasil menarik perhatian Tiffany.

"Benarkah?" Perhatian Tiffany kembali berpusat pada Jisoo.

"Tentu."

"Apa Sehun hebat di ranjang?" Entah sadar atau tidak Tiffany menanyakan hal yang cukup pribadi.

Okay, pertanyaan ini sudah masuk dalam pertanyaan dewasa. Tapi Jisoo tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melukai harga diri dua orang yang sudah melukai harga dirinya.

"Menurutmu bagaimana, Suzy." Senyum malu-malu dan wajah polos Jisoo tampilkan. Berlagak seperti wanita pemalu yang salah tingkah mendapatkan pertanyaan seperti itu.

AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang