Antagonis: 03

4.9K 829 304
                                    

"Apakah saya  membuat Nona Kwon ini menunggu lama?" Pria tampan itu membungkuk, mengambil tangan Jisoo; mengecupnya sambil tersenyum manis.

"Tck." Jisoo memutar bola mata malas.

"Kau lebih manis seperti dulu, tapi," mengamati penampilan Jisoo yang terlihat jauh berbeda, "lebih menggairahkan dengan begini." Tersenyum nakal dan hendak mencium pipi Jisoo sebelum Jisoo menatapnya dengan tajam.

"Jaga sikapmu, Jung!" hardik Jisoo, jengah dengan sikap Jaehyun yang tak pernah berubah—begitu menyebalkan.

"Ah, kau terlihat lebih menantang sekarang, Sayang."

Jisoo mendelik tak suka. "Aku menghubungimu bukan untuk mendengar rayuan busukmu, Jung!"

Mata Jaehyun berbinar, seolah baru saja melihat sesuatu yang menakjubkan. "Apa yang membuatmu berubah seperti ini, Sayang?" tanyanya sambil menempati kursi di depan Jisoo.

Matanya tak henti menatap penuh kagum sosok Jisoo. Dari dulu Jaehyun begitu memuja Jisoo. Melihat Jisoo berubah seperti ini, bukannya berkurang, rasa suka Jaehyun malah semakin bertambah untuk Jisoo.

Jisoo yang manis dan Jisoo yang angkuh, bagi Jaehyun sama; sama-sama menggemaskan.

"Park Jinyoung, Kim Taehyung, Lee Taeyong." Tiga nama itu meluncur dari bibir mungil Jisoo. Mengabaikan pertanyaan Jaehyun sebelumnya, ia tak berminat berbasa-basi dengan si perayu di depannya ini.

"Oh, Ya Tuhan! Sayang. Kau membuatku meninggalkan pekerjaanku hanya untuk ini?" Jaehyun menggeleng tak percaya. Otaknya yang cerdas tentu tau maksud Jisoo, tanpa perlu banyak berkata.

Jisoo menghubunginya lebih dulu adalah suatu keajaiban dunia. Tanpa banyak berpikir, Jaehyun langsung bergegas menuju tempat yang sudah Jisoo tentukan.

Tapi apa?

Ternyata Jisoo hanya menyuruhnya mengumpulkan data para mantan Jisoo?

Apa Jisoo bercanda?

Jisoo mengernyit tak suka, melihat respon berlebihan Jaehyun yang terlalu mendrama.

"Terserah," tukas Jisoo, "aku bisa meminta bantuan Chanyeol atau Kris." Mengedikkan bahu, menyesap kopi pesanannya dengan gerakan anggun.

"Ayolah, kau tau aku tidak menyukai bersaing dengan mereka—"

"Atau kau takut kalau saing dengan mereka?" ejek Jisoo sebelum kembali menyesap kopi yang mulai menghangat.

Mata Jaehyun tak lepas dari semua pergerakan Jisoo, terlebih saat bibir merah itu menyentuh tepi cangkir.

"Jaga pandanganmu! Aku sudah menikah, jika kau lupa." Meletakkan kopi di meja, lalu mendelik tajam ke arah Jaehyun.

"Aku tidak takut bersaing dengan siapapun, dan..." Sengaja menggantung kalimatnya untuk memancing emosi Jisoo. "Bae Suzy?" Sudut bibirnya tertarik melihat Jisoo yang kini mendengus tak senang.

Lagi-lagi Jisoo menatap tajam pada pria itu. Terkadang, berhadapan dengan seseorang yang kelewat pintar itu menyebalkan, Jaehyun contohnya.

Tatapan tajam Jisoo tidaklah berarti apa-apa untuk Jaehyun. Pria tampan itu malah menyunggingkan senyum menawan sekarang. "Makan malam romantis?" tawarnya sambil meninggikan satu alis.

Menurunkan kaki kiri yang bertumpu pada kaki kanan, meraih tas tangannya di atas meja. "Aku tunggu besok pagi di meja kerjaku," ucap Jisoo sambil berlalu dari hadapan Jaehyun.

Jaehyun menyeringai senang. Entah apa yang membuat Jisoo berubah seperti ini, Jaehyun tak peduli. Hatinya akan tetap menjadi milik Jisoo.

Mungkin ini ada hubungannya dengan pernikahan gadis tercintanya itu. Tapi, bukankah ini bagus? Artinya Jaehyun masih memiliki kesempatan untuk memiliki Jisoo, 'kan?

AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang