Suara ketukan heels dan lantai marmer menggema di koridor kantor yang mendadak hening. Di setiap langkah yang wanita muda itu ambil mengundang perhatian seluruh karyawan perusahaan. Mereka semua serempak berbaris dan menunduk hormat saat menantu pemilik perusahaan melewati mereka dengan langkah tegap dan dagu terangkat.
Kesan anggun dan lemah lembut yang biasanya melekat pada sosok wanita muda itu hilang entah kemana. Berganti menjadi aura angkuh dan tegas yang terlihat asing. Tatapan matanya yang biasanya lembut kini terkesan tajam dan dingin. Membuat mereka sedikit bergidik merasakannya.
Langkahnya terhenti di depan pintu ganda bercat cokelat di ruangan paling ujung. Dibukanya pintu dengan perlahan membuat semua pasang mata di dalamnya menatapnya kaget bercampur penasaran. Memasuki ruangan yang berisi para petinggi dari berbagai perusahaan besar di Negaranya dengan langkah mantap tanpa keraguan. Meskipun ia akan menghadapi jajaran orang-orang penting di Negaranya. Orang-orang yang mengendalikan perekonomian Negara.
"Selamat siang," sapanya sambil menatap satu persatu wajah-wajah penasaran mereka. Mengambil tempat di kursi tunggal. Menandakan dia adalah pemimpin rapat kali ini.
Tersenyum penuh kemenangan melihat raut bingung sang suami juga salah satu pengisi kursi di barisan kiri. Ia berkata, "Saya putri dari Kwon Jiyong yang akan menggantikan posisi beliau pada rapat kali ini." Mendudukkan diri di kursi yang tersedia. Mengenakan kacamata yang membuat kesan bossy semakin melekat dalam dirinya. Membuka berkas yang ia bawa. "Rapat dimulai." Kalimat yang menyadarkan keterpakuan orang-orang di sana.
Wajah Sehun memias. Bisik-bisik dari para relasi yang diam-diam meliriknya membuatnya terluka. Demi Tuhan! Ini adalah rapat bulanan yang begitu penting. Rapat para pemimpin perusahaan besar yang ada di Korea Selatan. Rapat yang membahas kerja sama antar perusahaan raksasa. Kerja sama yang dipimpin oleh pemilik perusahaan terbesar di Korea Selatan. Kwon Jiyong—mertuanya. Namun, sekarang bukan mertuanya yang duduk di kursi utama. Melainkan putri dari Kwon Jiyong yang tak lain adalah istrinya.
Ini penghinaan!
Terlihat dengan jelas dalam rapat ini posisi Jisoo lebih tinggi darinya. Sialan! Ini benar-benar penghinaan besar. Di mana ia berada dalam rapat yang dipimpin oleh istrinya sendiri. Istrinya. Sendiri.
Mau ditaruh di mana wajahnya?
Harga dirinya sebagai seorang suami benar-benar direndahkan saat ini. Tangan Sehun terkepal. Terlebih saat dia menangkap tatapan merendahkan yang samar Jisoo lemparkan untuknya.
#####
"Apa-apaan kau!"
Jisoo menghentikan pergerakan yang sedang membereskan beberapa berkas di meja. Melirik sebentar ke seluruh penjuru ruangan rapat yang sudah kosong. Menyisakan dirinya dengan pria keparat yang sialannya berstatus suaminya. Melepaskan kaca mata. Mengibaskan rambut panjang yang ia kuncir satu dengan gerakan anggun.
"Ada masalah?" tanyanya tenang sambil bersedekap dada. Bersandar pada tepian meja. Mengangkat satu alis memandang wajah Sehun yang mengeras.
"Kau sengaja ingin mempermalukanku?" Sehun menyentak lengan Jisoo dengan kasar.
"Tidak," jawabnya kelewat cepat sambil menepis tangan Sehun agar terlepas dari lengannya.
"Kenapa kau tidak meminta izinku untuk bekerja!" Nada marah sangat kentara dari suaranya.
Jisoo mengerutkan dahi. "Kenapa aku harus meminta izin?"
"Kau istriku jika kau lupa, Bodoh!" Sorot mata Sehun menggelap. Di tatapnya tajam wajah Jisoo yang terlihat tidak gentar sama sekali. Benar-benar menyebalkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/217744400-288-k921557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis
FanfictionTerlalu sering merasakan sakit hati, membuat sisi antagonis seorang Kwon Jisoo mendominasi. Mereka, yang pernah menyakitinya akan mendapatkan balasan satu per satu. Dimulai dari Park Jinyoung, Kim Taehyung, Lee Taeyong, dan yang paling keparat Choi...