HAN

189 37 0
                                    

Malam semakin larut. Bulan setengah lingkaran yang terbit dari timur kini berada diatas kepala mereka. Bimasakti menampakkan keindahannya karena langit kala itu bersih tak berawan. Para pemimpin menghabiskan malam saling berbagi cerita tentang kehidupan klan masing-masing. Tentang bagaimana dinginnya kehidupan di Draecorona dengan badai salju tahunan yang menyerang, tentang peran seorang Command of Beast, tentang mendapatkan kepercayaan dari orang-orang, hingga petualangan mengelilingi samudra luas. Tak lupa Cyari bercerita tentang bagaimana muridnya, Peter Han menjadi seorang Guardian of Chaldene;

Seperti yang ia ceritakan sebelumnya Cyari senang berkeliling di Chaldene. Satu desa ke desa lain, kota ke kota lain, menyuburkan ladang.. membawa hujan, menerangi kota.. ia tak pernah lelah menebar kebaikan. Namun suatu hari, Cyari melihat seorang anak manusia duduk termenung sendirian di pinggir danau. Sang unicorn menghampiri anak itu dan menyapanya.

 Sang unicorn menghampiri anak itu dan menyapanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lakukan disini nak.. bukankah ini jam sekolah? Bagaimana kalau guru atau teman-temanmu mencarimu..??"

Seorang anak berambut cokelat gelap dengan warna bola mata serupa. Dari penampilannya Ia Nampak dari keluarga yang cukup berada. Kulitnya cerah dan bersih. Entah apa yang membuat anak itu termenung sendirian di pinggir danau yang sepi.

"Aku.. tidak suka sekolah. Aku tidak suka dikelilingi banyak orang. Dipaksa mempelajari pelajaran yang tidak ku minati. Aku sudah sering dihukum kok. Jadi aku tidak peduli lagi.." jawabnya lesu.

"Nak.. belajar itu penting. Kau masih sangat muda. Kau harus mendapatkan ilmu jika ingin menjelajahi dunia dan seisinya.. juga untuk menemukan jati dirimu.."

"Tapi.. tapi.. aku tidak suka pelajaran di sekolah. Semuanya memuakkan. Aku tidak merasa mempelajari apapun di sekolah. Aku suka pelajaran seni dan musik sih.. tapi matematika dan sains.. aahh.. pusing" setelah mengeluh sambil mengacak-acak rambutnya anak itu lalu membaringkan diri di rerumputan hijau di pinggir danau.

"Aku.. lebih suka menikmati saat-saat aku.. hanya aku sendiri. Seperti saat ini.. hanya memandang danau yang luas dan tenang. Membayangkan ketika aku dewasa dan sudah diperbolehkan mengambil keputusanku sendiri.. aku ingin bebas.." sambungnya sambil menatap awan yang mengambang di langit. Tangan kanannya mengangkat seolah meraih udara, membayangkan dirinya menggapai cita-cita di langit sana.

"siapa namamu nak?"

"Peter.. dari keluarga Han.. apa Unicorn juga punya nama?"

"tentu saja.. namaku Cyari, salam kenal ya nak Han"

"oh?.. tidak apa-apa kalau hanya ku panggil Cyari?"

"tentu saja, kau mau panggil aku Pak? Bu? Tuan? Nyonya? Kami tak punya perbedaan jantan dan betina kok.."

"hoo.."

"Baiklah Han, kurasa aku mengerti permasalahanmu.." Cyari lalu menekuk kaki-kakinya dan berlutut di hadapan Peter muda.

"Kalau begitu.. apa kau tertarik untuk mempelajari 'sihir' denganku?" tanya Unicorn itu dengan tanduk yang memercikkan cahaya.

Mata Peter berbinar. Ia tidak menyangka sang Unicorn akan menawarkan sesuatu yang sangat menarik. Sihir katanya? Yang pakai mantra dan energi Magia itu?

STRAY KIDS-Enn Vassili | Start Line: THE ALICORN QUESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang