hari pernikahan

27 4 5
                                    

Lamaran sudah dilaksanakan dua Minggu yang lalu kini tibalah hari yang ditunggu tunggu oleh bang raihan,ya itu adalah hari pernikahannya,oiya sebenarnya hubungan Zuhra dan bang Raihan ini tidak terjalin hubungan darah ,hanya hubungan persahabatan antara orang tua bang Raihan dan ayahnya Zuhra,mereka adalah rekan bisnis ayahnya Zuhra.tetapi walaupun hanya hubungan persahabatan,zuhra dan Raihan sudah seperti layaknya saudara kandung, karena saat orang tua Zuhra berpisah,raihanlah yang berdiri di samping gadis kecil itu dan merangkulnya untuk
menghadapi kejamnya dunia.

"Ciee,udah jadi pengantin.nanti jangan lupain Zuhra ya bang,kalo abang lupain Zuhra,zuhra curhat sama siapa,habis itu siapa yang antar jemput Zuhra kuliah,siapa juga yang merangkul Zuhra kalo Abang gak ada?"ucap Zuhra panjang lebar dan tak terasa air matanya jatuh.

"Zuhra,Abang ini mau nikah bukan meninggal kali, Abang akan terus melindungi kamu dan tetap jadi tempat kamu menumpahkan segala isi hati kamu,jadi gak usah khawatir,lagian kan ada bibi,akbar juga ada kan nanti Abang suruh dia untuk buat kamu tetap tersenyum ha-ha-ha"ucap bang Raihan menggoda Zuhra yang tadinya mendengar kalimat awal bang Raihan langsung tersedu sedu menangis dan ketika mendengar kalimat akhir yang membuatnya memukul tangan lelaki kekar itu.

"Iiiiiiih,apaan si,zuhra gak mau bahas itu"ucap Zuhra dengan pipi yang memerah.
"Gak mau bahas si gak mau bahas tapi liat tu pipi kamu memerah,hahahahahaha"sambung bang Raihan.

"Ih,udah ah bahas lain aja. Oiya bang nanti kalo udah punya anak ingat ya bang kalo lagi ada masalah sama kakak ipar langsung di tuntasin dan jangan pernah menyebut kata talak,karena kata itu tidak akan bisa di tarik kembali jika sudah terucap,ingat tu bang sayang kan anak Abang,nanti sedih kayak aku,beruntung jika dia mendapat kan orang seperti Abang kalo gak gimana bahaya bang"jelas Zahra yang tak terasa air mata yang tumpah di pipinya yang mulus itu.

"Insyaallah gak akan Zuhra ,kamu doakan saja yang terbaik ya"
"Iya bang pasti"
"Yaudah Zuhra mau ketemu kakak ipar dulu ya bang hehehe"
"Yaudah sana pergi jangan gangguin dia ya"
"Ciee,yang gak mau istri nya di ganggu orang lain,hahaha yaudah assalamualaikum".

"Waalaikumsalam"jawab bang Raihan sembari menggeleng kan kepalanya.
"Assalamualaikum,kak indah,gimana udah siap belom jadi kakak ipar Zuhra?"tanya Zuhra menggoda.
"Waalaikumsalam,hmmm siap gak ya?gak tau deh siap apa nggak"jawab indah yaitu calon istri Raihan.

"Harus siap dong kak, oiya kakak harus janji ya sama Zuhra"
"Janji apa?"
"Kakak harus janji, kakak harus selalu membahagiakan bang Raihan dan kalo kalian udah punya anak, harus selalu menjaga hati anak kalian ,jangan sampai dia tau kalo kalian berdua lagi marahan apalagi sampai berpisah itu sungguh sakit kak ,jangankan untuk kalian berdua ,hati seorang anak akan lebih sakit jika melihat orang tua mereka harus berpisah"ucap Zuhra yang lagi lagi ditambah dengan air mata yang mengalir.

Indah langsung menarik Zuhra dalam pelukannya dan mengusap ujung kepalanya dengan kasih sayang nya.
"Udah udah sekarang bukan waktunya untuk nangis sekarang adalah hari yang bahagia jadi tersenyum lah"hibur bibi yang dari tadi rupanya berada di balik pintu.
"Hahahaha,maaf ya kak udah jadiin kakak nangis jdi luntur deh make upnya sini biar Zuhra polesin lagi".

"Sahhhh"
Terdengar suara gemuruh yang mengisi satu rumah itu. Zuhra dan bunda yang tak lain adalah ibunya kak indah mengantar kak indah ke bawah untuk mempersatukan dua mempelai yang mungkin sudah lama menunggu untuk saling bertatap muka satu sama lain.

"Selamat ya bang ,kak ,semoga sakinah mawadah warahmah ya,ingat pesan Zuhra ya"
"Iya cerewet"jawab bang Raihan sambil mencubit ujung hidung Zuhra yang mancung.

Akhirnya pernikahan itupun selesai kini sudah pukul 08.00 malam seluruh tamu sudah pulang,karena akad yang dilaksanakan pagi dan walimah yang dilaksanakan siang.
"Bang,kak,bunda,om,umi,abi Zuhra pulang dulu ya,assalamualaikum.ayo bi"pamit Zuhra.

"Iya ,hati hati ya sayang"ucap bunda mencium kening Zuhra yang akan pulang.
"Salam buat ayah ya nak" sambung umi.
"Hati hati Ra ,sama cepat nyusul ya"tambah bang Raihan dan kak indah.
"Iih apaan si,zuhra kan mau kuliah sama kerja dulu"jawab Zuhra mengernyit kan alis nya.
"

Yaudah buk pak kami pamit dulu"ucap bibi

Takdir Yang Tak Dapat Di ElakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang