penjelasan

16 3 0
                                    

Kriingg... kriingg
Jam Zuhra menunjukkan pukul 04.00 pagi, ia mematikan alarm nya dan kembali ke posisi awalnya yang duduk di sudut dinding seperti orang yang sangat kecewa, ya dia memang tidak tidur dari tadi malam karena masalah itu,padahal dia sudah sangatlah lelah karena perjalanan nya menuju Banda Aceh. Saat ia duduk ke posisi awalnya itu tiba tiba terdengar suara teriak dari bawah,zuhra yang mendengar nya tersentak kaget,ia langsung memeriksa apa yang terjadi di bawah, ia melihat sosok lelaki paruh baya yang sedang berteriak.
"Dimanaaa Sandraaaa!!!!".teriak pak ridho yang seperti nya emosinya yang memuncak. Tiba tiba saat Zuhra ingin mendekati ayahnya itu,bibi sudah ada dibelakang Zuhra dan mencegah nya untuk mendekati ayahnya yang sedang mengamuk.
"Jangan Zuhra,biarkan bapak tenang dulu,nanti kamu terluka"
"Tapi bi.."belum sempat zuhra menjawab bibi langsung menarik tangan Zuhra dan membawanya ke dapur. Pak ridho memang sering sekali Berteriak seperti itu akhir akhir ini, seperti orang yang tidak punya kedamaian dalam dirinya.
"Zuhra, bapak akhir akhir ini memang seperti itu,membawa pulang banyak perempuan yang berbeda setiap harinya ,semenjak kamu pergi kkn, hal ini selalu berulang"jelas bibi.
"Kenapa bibi gak kasih tau Zuhra?dan biasanya kapan ayah akan reda marahnya?".tanya Zuhra.
"Bibi gak kasih tau karena bibi gak mau Zuhra kecewa ,dan hal yang sudah bertahun tahun dilupakan kini terulang kembali,bibi gak mau rumah ini sunyi dan tidak terdengar suara tertawa sama sekali"
"Bibiiii"ucap Zuhra sambil memeluk bibi nya yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri itu.
"Bi,bibi belum jawab pertanyaan Zuhra yang kedua tadi"
"Bapak biasa reda kemarahan nya saat ia habis mandi, biasanya setelah ia marah dan berteriak, ia naik keatas dan mandi, kemudian berangkat ke kantor seperti biasanya."
"Ooo, oke.terus perempuan tadi malam mana bi?"
"Dia masih tidur di kamar tamu".
"Oo,yaudah bi,kalo ayah mau ke kantor cegah dan bilang kalo Zuhra mau ngomong"
"Iya Zuhra"jawab bibi singkat.
"Zuhra naik ke atas dulu bi"ucap Zuhra.
"Iya",lagi lagi jawab bibi singkat.
Saat Zuhra ingin naik ke lantai atas,tidak ditemukan ayahnya itu dan ia pun berfikir mungkin ayahnya sedang berada di kamarnya.lalu Zuhra pun masuk kedalam kamar nya dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap shalat subuh, dan ia teringat bahwa ia tidak sempat melakukan shalat tahajjud. Setelah ia salam, ia mendengar suara wanita paruh baya yang memanggil nya, yang tak lain adalah bibi.
Ia kemudian langsung melipat mukenanya dan langsung turun kebawah, kini hatinya yang tadinya begitu tidak terarah menjadi damai setelah shalat subuh yang ia kerjakan.
Sewaktu ia turun kebawah sudah di lihatnya semua orang berkumpul ada bibi,ayahnya,dan wanita yang tadi malam ia lihat bersama ayahnya.
"Ada apa Zuhra?,ayah sudah terlambat menuju kantor ini,cepatlah bicara"ucap pak ridho.
"Ayah, duduklah dulu,mari kita bicarakan secara damai" jawab Zuhra dengan santai.
Kemudian ayahnya menurut dan menanyakan lagi apakah yang ingin zuhra bicarakan dengannya.
"Baik ayah, kenapa ayah membawa perempuan yang bukan mahram masuk kedalam rumah kita, dan membawa minuman keras dan meminumnya,apa ayah tidak takut dosa?apakah ayah sudah tidak takut lagi dengan Allah?"tanya zuhra.
"Apa maksudmu tanya seperti itu kepada ayah,jaga sopan santun mu Zuhra"jawab pak ridho menaiki volume suaranya sedikit.
"Ayah, membawa perempuan yang bukan mahram ke rumah apa lagi kedalam kamar dengan kondisi rumah sepi dan pakaian wanita yang tidak menutupi auratnya itu adalah perbuatan zina, bukannya ayah paham itu, apalagi ayah sudah meminum minuman keras seperti itu, itu adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah,ayah.sadarlah"jelas Zuhra dengan nada yang lembut tetapi sedikit di perjelas.
"Dengar Zuhra,jangan mengikut campuri urusan ayah,urus saja kuliah mu itu dan jangan mencoba menasehati ayah" teriak pak ridho yang membuat suasana menjadi hening.
Dan juga Zuhra dan bibi terkejut saat wanita yang tidak mereka kenal itu mendekati pak ridho dan mengelus elus pundaknya seraya mengatakan"sabaar ya sayang,gak usah di pedulikan orang seperti itu"kata wanita itu sambil menggoda pak ridho.
"Ayaaahhh, cukuuup.istighfar yah istighfar"Zuhra mengingatkan ayahnya itu yang sudah mulai keterlaluan, bukannya mendapat sambutan baik dari ayahnya itu, pak ridho malah menampar Zuhra dan mengatakan" dengar zuhra,gak usah sok menasehati saya,seharusnya kamu itu bersyukur kamu sudah saya jaga dan saya beri kamu tempat tinggal yang layak, kamu itu di buang oleh ibu kamu,tetapi aku yang  tidak tega melihatnya, merawatmu dan mengasihi mu,kamu itu harusnya berterima kasih sama saya, ini malah kamu sok menasehati saya, jika kamu tidak ingin melihat saya bebas seperti ini silakan pergi dari rumah ini dan seluruh fasilitas yang saya berikan padamu harus kamu kembalika"teriak pak ridho yang sudah kehilangan kesabarannya.
Zuhra yang mendengar itu langsung terduduk dilantai dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti, sedangkan Pak ridho sama sekali tidak merasa bersalah bahkan langsung pergi dan membawa wanita itu bersamanya.

Takdir Yang Tak Dapat Di ElakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang